Oleh : Septi Nofia Sari
Suatu senja bulan Mei, di bawah pohon trembesi
Pada bunga trembesi yang tlah gugur, mengambang pada batang sejarak rerantingan
Seekor kupu-kupu hinggapPada sayap, aku tertegun
Warna yang kutemui pada mimpi-mimpi kala sendiri, sunyi
Warna yang mengepak lelangit hatiku yang kelabu
Warna yang mendatangi mimpi-mimpi penuh kesenyapanMejikuhibiniu
Hatiku tergetar oleh warna sayap, merambatkan harum kembang yang habis dihisap
Mulai senja itu ia ajarkan padaku sebuah senandung yang tak mampu dipahami siapapunAku terpesona
Rungu yang dibelai warna kupu-kupu bersenandung
Aku mendengarnya seperti sebuah bayang-bayang pikiran yang melintas di saat-saat sepi
Atau persis suara-suara yang membawaku menari dalam mimpiWarna itu kini hinggap di hati, menumpahkan mejikuhibiniu pada kanvas kelabu
Mendorongku menegakkan wajah pada dunia, dengan warna berbedaMejikuhibiniu
Magelang, 13 Juli 2017