8

19 2 0
                                    

"Berengsek! " responku setelah mendengar cerita dari Ana. Ana adalah teman satu geng saat SMA. Kebetulan kami berkumpul siang ini.

SEPAN. Yang artinya Semangat Berdelapan. Itu kami namakan setelah kami pulang dari tempat karaoke. Berisikan delapan orang perempuan yang tergabung dalam satu kelas. Mereka adalah Fay -tentunya-, Siti, Dewi, Sari, Icha, Julia, Disti, dan Ana.

Namun, selang beberapa hati penamaan geng ini. Julia keluar. Dia tidak ingin melibatkan dirinya dalam sebuah geng. Selain itu, dia sempat punya masalah dengan Dewi. Entahlah, bukan urusan aku ataupun lainnya.

Selepas SMA juga perlahan geng ini hanya berkumpul seadanya karena kesibukan masing-masing. Setidaknya, kita masih menganggap ada.

Di antara mereka bertujuh, aku paling dekat dengan Siti. Dia tau apa yang aku mau mengenai cinta dan apa yang aku tidak mau mengenai cinta. Dia mata dan telingaku ketika aku dekat dengan seorang laki-laki. Termasuk yang kali ini, Alka.

Alka adalah orang yang sebulan lalu aku ceritakan pada teman-teman kuliahku. Namanya Alfaro Alka Nova. Cowok berengsek yang ternyata punya hubungan tanpa status denganku dan satu orang perempuan lainnya. Ditambah ternyata seminggu yang lalu mencoba mendekati kembali Ana. Anggota SEPAN.

Bagaimana tidak aku mengucapkan berengsek? Baru saja aku mendengar dari mulut Ana, kemarin Senin Alka ke rumah Ana dan bahkan sempat tidur di rumah Ana seharian.

Ana tidak mengetahui kedekatan aku dan Alka. Dia pun terkejut ketika aki menceritakan hal yang sudah terjalin antara aku dan Alka selama dua bulan ini. Aku melihat Ana sudah mulai berkaca-kaca.

Alka bukan hanya berengsek, dia juga bajingan. Selain meremehkan perasaan, dia juga melecehkan perempuan.

"Maaf yaa... Maaf banget... " kemudian Sari menyelak di antara suasana dingin antara aku dan Ana.

"Kenapa lagi, Sar? " tanya Dewi yang penasaran.

"Alka... Juga masih berhubungan dengan Malika."

Sontak kami semua terkejut. Kata-kata berengsek dan bajingan terlontar dari mulut kami. Ana makin berkaca-kaca. Sementara aku bertahan.

"Bahkan Kamis kemarin Malika sama Alka pergi nonton berdua" lanjut Sari.
What? Enak.

"Tai emang. Dia nonton sore ya, Sar? Soalnya Kamis kemarin dia main di rumah gue dari jam 9. Bayangin! Jam 9 dia udah ngegusel di kasur depan TV di rumah gue. "

"Lah terus gimana? Siangnya mereka nonton? " Siti merasa bingung. Keningnya mengkerut.

"Jadi sekitar jam 1, Alka bilang mau ke kampus. Katanya ada urusan BEM. kan bangke ya tuh laki? "

"Tau-taunya Alka jalan sama Malika" Icha melanjutkan.

"Untung gue gak pake perasaan" kataku santai dengan diiringi tawa.

"Tapi... First kiss lu jatuh di bibir dia ya, jablay" Siti mengingatkan aku pada hal buruk itu dengan nada pelan di telingaku.

"Jangan diingetin kek! " aku menegurnya.

***

Sejak hari itu, hubunganku dengan Ana agak menjauh. Tak disangka, Ana bersikap lain dan tidak bisa merapihkan masalah ini dengan baik. Jadi muncullah hubungan dekat antara Ana-Sari dan Fay-Siti. Ana lebih agresif mencari tau banyak tentang Alka dan Malika ke Sari. Sementara, aku hanya menjalani hubungan dengan Alka.

Berjalan 5 Bulan antara aku dan Alka, aku merasa butuh kepastian. Hanya untuk membuatnya terkekang dengan status dan berhenti main-main dengan perempuan. Karena semakin kesini, aku tau apa yang ia lakukan pada kedua perempuan yang aku kenal itu.

Sepucuk Surat dan Secangkir Latte (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang