The Happy Ending

2.2K 265 26
                                    

Senyum bahagia yang sebenarnya masih menyisakan sedikit duka di sana berhasil aku tutupi,seorang pria tampan dengan jas putih-dan celana berwarna serupa tengah memandangku dengan sorot bahagia dan penuh rindu.

Lelaki pirang dengan sedikit warna hitam di rambutnya menyambut kedatanganku di atas altar,seluruh mata para tamu tertuju padaku yang menggunakan gaun berwarna putih panjang serta rambut brunnetteku di biarakan tergerai,flower crown dandelion terletak rapi di atas kepalaku.

"lihat dia terlihat seperti putri saja,"

"sungguh pasangan serasi,"

"aku benar-benar iri,"

"semoga saja kelak aku mendapatkan pasangan seperti perempuan itu,"

Berbagai pujian membuat pipiku memerah,Dad menepuk-nepuk tanganku yang sedang menganggandengnya,aku mendongak dan mendapati Dad telah tersenyum haru ke arahku,ugh aku jadi kepingin nangis juga kan.

Dad melepaskan gandengannya ketika sudah berdiri di depan Niall-yah lelaki yang berdiri di altar dengan pakaian serba putih ini adalah Niall,Niall James Horan.Niall menyambut gandengan tanganku,lalu kami berdua bersama-sama menghadap ke arah sang pendeta yang menatap kami penuh haru.

"apakah anda Niall James Horan bersedia menerima Jocelyn Maxwell sebagai istri anda dalam suka dan duka sampai maut memisahkan," sang pendeta mengucapkan janji suci

Hatiku benar-benar bergetar ketika Niall menoleh dan menatapku sebentar lalu menoleh lagi kepada sang pendeta dan mengangguk,"Ya saya bersedia"

Semua tamu undangan berteriak riuh,Niall kembali menoleh dan menatapku sambil tersenyum,aku membalas senyumannya dengan senyuman termanis yang kupunya,seribu atau mungkin puluhan juta kupu-kupu tengah menari dalam perutku sekarang.

"kau boleh mencium pasanganmu sekarang," ucap pendeta,seketika pipiku memerah,Niall melepaskan gandengan tangannya pada tanganku,memutar tubuhku sedangkan kedua tangannya sudah menggenggam tanganku erat.

Pipiku makin memerah ketika Niall mendekatkan wajahnya ke wajahku,aku menutup mataku tak sanggup menatap mata birunya.Hangat dan manis itulah kesan pertama yang kudapatkan ketika bibir tipisnya menyentuh bibirku.Tak dapat kujabarkan.

"saatnya pelemparan bunga," aku mengambil sebuket mawar merah,aku berdiri membelakangi penonton dan ternyata bunga itu menderat tepat di tangan Rachel yang langsung terkekeh geli sendiri,Tuhan inikah namanya hari bahagia?

"aku mencintaimu," bisik Niall di telingaku,aku mengangguk lalu menggenggam tangannya erat.

--

Aku sudah bahagia sekarang,dengan Niall yang akan selalu berada di sampingku itu sudah cukup.Akan tetapi bukan berarti aku telah melupakanmu Harry,kau akan selalu berada di hatiku,sebagai urutan pertama,jangan pernah takut aku taakan pernah melupakanmu.

you'll never be forgoten.

Aku tersenyum mengingat kata-kata yang sempat kuucapkan kepada Harry.Langit malam begitu cerah,satu bintang bersinar paling terang,aku tahu kau sekarang sedang memperhatikanku Harry.

Aku bersandar pada balkon yang terletak di depan kamarku dan kamar Niall,mengingat betapa susahnya Niall mengembalikan semangat hidupku,selalu ada untukku dan berjuta cara untuk membuatku tersenyum.

Kurasakan pelukan hangat pada pinganggku,aku menoleh dan melihat Niall berdiri di sampingku,dia tidak menatapku hanya menatap lurus ke depan membuatku terkekeh,dia selalu bersikap sok dingin tetapi selalu gagal.

"kau lihat satu bintang paling terang itu?" tanya Niall,aku mengangguk."itu adalah Harry,dia sedang mengawasimu sekarang,kau tahu itu kan?"

Aku mengangguk,memegang tangan Niall yang masih setia merangkul pinggangku."I know,dia sedang menjengukku apakah aku baik saja atau tidak"

Niall terkekeh sesaat lalu menatapku,"You are the precious thing in my life,Jo"

"thank you Nialler," aku menoleh dan tersenyum."You too"

Niall memelukku dan menciumi puncak kepalaku,dia menarik kepalaku untuk bersender pada bahunya,aku tersenyum sambil memandangi langit malam yang sangat cerah pada malam ini,Aku sudah bahagia Harry,kau boleh tenang sekarang.

Inilah akhir dari ceritaku,cerita yang mana aku harus merelakan Peter Pan-ku dan dia yang harus rela melepaskan Tinkerbell-nya,karena kami sudah berbeda alam,dimensi dan tempat.

SELESAI!!!!!!!!!!!!!!!!!!! YEAY!!!!!!!!!! YEAY!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN EPILOGUE INI,SEMOGA JELAS,TANYA KALAU BINGUNG,ENTAR GUE JELASIN SEJELAS-JELASNYA DEH,ELAH MAKASIH YA UDAH BACA DARI AWAL SAMPE AKHIR,MAKASIHHHHH

Say 'Goodbye' ; completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang