3

22 3 0
                                    

"Tik... Tok... Tik... Tok... "Suaraku mengisi keheningan di kafetaria ini. Diiringi dengan pemandangan pelayan yang mondar-mandir di hadapanku.

Aku duduk di bangku panjang yang pernah aku pesan dua minggu lalu. Daguku menempel pada lengan yang terlipat di meja.

Sesaat terhenti ketika laki-laki yang duduk di hadapanku ini melontarkan pertanyaan. Aku tidak menyangka suasana menjadi sehening ini ketika kita sedang berduaan menunggu teman-teman lainnya.

Dan kauhadir merubah segalanya. Menjadi lebih Indah. Kaubawa cintaku setinggi angkasa. Membuatku merasa sempurnaaa. Dan membuatku utuh. Tuh menjalani hidup-- laki-laki itu menatapku dan mengangkat kedua ujung bibirnya.

"Kenapa senyum-senyum? " tanyaku pertama kali sejak tiga puluh lima menit disini.

"Lu nyanyiin buat gue? " tanya Dhika.

"Najis." Aku melempar kertas pembungkus sedotan ke wajahnya.

"Bilang aja iya sih. " Dia meledek.

"Ini pada kemana sih? Bangke lah udah pada susah ngumpul"

"Ya gak apa-apa. Setidaknya kan lu jadi berduaan sama gue. "

"Hisshh... " aku menggerlingkan kedua bola mataku.

Sejak minggu kemarin, setelah Putri menceritakan banyak hal tentang Dhika, aku merasa sedikit perlu menjauhinya.

Aku tidak menyangka bahwa dia orang yang kasar. Sekalipun aku menyukainya, atau benar-benar jatuh hati padanya, aku merasa untuk menjaga jarak agar tidak terbawa harapan.

"Lu kenapa sih, Fay? "

"Engga. " Aku memainkan sedotan yang tertancap di gelas minumanku.

"Kok gak semangat gitu? "

"Gini ya, Dhik. Harusnya gue itu ke rumah temen gue buat ambil formulir. Tapi gue batalin demi ngumpul disini. Eh liat kan? Udah setengah jam dan belum ada yang datang. "

"Ya udah sabar dulu. "

"Setengah jam, Dhik. Setengah jam. " Aku menekankan pembicaraanku.

"Gue bikin lu bosen ya?"

Aku menatapnya sayu karena mulai mengantuk. Tanganku masih terlipat di meja.

"Dhik, mau tanya boleh? "

"Apa? "

"Udah punya pacar ya? "

"Udah. "

"Siapa? "

"Temen sekolah pas SMA. Lu gimana? "

"Udaaah... "Aku menghitung sesuatu di jari, "udah 7 Bulan gue jomblo".

"Udah bikin rujak 7 bulanan? "

"Ahaha lucu lu" tapi wajahku datar.

"Kenapa gak pacaran lagi? "

"Belum ada yang pas. "

"Sejak lulus SD, udah berapa kali pacaran? "

"Kepo banget. "

"Cuma penasaran, samaaa ya dari pada gak ada bahan obrolan. "

"Berapa ya? " aku memutarkan pandangan ke atas seolah sedang berpikir di kala ujian.

"Serius jawab si. "

"SMP ada ... 4 mantan gue." Matanya terbelalak. "SMA ada...  3 mantan gue. Jadi totalnya udah 7 dengan orang yang berbeda. "

"Gak ada yang CLBK gitu? "

"Engga. Gak mau mengulang kesalahan yang sama. "

"Pantes banyak mantannya. "

Sepucuk Surat dan Secangkir Latte (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang