"Jangan cemberut nyet. Lo udah jelek, cemberut ya makin jelek lah bego." Sam mengacak acak rambut rapi milik Karla.
"Lo nggak usah khawatir kalau nanti gue bakalan menjauh dari lo, gue masih inget kok janji gue."
Karla mengangguk sambil memasukkan surat dari Sam tadi. Surat untuk Cera.
"Yaudah deh Karl, yuk jalan. Udah jam sembilan nih, Cera pasti udah nungguin kita."
Sam menjulurkan tangannya, menunggu Karla untuk memegang tangannya.
"Yuk Sam."
●●
"Ah Cera! Nih si Sam yang lagi pdkt sama lo maksa gue buat ikut. Kalau nggak karena iming-iming di traktir beli novel, gue nggak bakalan mau jadi nyamuk!"
Cera tertawa pelan. Aih tawanya memang manis, pantas Sam menyukainya.
"Paan sih lo nyet. Udah sana ke toko buku. Jangan ganggu gue pacaran!" Sam mengusir Karla sambil menjulur-julurkan tangannya.
Karla menatap Sam dengan tatapan -mati-lo-besok- yang begitu tajam.
"Eh Karl, tapi sebelum lo pergi gue boleh nggak lo ikut gue sebentar?"
Sam menaikkan alisnya, "kemana?"
"Tenang Sam, cuma mau ketoilet bentar kok. Byee!"
Karla yang belum sempat mengiyakan permintaan Cera tanpa aba aba telah ditarik Cera untuk menjauh dari situ.
※※※
Mimpi itu selalu indah, kalaupun tak indah pasti tetap akan berakhir. Tapi kalau kenyataan? Sudah sungguh berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tatap ✔ (Revisied)
Короткий рассказKarena semua berawal dari tatap. Kita berkenalan. Berawal dari tatap aku tahu bahwa segalanya akan lebih mudah bila tak ada cinta diantara kita. "Karena manusia hanya bisa berharap dan bermimpi setinggi langit. Pada dasarnya hanyalah takdir yang men...