21

18 2 0
                                    

Keputusanku menjalin hubungan dengan Juan bukan atas dasar perasaan sama sekali.

Begitulah aku. Bisa dengan mudah jatuh cinta hanya karena ada seseorang yang membuatku nyaman berkomunikasi sepanjang hari. Tertawa karena pembahasan-pembahasan singkat yang terselip guyonan. Paling tidak betah lama-lama sendiri. Merasa butuh status yang bisa dipajang di seluruh akun media sosial.

Namun, jika sudah menjalin suatu hubungan, pasti dalam jangka waktu tidak lama, aku akan merasakan kejenuhan.

Itu dia yang menyebabkan aku sudah berkali-kali gonta-ganti pasangan. Tidak ada yang bisa bertahan lama. Paling lama rekor terakhir aku menjalin hubungan adalah 6 bulan. Itu pun dengan Vano yang 3 bulan terakhir tanpa ketemu, tanpa komunikasi yang intens, dan 3 bulan dihabiskan untuk menentukan waktu yang tepat untuk menyudahi.

Satu hal yang membuatku terheran belakangan ini dan menimbulkan satu pertanyaan untuk diriku sendiri, "kenapa saat menjalin hubungan tanpa status dengan Alka, aku bisa bertahan satu tahun? Bahkan sebenarnya bisa lebih kalau aku tidak mengambil keputusan untuk pacaran dengan Juan."

Untuk hubunganku dengan Juan yang dimulai dari hari ini, 30 November, aku bertaruh dengan diriku sendiri. Apakah aku bisa lebih lama dari hubungan tanpa status dengan Alka?

Apalagi, kalau aku sedang sendiri, masih ada bayang Dhika.

Kamu adalah rahasia yang akan kubukukan. Seiring waktu yang berjalan dan menyudahi kisah kita untuk menemukan perjalanan baru.
***

"Selamat ulang tahun, sayang" senyumnya tulus penuh dengan Kasih sayang yang dalam waktu singkat bisa ia curahkan sepenuhnya.

Sementara aku masih merasa bahagia sebatas seperti menang dalam sebuah permainan.

Ini pertama kalinya aku dirayakan ulang tahun oleh pacar. Rasanya seperti ini. Memang menyenangkan merayakan hari kelahiran dengan seseorang yang memiliki hubungan spesial.

Kue coklat yang ia beli di salah satu toko pastry dekat kantornya berhiaskan lilin angka 20. Genap sudah umurku 20 tahun dan ditahun ini ada sosok laki-laki yang mencintaiku memberikan perhatiannya.

Senyumnya bangga melihatku tambah dewasa. Aku membalas senyumnya yang kemudian ia minta untuk aku meniup lilin. Adik perempuanku sudah ada bersama kami. Ia antusias sekali merayakan ulang tahunku, sama seperti Juan.

Aku meminta Lidya untuk mengambil momen ini. Dengan kue di tangan Juan, aku meniup lilin itu dengan seluruh harapan baik di tahun-tahun berikutnya.

Juan menaruh kue itu di meja ruang tamu. Kemudian ia kembali ke motornya yang terparkir di depan rumah. Aku meminta Lidya untuk ke dapur mengambil piring kecil dan memanggil Mama untuk merayakan bersama.

Juan kembali lebih dulu. Ia menarik tanganku dan mengecup keningku hangat. Menghapus jejak Alka disana. Untuk pertama kalinya Juan menciumku. Lelaki kedua setelah Alka yang aku ijinkan kontak fisik denganku.

Aku merasakan hal yang lain dari kecupan itu. Bukan seperti yang dilakukan Alka sebelumnya. Kecupan hangat ini terasa lebih penuh dengan kasih sayang yang tulus. Aku memejamkan mata selama bibir itu mendarat di kening yang memang lebar namun tertutup poni.

"Terima kasih banyak. Walaupun kita belum genap sebulan pacaran, aku ngerasa semakin nyaman sama kamu. "

Maafin gue. Tapi sedetik ketika kamu nyium kening aku tadi, aku menyebut nama Dhika.

Sepucuk Surat dan Secangkir Latte (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang