"Cahaya kunang-kunang ialah aku yang mengejar senjamu menuju rindu."
----------
Assyami meluruskan kedua kakinya, meletakkannya di atas bantal dengan ponsel genggam di pahanya. Assya terlihat tersenyum, tangannya bergerak lincah di atas benda pipih tersebut. Ia sedang melihat unggahan foto momen-momen liburan di grup.
Assya membuka salah satu foto yang menurutnya menarik. Disana ada Zac dan di belakangnya ada dirinya sedang memetik buah di kebun tanpa tahu sedang difoto. Gadis itu mengulum bibirnya, merasa getaran aneh dalam dirinya. Namun getaran ini cukup menyenangkan, ia sungguh tidak percaya Zaczac dan dirinya bisa berfoto berdua, meski tanpa sengaja. Tanpa basa-basi ia menyimpan foto tersebut di galerinya.
Assya kembali mencari foto-foto lain, kalau saja ada yang bagus. Namun tak lama, senyuman yang awalnya terukir langsung hilang begitu saja. Assya sedikit terkejut melihat foto itu, menampakkan foto Kak Vannya dan Zaczac berpeace ria. Kerutan juga muncul di dahinya, pikirannya kemana-mana. Entah kenapa ia merasa tidak senang, hatinya berubah jelek seketika. Assya menutup ponsel genggamnya dan menghela nafas berat.
Matanya menuju ke arah Kak Vanya dan Aiya yang sudah tertidur pulas di sampingnya. Sepertinya ia juga harus tidur, mengingat kegiatan melelahkan yang sudah dijalaninya. Gadis itu merebahkan kepalanya di bantal dan memejamkan matanya. Namun, ia dengan cepat membuka matanya karena merasa belum mengantuk.
Tok tok
Suara ketukan di pintu kamarnya terdengar. Assya menatap ke arah pintunya dengan raut heran, ia tidak memiliki janji dengan siapa pun hari ini. Assyami berdiri, membuka pintu tersebut pelan dan mengintip. Ia dapat melihat seorang laki-laki dengan baju tidur dipakainya dan tangan kanan membawa sebuah sinter.
"Zac," lirih Assya pelan mengenal laki-laki itu.
Assya keluar kamar dan berhadapan dengan wajah Zackhir. Asya memperhatikan laki-laki di depannya, kedua matanya sibuk celingak-celinguk mengintip di dalam kamar. Assya mulai curiga.
"Mau cari siapa?" tanya Assya dengan nada tidak suka. Ia masih kesal dengan foto yang baru saja dilihatnya tadi, mungkin Zackhir sedang mencari Kak Vannya.
"Kamu," jawab Zackhir enteng.
"Huh? Aku?" Assya membulatkan matanya tidak percaya.
Zackhir mengangguk singkat dan memegang tangan Assya, kemudian mengajaknya pergi. Gadis itu hanya diam menurut. Pria itu membawanya keluar rumah dan mengajaknya berjalan-jalan keluar. Assya melirik Zackhir di sampingnya, angin menerpa wajahnya hingga rambutnya sedikit menutupi matanya. Assya pikir Zackhir tampan.
Tak lama, Zackhir menghentikan langkahnya membuat Assya juga ikut berhenti. Sepertinya mereka telah sampai, Assya mengedarkan pandangan ke sekitar. Tiba-tiba matanya terbuka lebar karena melihat binatang kecil bersayap dan menyala bertebaran kesana-kemari. Itu adalah kunang-kunang.
"Wah." Assya terkagum-kagum, ia baru pertama kali melihat kunang-kunang sebanyak ini.
Zackhir tersenyum melihat wajah Assya yang terlihat senang, ia kemudian berbaring di atas rumput dan menarik agar Assya jatuh di sampingnya. Gadis itu terpekik kecil, ia ingin memarahi Zackhir namun tidak jadi karena melihat pemandangan langit malam cukup indah ditemani kunang-kunang. Mereka berdua berbaring dengan tenang sambil menikmati keindahan.
"Indah," kata Assya senang.
"Aku tahu kalau kau akan suka."
Assya diam-diam melirik Zackhir di sampingnya, entah kenapa jantungnya berdegub kencang. Ia merasa agak gugup berduaan dengan Zackhir. Namun anehnya Zackhir terlihat biasa, tidak ada gelagat yang aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaczac
Teen FictionZaczac nama panggilan pria itu. Memang cukup aneh didengar. Cowok penuh misteri, ia juga suka berantem, membuat ulah di sekolah dan di cap oleh warga sekolah sebagai cowok yang patut dihindari. Cerita ini berawal dari Assyami Marlena yang bertemu de...