14 : Yang Terakhir

18 2 0
                                    

"Kenapa gak suka es krim stroberi? "

"Gak suka yang asam-asam" jawabku di tengah kesibukan menjilat ice cream coklat dari cup.

"Kan yang namanya es krim itu pasti manis"

"Gue gak suka buah yang asam. Dan selai stroberi itu berasal dari buah stroberi yang asam. Meskipun udah diolah dengan ditambahin gula ya tetap aja khas rasa asam stroberi itu ada. "

Seperti sifat seseorang. Walaupun sudah berbaur dengan situasi dan kondisi, sifat yang sudah dibawa dari dalam diri seseorang akan tetap terlihat.

Aku meraih ponsel yang tergeletak di meja. Aku lihat ada pemberitahuan dari whatsapp dan itu dari Alka.

Kamu dimana? Lagi mau es krim? Aku belum selesai rapat.

Aku membacanya tanpa membalas lagi.

"Siapa? "

"Pacar" jawabku jelas dan lugas.

"Oh lu udah punya pacar? "

"Hmm... Bisa dibilang gitu. "

"Kok? Jawabannya ngegantung gitu? "

"Gimana ya jelasinnya. Dia temen SMA gue, udah setahun deket, tapi gak ada status. Cemburu iya, berantem iya, tapi sayang-sayangan juga, tapi gak ada status" jelasku kemudian meneguk ice cream cair dari dalam cup.

"Kenapa gak minta kejelasan? "

"Gini gini... Sebagai laki-laki dan perempuan nih ya yang netral. Hubungan kita kan netral nih. Gue mau tanya, kalau seorang laki dateng atau pokoknya seseorang deh dateng dan ngedeketin lawan jenis, itu pasti ada maksud tertentu kan? "

"Hmm...mm"

"Ya misalnya, ingin menjalin kedekatan atau sampai punya hubungan gitu? "

"Iya pasti. Gak mungkin sekedar berteman. "

"Nah itu... Gue juga mikir gitu. Tapi dia gak pernah nembak. "

"Udah terus terang? "

"Udah. Ya pokoknya rumit deh. Sebagai orang yang baru menjalin pertemanan, gue siihh mau bilang aja, gue ga mau banyak cerita soal dia. "

"Kenapa? "

"Gak ada untungnya. Dan gue juga ga mau terbuka soal itu ke elu nih, Mas. "

Aku menatap wajahnya yang baru malam ini aku lihat dengan jarak lebih dekat dari biasanya.

"Gimana... kalau kita ngomongin lu aja, Mas? Lu kuliah dimana deh? "

"Tuh kan lupaaa... " ia menyandarkan punggungnya ke kursi.

"Maaf ya maaf banget. Lu kan bukan siapa-siapa yang harus gue inget."

"Oke okee gue ngerti" ia terkekeh, "gue kuliah di Budi Luhur. Udah selesai sih. Udah skripsi. Udah sidang dan lagi nunggu wisuda. "

"Wow... Emang lu selisih berapa tahun ya sama gue? "Aku melemparkan pandangan ke langit-langit, "sebentar, kalau gue sekarang semester 5 kalau skripsi kan di semester 8. Masa sih lu semester genap gitu?"

"Gue sama lu selisih 2 angkatan. "

"Lah? "

"Skripsi gue telat dan wisuda gue juga telat. Harusnya gue wisuda semester kemarin. Tapi gue nambah 1 semester. "

"Oohhh gituuu.... "

"Gue kakak kelas lu juga di SD. Tapi gue gak kenal lu dulu. "

"Hah? Serius?  Gue juga gak kenal elu. "

"Iyaahh.. Berarti lu seangkatan samaa.... Mba Firia ya? "

"Firia yang rumahnya gak jauh dari rumah lu? "

Aku menjawab dengan anggukkan.

"Itu temen sekelas gue waktu SD. Temen segeng juga. "

"Ih gila gila parah! Masa satu sekolah gak kenal yah kita? "

"Iya gue juga bingung kenapa gak kenal lu? Ya maklum sih gue orangnya pendiem di SD. "

"Gue malah orang yang caper disana"

"Tapi lu gak dapat perhatian gue. "

"Gue juga gak berharap dapet perhatian lu. "

***
"By the way, thanks ya mas buat es krim coklatnya. Agak menenangkan malam gue"

"Iya sama sama. Kalau lagi pengen apa-apa, gue available kok. Jomblo sih begitu. "

"Tapi kayaknya mah gebetan lu banyak. "

"Setidaknya ya gue gak menaruh harapan sampai satu tahun sama gebetan gue. "

"Gak usah nyinggung gitu deh. Jadi berasa cewek tolol di dunia. "

"Hampir sih kayaknya kalo elu. "

"Sialan lu ah. "

"Yauda sana masuk! Dicariin nyokap lu nanti. Eh engga deh, dicariin sama HTS-an lu nanti. "

"Udah dicariin dari tadi itu mah. Tapi ya gue kan ada hak untuk gak selalu laporan"

"Hm... Minggu depan ke event majalah yuk di Senayan"

"Acara musik gitu ya? "

"Iyaah"

"Boleh"

"Lu gak jalan sama itu? "

"Engga, biarin aja dia mah. "

"Oke. Lanjut di whatsapp aja ya. "

"Oke, Mas. Night" aku melambaikan tangan.

"Night juga... "

***

Hufftt mood lagi jelek buat nulis karena gak lagi menguras banyak perasaan. Pelan pelan yaahh nyelesaiin per partnya.

Tapi nanti perlahan-lahan gue akan menyelesaikan cerita ini karena muncul beberapa ide pengembang dari tulisan gue di blog yang mau gue curahkan disini.

Terima Kasih buat yang masih membaca setiap partnya.

Vomment yoo 😍

SMH 🐼

Sepucuk Surat dan Secangkir Latte (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang