23. Berakhir dengan Epilog

33 3 0
                                    

Dia sudah benar-benar kembali, berada di Kota Garut. Dia pergi ke Caffè Parlare setelah empat hari mengurung diri di rumah atas permintaan ibunya yang masih merasa khawatir. Motor yang ditumpanginya mengaspal cepat di jalanan yang renggang, berbeda dengan jalanan Ibukota. Motornya terparkir di depan Caffè Parlare setelah berkendara selama dua puluh lima menit dari rumahnya.

Kedatangannya yang tak disangka-sangka disambut sorak-sorak oleh pegawai dan beberapa pengunjung yang mengenalinya. Rifqi bersalaman dengan semua pegawai yang ada disana. "Ciee yang ngopi bareng di Filosofi Kopi. Sempet battle aeropress sama Bang Ben gak? tanya Kang Ari menyindir. "Oh jadi ini yang kemarin main ke monas." timpal Kang Arief tak kalah heboh. Mereka juga tak lupa memberikan ucapan selamat kepada Rifqi. Dia hanya tersenyum dan bertanya-tanya di dalam hati, "darimana mereka bisa tahu semuanya?" Melihat mimik muka Rifqi, seolah-olah Kemal tahu apa yang ada dipikiran temannya itu. Sesegera mungkin dia mengambil smartphone-nya, membuka instagram dan menyerahkannya kepada Rifqi. "Mandiri dikit. Lo buka sendiri profil Caitlin sama Chicco Jerikho!" suruh Kemal lalu menyeruput kopinya. Demi menghilangkan rasa penasaran, dia menurut. Pertama, dia membuka profil Chicco Jerikho dan didapatinya sebuah fotonya duduk bertiga bersama dia dan Rendi sambil mengangkat cangkirnya masing-masing. Rifqi mengembangkan senyumannya. Setelah itu dengan cepat ia membuka profil Caitlin dan dia melihat ada dua fotonya disana, di satu foto terdapat Rifqi yang nampak sedang meminum kopi di Filosofi Kopi berduaan dengan Caitlin dan di foto yang lain nampak dirinya sedang berdiri menatap monas dari kejauan, diambil oleh Caitlin dari belakang secara diam-diam. Kedua foto itu memiliki caption yang sama, 'Tiba-tiba nemu orang Garut nyasar ke Jakarta.' Dia tak berkata, hanya tersenyum sembari mengembalikan smartphone milik Kemal. Dia kembali merasakan hidup, dengan semangat baru yang terpancar dari sorot mata Caitlin dalam bayangangnya.
***
Tuhan memang selalu punya cara tersendiri memainkan skenario-Nya. Membuat cerita yang berliku demi menguji seberapa kuat hamba-Nya. Tak ada yang salah dengan itu, jika manusia terus memahami makna man jadda wa jadda, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Karena sebuah mimpi yang besar harus diraih dengan proses yang besar juga.

Sampai jumpa di waktu berikutnya.

Tamat~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mencari CaitlinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang