He Said He's My Hero

3.6K 351 42
                                    

Tidak ada yang terjadi dihari pertama aku sekolah,yah walaupun aku tidak mempunyai teman sekali-kecuali Harry tapi itu bukan masalah besar bagiku,selama mereka tida menggangguku buat apa aku berprotes-protes ria,benarkan?

"bagaimana sekolahmu Jo?" tanya Dad yang baru pulang bekerja,sekarang kami sedang berkumpul di meja makan.

"Baik saja,"

"apa kau sudah mendapatkan teman?" tanya Dad lagi

"uhm yes," aku mengangguk

"baguslah," Dad mengusap-ngusap rambutku sebentar."dad mandi dulu ya"

"Mum," panggilku,Mum menoleh sambil mengangkat kedua alisnya."besok tunggu aku seperti tadi lagi ya?"

"Mum besok mengantar saja ya,tidak apakan?" Mum malah membalikkan pertanyaan,membuatku terbelak kaget,habislah aku besok."Wajahnya santai saja dong Jo,lagipula kau kan sudah mendapat teman"

"tapi Mum,kalau aku dijahatin bagaimana?"

Mum menggeleng seraya bangkit dari kursinya,"tidak akan ada yang menganggumu,sana bermainlah di luar sepertinya Mum mendengar suara Harry yang terus memanggil namamu"

aku menoleh ke arah pintu depan,dan benar saja di sana Harry berdiri sambil melambai ke arahku,tak lupa senyum kelincinya itu tak pernah lepas dari wajahnya,"baiklah aku main sama Harry dulu ya mum,bye"

"bye hati-hati ya,"

"Hai Jo!" sapa Harry ketika aku sudah berdiri di depannya."kita main yuk biasanya jam segini banyak teman-teman yang sedang bermain"

"uhm," aku menggeleng."tidak ah Harry pasti mereka tidak mau berteman denganku"

Harry tersenyum lebar,"kata siapa?ayok kita coba dulu kalau mereka tidak mau bermain denganmu,kita bermain berdua saja"

"kau saja,"

"Ayolah Jo," Harry memasang wajah memelasnya."bagaimana kalau kita bermain berdua saja?aku punya tempat yang bagus buat bermain berdua"

Aku berfikir sejenak,lalu mengangguk.Dari pada di rumah hanya bersantai-santai tidak jelas dan akan dimarahi oleh Mum lebih baik aku ikut dengan Harry saja.

"Baiklah aku akan mengambil sepedaku dulu ya," belum sempat aku membalas ucapannya Harry sudah berlari menuju rumahnya yang berada di seberang rumahku,tidak lama ia kembali dengan sepeda berwarna biru metalik."ayo naik"

"aku tidak bisa naik sepeda,"

Harry terkekeh,"masa naik saja tidak bisa,ayok! aku akan menggoncengmu kemarilah"

Akupun berjalan mendekati Harry,lalu duduk di depan setelah semuanya serasa aman,Harry mengunciku di antara kedua tangannya lalu mulai mengayuh sepeda,suasana sejuk Holmes chapel menerpa wajahku,membuat rambutku berkibar-kibar tak karuan.

"kita mau kemana Harry?" tanyaku,aku menoleh ke belakang. kami sudah sangat jauh dari rumah

"Ke tempat yang bagus.tapi memang agak jauh! makanya aku mengambil sepeda dulu tadi,"

setelah itu aku tidak berkata-kata lagi.Udara semakin dingin saja kalau perkiraanku tidak salah sekarang sudah sekitar jam empat sore,dan sebentar lagi akan makan malam,bagaimana kalau aku dan Harry pulang telat?bisa-bisa aku di marahi oleh Mum

"tenang saja," ucap Harry tiba-tiba seperti bisa membaca fikiranku."kalau Aunty Vrans marah,aku yang akan bertanggung jawab,jadi kau tidak usah khawatir Jo"

aku hanya mengangguk.

Tidak berapa lama kemudian kami sampai di sebuah tempat mungkin ukurannya seluas lapangan bola di sekolahku-dan tentu saja sekolah Harry,lapangan ini dipenuhi tumbuhan ilalang dan bunga dandelion yang tumbuh liar,menarik.

Say 'Goodbye' ; completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang