"Ada orang yang bisa mendengarmu meski kau tidak mengatakan apa-apa, merekalah orang yang benar-benar peduli padamu."
----------
Akhirnya pelajaran hari itu selesai juga. Vannya mengusap-usap bagian belakang lehernya sambil memasukkan buku ke dalam tasnya. Ia menatap jam yang tertera di dalam ponsel. Masih ada waktu untuk belajar.
"Kak Vannya."
Vannya berbalik ketika mendengar suara seseorang memanggilnya. "Ya?" gadis itu tersenyum melihat Zackhir menghampirinya sambil berlari kecil. Pria itu tetap terlihat tampan meski dipenuhi keringat. Kemarin ia super sibuk menyiapkan sesuatu yang berhubungan dengan olimpiade, ia tidak tahu kabar pria itu kemarin.
"Aku mau bicara." Zackhir berkata serius, membuat Vannya menerka-nerka apa yang terjadi. Meski begitu ia mengangguk menyetujui.
Vannya mengikuti Zackhir yang berjalan di depannya. Ia menipiskan bibir, bingung apa yang terjadi. Zackhir membawanya ke tempat yang cukup sepi. Vannya gugup, meyakini Zackhir akan membicarakan sesuatu yang serius.
"Katakan semuanya, jangan ada hal yang ditutupi. Selama ini aku percaya sama Kakak." Zackhir bersuara rendah, ia menatap Vannya dengan sungguh-sungguh.
Vannya mengernyit bingung. Ia memikirkan matang-matang apa yang ingin dia jelaskan. Tiba-tiba ia teringat sesuatu yang selama ini ia sembunyikan. Vannya mengulum bibirnya. Ia benar-benar takut sekarang. Ia tidak ingin Zackhir membencinya. "Ini berhubungan dengan Aiya?" tanya Vannya takut, Zackhir mengangguk mengiyakan.
Vannya menunduk, tiba-tiba dadanya terasa sesak. Ia menggigit bibirnya menahan gejolak di dadanya. Rasanya ia ingin menangis jika Zackhir marah padanya. Vannya masih bergeming di tempatnya.
"Maaf atas semuanya." Vannya menitikkan air matanya, membuat Zackhir terkejut. "Kumohon jangan membenciku."
Mengalirlah cerita dari Vannya. Awalnya Vannya tidak mengenal Zackhir, ia orang yang penyendiri dan tidak memiliki teman. Hidupnya hanya fokus pada pelajaran, membuatnya selalu juara kelas. Suatu ketika gank Aiya datang menghampiri kelasnya memaksanya untuk mengerjakan tugas mereka. Mereka tidak saling mengenal karena beda kelas, namun Aiya mencari sosok pintar untuk dimanfaatkan.
Vannya tidak mau membantu mereka, membuatnya terpuruk hingga ia sering di bully. Vannya memohon agar dirinya tidak disakiti lagi, ia akan membantu mereka asalkan ia tidak diganggu lagi. Aiya setuju, lalu ia menyuruhnya memberikan bekal kue kepada Zackhirja. Disanalah awal pertemuan mereka. Aiya menyukai Zackhir dan menginginkan Zackhir agar menerima pemberiannya. Jika Zackhir tahu bahwa kue itu darinya pasti Zackhir menolak.
Aiya kembali memerintah Vannya agar mengurung orang yang bernama Assyami di gudang. Saat itu ia sungguh takut, tapi jika ia tidak melakukannya Aiya akan marah padanya. Ia tidak bisa menolak, Vannya takut Aiya akan melakukan hal gila padanya. Namun ia salah target, ia malah mengurung teman Assyami yang bernama Ami.
Setelah itu ada suatu tragedi dimana ia ditarik paksa oleh tiga cowok ke samping sekolah. Ia dibully habis-habisan, padahal ia tidak memiliki salah apa-apa. Tiba-tiba datang Zackhir menolongnya. Ia sungguh bersyukur dan sangat berterimakasih. Selama ini tidak ada yang pernah peduli padanya. Ia terkejut orang yang menolongnya adalah Zackhir, cowok yang disukai Aiya. Perasaan menyesal kembali menyelimutinya, ia pernah mengurung teman Zackhir di gudang.
Perasaan nyaman untuk dilindungi itu membayangi Vannya setiap hari. Ia ingin dekat dengan Zackhir dan berteman dengannya. Ia tidak ingin diperintah Aiya lagi untuk melakukan hal yang jahat. Maka suatu ketika Vannya memberanikan diri menyapa Zackhir yang berjalan bersama teman-temannya. Ia sungguh senang mereka terbuka kepada Vannya dan mengajaknya ikut ke kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaczac
Teen FictionZaczac nama panggilan pria itu. Memang cukup aneh didengar. Cowok penuh misteri, ia juga suka berantem, membuat ulah di sekolah dan di cap oleh warga sekolah sebagai cowok yang patut dihindari. Cerita ini berawal dari Assyami Marlena yang bertemu de...