chapter 4 : Heavy attack

50 4 2
                                    


[A story about the future]

Pembagian kelas hari ini telah usai, menandakan liburan musim dingin telah tiba.

Dua orang insan manusia sedang menyusuri jalanan aspal, bersisian dengan pohon maple yang hanya menyisakan ranting menjuntai kering ke jalanan. Kurasa mereka berjalan dengan kecepatan mencapai satu m/jam, jangan salahkan taksiranku karena mereka memang benar-benar lambat.

Tak terdengar sedikitpun bunyi suara yang keluar dari mulut Orion maupun Lion. Berkat mereka ranting-ranting kering pun makin menampakan eksistensinya, bergesekan satu sama lain tertiup angin yang menimbulkan suara riuh layaknya pemandu sorak.

Tak ada candaan dan ejekan yang membuat burung pun terkadang merasa kalah pamor dengan suara kebahagiaan mereka berdua.

Orion terlihat canggung jika keadaan berlalu seperti ini. Pasalnya, sejak kemarin entah mengapa keceriaan dan tawa Lion seakan telah direnggut paksa dari pemiliknya. Bahkan, tadi malam Lion tak menemui Orion dirumahnya untuk pergi ke danau bersama-sama.

Sekeras apapun Orion berusaha menghiburnya, yang ia dapat hanya Lion yang semakin murung. Ia tak ingin melihat sahabatnya bersedih.

Lion ada apa denganmu, batin Orion.

Mungkin Jacquel dan teman-teman usilnya mengganggu Lion lagi di sekolah atau mungkin telah terjadi pertengkaran antara Lion dengan ayahnya. Walaupun memang Lion tak pernah bertengkar hebat dengan ayahnya, tapi mungkin sekarang adalah saatnya.

Pikiran-pikiran itu terus berkelibatan di pikiran Orion.

Jika opsi pertama benar, pastinya Orion harus kembali menegur Jacquel agar tidak melulu mengganggu Lion. Terakhir kali Orion berurusan dengan gadis pemarah itu, saat ia sengaja menyiram air satu ember kepada Lion sehingga Lion terpaksa kedinginan di jam pelajaran kimia karena ia menolak baju yang Orion tawarkan. Dan kali ini ia rasa tak bisa hanya menegur Jacquel dan teman-temannya,mereka harus diberi pelajaran. Karena dampak dari keusilan mereka sangat buruk kali ini, jika saja ini memang ulah mereka.

Dan Jika opsi yang pertama salah dan yang terjadi adalah opsi yang kedua, Orion benar-benar harus secepatnya mendamaikan ayah dan anak gadisnya itu. Jika tidak kau bisa bayangkan sendiri atmosfer pertengkaran antara seorang ilmuwan dengan putrinya, mungkin seisi rumah akan terpecah belah atau lebih buruknya lagi semuanya akan berubah menjadi monster hybrid.

Sedikit menyeramkan bukan?

Itu dugaan sementara Orion.

(Jalan pulang sekolah)

Beberapa menit berjalan di atas kesunyian akhirnya atap rumah Orion mulai terlihat. Sampailah kami di gerbang tinggi sebuah istana yang di cat hitam legam, milik siapa lagi kalau bukan orang di sebelahku ini.

Orion menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya ke arahku. Aku yang berjalan di belakangnya terkesiap dan cepat-cepat menurunkan pandanganku. Aku merasakan Orion menatap wajahku oh bukan,tepatnya puncak kepalaku. Ia tak bisa dengan jelas melihat mataku.

Bagaimana tidak, aku sudah berjanji untuk menjauhi Orion. Bahkan tadi pagi aku memutar arah berbeda yang berjarak 3 kali lipat dari biasanya untuk pergi ke sekolah. Supaya apa, tentunya agar aku tidak harus melewati rumah Orion dan bertemu dengannya.

Dandelion's promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang