"Don't worry about a thing, every little thing is gonna be alright."
----------
Assyami sedang berjalan santai menuju UKS. Ia jadi bingung sendiri kenapa mau aja disuruh Kevin. Zackhirja terluka? Apa pedulinya. Ia menggaruk alisnya yang gatal sambil memperhatikan sekitar. Beberapa murid terlihat meliriknya secara terang-terangan. Assyami memalingkan wajahnya dan mempercepat jalan. Dilihat begitu, rasanya risih sekali.
Assyami menghentikan langkahnya di depan pintu UKS. Sebuah tulisan yang terpajang di pintu membuatnya harus melepas sepatu. Ia melirik ke dalam ruangan, ada tiga pengawas UKS sedang berjaga. Assyami memegang roknya sendiri, ia tidak terbiasa berbicara dengan orang yang tidak dikenalnya.
"Wah...temennya Zackhirja ya?" seorang gadis yang asyik memainkan hp langsung sumringah melihat kedatangan Assyami. Dua temannya lantas menatapnya juga. Assyami hanya bisa tersenyum getir.
"Ih...gemes banget teman kau itu tahu nggak!"
"Haha dia udah punya pacar belum?"
"Eh Zackhirja itu orangnya gimana sih?"
Gadis itu jadi bingung ditanyain langsung begitu. Ia jadi berpikir apa yang dilakukan cowok itu hingga cewek-cewek ini tertarik padanya. Nyantet tuh orang?
"Mmm...nggak tahu Kak. Dia orangnya biasa-biasa aja," katanya sambil menjilat bibirnya yang kering.
"Nomor hp Zackhir punya?"
"Nggak." terdengar suara kecewa dari mereka bertiga. kali ini Assyami berbohong. Ia tidak mau obrolan ini berjalan lama. Ia ingin cepat-cepat meminta hansaplast dan pergi sekarang juga.
"Jadi kesini mau apa?"
"Mau minta hansaplast satu."
"Nih."
"Makasih Ka."
Akhirnya ia bisa terbebas juga dari tiga Kakak kelas itu. Sesudah meminta hansaplast di UKS, matanya melirik ke arah kantin. Tenggorokannya tiba-tiba terasa kering. Jadilah ia ke kantin membeli botol air mineral. Assyami jadi kepikiran dengan Zackhir, apa ia haus? Kalo dibeliin nanti malah kepedean. Otaknya terus berpikir apa ia harus membelikannya atau tidak.
Setelah lelah berpikir, ia memutuskan untuk membeli dua botol air mineral. Satu untuknya dan satu untuk Zackhir. Ya, ini hanya sekedar perasaan kasihan. Assyami menyerahkan lembaran uang pada ibu kantin.
"Assyami!" suara cowok terdengar memanggil namanya. Assyami menoleh dan mendapati Romi si ketua kelas berlari menghampirinya.
"Ada apa?"
Romi memegang kedua lututnya karena kelelahan berlari. Ia memejamkan mata sambil mengatur nafasnya. "Kau dipanggil Bu Yera. Cepetan ke kantor, kau tahu kan Bu Yera nggak suka nunggu lama."
Gadis itu terdiam sejenak memikirkan untuk apa Bu Yera memanggilnya, ia mengangguk ke arah Romi seakan mengiyakan. Romi pun berlalu pergi.
"Kenapa Sya?" Aimi menghampiri Assyami. Sejak tadi ia sudah ada di kantin makan bakso. Kini baksonya sudah habis.
"Aku dipanggil Bu Yera ke kantor," jawabnya. Assyami ingin pergi ke kantor tapi bagaimana dengan Zackhir? Ia memandang ke arah Aimi. "Mi, kau bisa nggak nganterin hansaplast sama botol minum ini ke Zackhir? Ia berada di ruang penyimpanan olahraga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaczac
Teen FictionZaczac nama panggilan pria itu. Memang cukup aneh didengar. Cowok penuh misteri, ia juga suka berantem, membuat ulah di sekolah dan di cap oleh warga sekolah sebagai cowok yang patut dihindari. Cerita ini berawal dari Assyami Marlena yang bertemu de...