"Cer lo apaan sih kan gue nggak lagi kebelet, ngapain coba ke toilet?" Karla menatap Cera dengan pandangan bingung.
"Karl, lo kenapa ngedukung gue sama Sam? Jangan lo kira gue nggak tau lo suka sama Sam. Gue udah sahabatan sama lo 3 tahun. Paling nggak gue udah tau arti tatapan lo ke Sam. Lo suka sama dia."
Karla menatap Cera dengan pandangan kaget. Berusaha untuk memalingkan mukanya. Apakah sebegitu terlihatnya? Bukankah ia telah bermain peran sebagai sahabat yang pengertian bagi Sam?
"Cer lo salah kali. Gue nggak mungkin lah ya suka sama kunyuk satu itu. Nggak ada bagus bagusnya!" Karla tertawa berusaha untuk menyembunyikan kegugupannya. Biarlah rasa ini dia yang simpan. Biarlah Sam memilih jalannya sendiri.
"Nggak usah bohong lo Karl. Your eyes tell me about it."
Karla memandang Cera dengan gugup. Ia memutuskan untuk menyerah.
"Oke gue nyerah. Gue emang suka sama Sam, dan gue nggak tau kapan pastinya gue suka sama dia, yang gue inget gue cemburu."
Cera memeluk Karla. Ia sebenarnya ingin menyerahkan Sam pada Karla, ia ingin sahabatnya bahagia.
Tapi dia mencintai Sam juga.
※※※
Bahkan Cera yang baru mengenalku paham mengenai perasaan ini. Kenapa kamu tidak?

KAMU SEDANG MEMBACA
Tatap ✔ (Revisied)
Proză scurtăKarena semua berawal dari tatap. Kita berkenalan. Berawal dari tatap aku tahu bahwa segalanya akan lebih mudah bila tak ada cinta diantara kita. "Karena manusia hanya bisa berharap dan bermimpi setinggi langit. Pada dasarnya hanyalah takdir yang men...