12 - Asya marah ya?

512 64 101
                                    

"Nikmatilah masa SMA sebelum semua itu berakhir."

----------

PLAK

Assyami langsung terbangun saat sebuah tangan memukul wajahnya. Ia menggosok pipinya dan mencari sumbernya. Di sampingnya terdapat Ami tidur pulas dengan tangan terbuka lebar dan salah satu kakinya menindihi kaki Assyami. Rupanya sumber masalah itu berasal dari Ami.

Assyami baru sadar, sebelumnya ia membiarkan mereka tidur di rumahnya. Para laki-laki ia suruh tidur di sofa ruang tamu dan Ami terpaksa tidur di kamarnya.

Gadis itu menghela nafas berat. Assyami mendorong Ami menjauh agar tidak dekat dengannya. Ia tidak menyangka ada seorang gadis yang tidur dengan bruntal seperti Ami. Selama ini Assyami jika tidur selalu tenang.

Assyami bangkit dari tempatnya dan menuju ke kamar mandi. Malam tadi ia tidur jam setengah 12 karena menonton film horror bersama mereka. Meski begitu, ia cukup menikmatinya. Jarang sekali ia bisa merasakan suasana nonton bersama seperti itu.

"Hoammm!"

Tak lama Ami terbangun dari tidurnya dengan wajah berantakan. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil melihat Assyami yang kini sudah siap dengan seragam sekolah.

"Pagi Asya!" Ami menyapanya dengan senyuman. Assyami melirik sebentar lalu pergi keluar kamar. "Cih! Masih dingin seperti biasa."

Assyami menuju dapur untuk membuat sarapan. Kali ini ia membuat burger. Terlihat Zackhir yang habis mandi berjalan lunglai menuju dapur dan mengambil segelas air untuk minum.

"Rajin banget sih istri masa depan aku." Zackhir terkekeh dengan candaannya.

"Mana yang lain?" Assyami tak memperdulikan perkataan Zackhir tadi dan bertanya mengenai para cowok.

"Mereka masih tidur."

"Dibangunin gih, mereka kan harus sekolah."

Zackhir memanyunkan bibirnya dan kembali ke ruang tamu. Jangan sangka Zackhir akan membangunkan dengan lemah lembut, ia memiliki cara tersendiri untuk membangunkan makhluk-makhluk tak berguna seperti mereka.

BUGH BUGH

BUGH BUGH

BUGHHH

Zackhir tersenyum saat mereka berlima langsung terbangun dan berteriak mengeluarkan bahasa kebun binatang. Yang dilakukan Zackhir hanya menimpuk wajah mereka dengan bantal sekuat tenaga.

"Setan lu Zac! Ni anak mainnya kasar!" Recky menahan amarahnya yang menggebu-gebu.

"Anjay! jantungku kagetnya setengah mati." Hilmi memegang jantungnya yang berdegub dengan kencang.

"Rasanya nyawaku ingin dicabut." Tio mendramatisir.

"Kau pikir enak dibangunin kayak gitu?! Sakitnya tuh disini!" Kevin nunjuk wajahnya yang seolah-olah tersakiti.

"Ku tak bisa berkata apa-apa lagi." Angga kembali merebahkan diri ke sofa.

"Bodo! Kalian semua alay! Pokoknya buruan mandi terus ke meja makan. Assyami bikin sarapan tuh!" Zackhir memasang wajah tak peduli.

Berapa menit kemudian, kini semua orang sudah siap di meja makan. Assyami meletakkan satu burger dan segelas susu untuk satu orang. Assyami mengernyit melihat Recky, Hilmi, Tio, dan Angga tidak memakai baju sekolah. Mereka hanya memakai kaos daleman.

"Baju sekolahnya kok nggak dipake?" tanya Assyami.

"Kita emang nggak mau sekolah, hari ini kami mau bolos," jawab Recky enteng.

ZaczacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang