Suara gemuruh mulai terdengar, awan hitam mulai berkumpul membentuk gerumul-gerumul besar, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan.
Aku duduk di samping penjual ice gream di dekat supermarket yang agak jauh dari rumah baruku,sambil menyerengit mendongak menatap langit aku merapatkan jaket merah mudaku yang bergambar Tinkerbell yah dia adalah salah satu peri favoriteku.
Hujan mulai turun membasahi holmes chapel,tempat asing yang baru ku tinggali sore kemarin.Bulir bening itu akhirnya turun juga membuat sebagian orang dewasa berlari ke sana kemari mencari tempat berteduh.
Aku sendiri hanya duduk membiarkan hujan membasahi badanku,di sekitarku sudah sepi akan manusia hanya tinggal satu atau dua yang berlalu lalang menggunakan motor maupun mobil,rasa takut mulai mejalari fikiranku,apakah aku ditinggalkan oleh Mum?
Petir mulai menyambar,menghasilkan kilatan putih seperti blitz,aku berdiri sambil sesekali berteriak memanggil Mum,tapi apa yang kudapat?tidak ada,semuanya sangat sepi,bahkan pegawai tokopun mengacuhkanku,ya Tuhan sekarang aku harus bagaimana?aku tidak punya jalan pulang.
"Mum...," panggilku dengan suara bergetar,hujan turun semakin deras."mum"
"Hai," tiba-tiba ada yang menepuk pundakku dari belakang,refleks aku menoleh dan mendapati anak lelaki seusiaku dengan payung berwarna putih tengah menatapku dengan wajah sumringah."apa kau tersesat?"
Mata hijaunya yang memancarkan aura positif membuatku terpaku beberap saat,kemudian aku mengangguk,dia menarikku untuk mendekat kepadanya, sekarang aku sudah berdiri di sampingnya, berlindung di bawah payung putih yang cukup besar.
"Aku Harry," uluran tangannya mengacung kepadaku, dia tersenyum. Hm, sepertinya dia tahu aku ragu untuk berkenalan.
Termenung sebentar, aku membalas uluran tanganya ragu, "Jocelyn tapi Mumku memanggilku Jo."
Sebuah guratan manis muncul di pipinya, hm Harry punya lesung pipi, "hai, Jo!"
"Hai juga Harry,"
"Di mana rumahmu? biar aku antarkan pulang," ujar Harry
"Di persimpangan itu belok ke kanan,"
"Waw itu juga rumahku!" serunya dengan wajah girang."apa kau tetanggaku yang baru?"
Aku hanya mengangguk,bingung dengan perkatannya tentang 'tetanggaku yang baru' yah memang sih kemarin sore aku baru pindah ke sini karena alasan pekerjaan,aku berasal dari New York.
"Berapa umurmu Jo?" tanya Harry dengan suara agak keras,berusaha mengalahi suara hujan.
"I'm six years old,and you?"
"Aku tujuh tahun,wah kita hanya beda setahun," Harry benar-benar tipe orang yang terlalu semangat dan banyak sekali berbicara.
"Rumahmu pasti yang berwarna pink itu," ucapnya menebak."ayo aku antar,rumahku pas di depan rumahmu loh"
Aku mengangguk,lalu ia mengantarku benar-benar sampai di depan rumah,kenapa anak ini baik sekali ya?
"Terimakasih Harry,"
"Ya sama-sama Jo," balasnya sambil tersenyum,memperlihatkan dua deret gigi kelinci miliknya."besok kita main bersama ya?kau akan ku jemput oke dahh"
Aku melambai pada punggung Harry yang mulai berjalan menjauh ke arah rumah dengan desain minimalis,di depan rumahnya berdiri anak perempuan yah yang mungkin dua atau tiga tahun lebih tua dariku,dia menyambut Harry sambil berkacak pinggang dan langsung menarik telinga Harry,aku hanya terkekeh kecil melihat itu,lalu menutup pintu dan masuk ke rumah.
--
"Tapi Mum aku takut," aku menggeleng sambil menyembunyikan tubuhku di bawah selimut putih yang tebal."aku takut di bully mum"
![](https://img.wattpad.com/cover/14380256-288-k599707.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Say 'Goodbye' ; completed
FanficAku; peri kecil yang menyedihkan. Dia; pahlawan masa kecil milikku. Aku dan dia memiliki kesamaan, sama-sama tidak ingin tumbuh dewasa. Copyright 2014 I had been inspired by an amazing novel called Goodbye Happiness by Arini Putri.