21

75 13 0
                                    

Sam mengeleng-gelengkan kepalanya. Tidak. Ia tidak boleh terus-terusan membandingkan kedua orang ini. Mereka orang yang berbeda yang kebetulan bersahabatan. Rencana untuk menembak Cera malam ini harus berhasil.

"Cer?"

"Hmm?" Cera bertanya sambil meminum lemon waternya itu. Hatinya berdetak kencang. Semoga malam ini waktu yang ia tunggu terjadi.

"Lo mau nggak jadi pacar gue?"

Cera tersenyum sambil mengangguk. "Iya aku mau."

Hatinya bahagia sekali.

"Yuk pacarku aku antar pulang. Besok aku jemput ya."

Cera tersenyum kembali dan mengiyakan. Gue menang dalam memenangkan perasaan dia Karl.

Karla menatap seisi cafe Arizona. Ia mau menenangkan diri di sini. Ia tidak mau pulang dan nantinya mendapat kabar gembira bahwa Sam sudah resmi berpacaran dengan Cera.

Tanpa sengaja matanya terdiam di satu arah. Ia membeku melihat siapa yang disana.

Cera yang tersenyum bahagia memeluk Sam yang kini resmi menjadi pacarnya.

"Selamat Cer. Lo menang, lo berhasil dapetin dia."

Karla mengurungkan niatnya untuk merefreshing otaknya di cafe ini.

"Halo pak Ger? Bapak belum kembali kan? Saya nggak jadi nongkrong pak. Saya mau pulang sekarang."

※※※

Melihatmu bersama yang lain saja sudah menyakiti diriku. Apalagi saat aku melihat dengan mataku sendiri kau bersama dia. Kau bisa bayangkan kan bagaimana sakitnya?

Tatap ✔ (Revisied)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang