14 - Jealous?

820 50 0
                                    

      Aku gak tau ada yang nungguin cerita ini atau tidak, tpi buat yang nungguin terima kasih, thank you, xiexie, gomawo, arigato gozaimasu, danke. Maafkan author yang cuman bisa ngumbar janji kalau bakalan post diusahain tiap hari minggu, tapi nyatanya udah nganggur berminggu-minggu. Author benar-benar minta maaf. Dan maafkan otak author karena gak bisa buat cerita yang bisa ngalir kayak air dipancuran. Semoga pembaca sekalian bisa mengerti, soalnya ide dikepala author kadang timbul-tenggelam gitu. Jadinya bingung mau ngetik apa. So, buat kalian semua yang masih meluangkan waktu buat baca cerita ini, selamat menikmati part ini. Entah part ini bagus atau gak, yang pasti kalian wajib tekan tombol BINTANG before you start reading. 😄😄
 

●●●

Kejadian beberapa waktu lalu, sebelum Azka dan Luna bertemu di Supermarket (Kejadian sebelum gossip muncul di part sebelumnya)

     Azka berdiri diam. Ia sesekali mengintip keluar jendela. Diluar sana, diluar kaca jendela pusat kebugaran yang didatangi Azka satu jam yang lalu sudah dipenuhi dengan puluhan wartawan. Mungkin menurut sebagain besar masyarakat, artis adalah mereka yang memiliki popularitas dan harta berlimpah sayangnya yang tidak mereka ketahui adalah bahwa artis merupakan mereka yang minim akan privasi. Nasib yang miris menurut Azka, disatu sisi semua keinginanmu dapat terwujud disisi lain kau harus rela kehidupan pribadimu diumbar-umbar hanya untuk memenuhi konsumsi masyarakat. Sialan! Entah sudah berapa banyak umpatan dan sumpah serapah yang keluar dari mulut lelaki tampan tersebut. Bagaimana ia bisa keluar jika diluar sana wartawannya semakin menumpuk saja, belum lagi ia yang lupa membawa bodyguard pribadinya semakin membuat nasib Azka semakin sial. Shit!! Fu*k!!

"Nasib kita benar-benar sial ya?" Suara seorang perempuan menyadarkan Azka bahwa ia tidak sedang sendirian diruang latihan tersebut.

"Hm" jawab Azka sekenanya. Bagaimana tidak karena perempuan disebelahnya inilah nasibnya kini harus terjebak disini.

Perempuan itu hanya tersenyum menanggapi jawaban malas Azka. "Aku heran loh kok baju kita warnanya bisa mirip kayak gini ya!" Suara perempuan itu hanya dianggap angin lalu oleh Azka. Tapi tampaknya perempuan tersebut memang tidak berniat untuk menghentikan ocehannya sedari tadi.

"Kita mungkin jodoh" ucapnya sekali lagi.

"Atau mungkin kita me-" ucapan perempuan itu terpotong. Dilihatnya Azka yang sudah memandang dingin kearahnya. Sekejap perempuan itu tertegun, Azka-nya dulu tidak memandang dingin seperti ini kearahnya. Ya, Azka-nya selalu memandangnya dengan penuh kehangatan dan cinta... Tapi itu dulu sebelum dengan bodohnya ia membuat lelaki itu meninggalkannya.

"Diam!" Bentak Azka. Semakin membuat Livia tak berani membuka mulutnya. Ya, dia Livia. Seorang artis yang kini tengah gencar diberitakan memiliki hubungan dengan Azka.

Azka mengalihkan perhatiannya dari Livi, yang kini hanya diam disebelahnya. Dering ponsel memecah kesunyian didalam ruang latihan itu.

Azka melirik ponselnya, yang terletak diatas meja tak jauh dari posisi berdirinya. Tanpa, menunggu waktu lama. Azka menyambar ponsel itu dan mengangkatnya setelah terlebih dahulu mengecek id caller yang muncul dilayar datar tersebut.

"Hallo.."

"Hallo ka, tunggu bentar lagi bodyguard kamu kesitu!" Suara Mbak Riri langsung saja terdengar dari seberang sana.

"Iya, cepet ya mbak! Gue bener-bener malas disini!" Sahut Azka dengan nada sinis yang tidak ditutup-tutupi.

"Tunggu deh ka, mungkin sekitar 15 menit lagi" ujar Mbak Riri. Wanita 26 tahun itu sadar akan apa yang terjadi. Ia tahu bahwa disana Azka terjebak dengan perempuan yang sangat memuakkan bagi pemuda itu.

What a Beautiful Disaster [Book #1 Dirwanaka Series]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang