Setelah melepaskan pelukan yang entah menyimpan perasaan apa, kami kembali berjalan ke tempat mereka semula.
Aku menatap Sam sambil melambaikan tanganku ke arahnya dan Cera. Semoga hari kalian menyenangkan, jangan pedulikan aku.
Aku meninggalkan mereka ke arah gramedia. Tidak ada yang lebih indah dari pada tumpukan novel dengan label diskon. Apalagi kini sedang diadakan sale besar besaran. Ini sungguh surga sekali.
Aku dengan riang berjalan ke arah tumpukan buku dengan label sale membolak balik buku, melihat blurb dan bila beruntung membaca bukunya. Sayang sekali kebanyakan novel romance dan horror disini. Padahal aku jauh lebih suka novel scifi.
Setelah mengambil ya kurang lebih 4 buku, aku berjalan ke arah kasir. Aku sudah bodo amat dengan masalah cinta. Selalu ada novel yang bisa ngebuat aku selesai dari lika liku cinta.
Tanpa sengaja seseorang menabrakku. Saat aku menatapnya, ternyata dia Gino. Salah satu teman sekolahku dan Sam.
"Eh elo Karl, gue tebak pasti beli novel sale kan?" Gino tertawa pelan.
Aku mengangguk, "lo pasti tau lah. Lo kesini ngapain? Bukannya buku scifi nggak lagi sale?"
For info, Gino nggak ada bedanya sama gue. Kita berdua punya banyak kesamaan, salah satunya novel. Ia maniak sekali dengan genre scifi, terutama untuk Hunger Games.
"Lo salah tau. Disitu ada satu tadi, gue minta sama mbaknya buat nyariin. Dan bener kan gue dapet satu, sesuai dengan ekspetasi gue. Tempest."
Aku mengerutkan keningku, "tempest? Gue pernah liat ada yang nge-review buku ini. Emangnya bagus?"
Gino mengangguk membenarkan. "Kayaknya keren. Ntar lo kalau mau boleh pinjem dah."
Aku mengangguk sambil menghadapkan pandanganku pada kasir. Semoga saja buku buku ini benar benar bagus, bukan sekedar buku yang menguras tabunganku.
※※※
Kalau kata orang, aku itu cocok buat Gino,
Tapi kenapa hatiku malah nyangkutnya ke kamu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tatap ✔ (Revisied)
Historia CortaKarena semua berawal dari tatap. Kita berkenalan. Berawal dari tatap aku tahu bahwa segalanya akan lebih mudah bila tak ada cinta diantara kita. "Karena manusia hanya bisa berharap dan bermimpi setinggi langit. Pada dasarnya hanyalah takdir yang men...