"Teman itu sesuatu ya, teman memberi kita warna saat hari kita biasa."
----------
Kelas X IPA 1 kini dalam keadaan pelajaran kosong. Seharusnya saat ini diisi dengan pelajaran Sejarah, tapi sudah 10 menit Bu Silvi belum muncul juga. Romi sang ketua kelas mengatakan kalau Bu Silvi lagi makan di kantor dan mungkin bakalan lama datang. Yah, Bu Silvi kalau lagi makan pasti menghayati banget. Maka nampaklah keributan yang terjadi di kelas X IPA 1.
Di pojokan kanan, berkumpul para cowok-cowok yang ber-wow ria melihat layar Laptop. You know lah apa yang mereka lihat. Di pojokan kiri, beberapa cowok main game. Kadang mereka berteriak histeris jika kalah atau menang dan itu terdengar lebay.
Para cewek juga berkumpul berbagi kelompok. Kelompok yang duduk di sebelah kanan lagi gosipin Kakak kelas yang ketahuan ciuman di tempat sepi. Mereka lagi gosipin hal yang lagi hits.
"Tahu nggak, kemarin aku lihat Kak Bima ciuman sama cewek gitu di belakang gudang," ucap salah satu siswi dengan semangat.
"OMG!!" pekik mereka.
"Ceweknya siapa?"
"Nggak jelas, pokoknya rambut dan badannya pendek."
"Wah, gila! Sebenarnya Minggu kemarin aku juga lihat Kak Bima pelukan sama cewek di taman. Rambutnya panjang dan badannya semok bet!"
"Dasar Kak Bima playboy cap kapak, kalian harus waspada tuh kalau didekatin sama itu orang." yang lain mengangguk setuju.
Kelompok yang duduk di sebelah kiri lagi ngobrolin tentang hal mistis. Kali ini mereka ngobrolin tentang rumah kosong yang berada dekat sekolah mereka. Wajahnya pada tegang dan ketakutan semua.
"Kalian tahu nggak, rumah kosong yang dekat sekolah kita itu ternyata benar ada hantunya!"
"Ah yang bener?!"
"Jangan nakut-nakutin deh."
"Kok merinding ya."
"Serius ini. Kemarin kan aku ada ekskul marcing band tuh, selesainya sore banget. Aku nunggu Mami aku di depan sekolah, saat itu aku lagi megang selembar kertas tentang perlombaan marcing band. Nah, kertas itu terbang kebawa angin karena akunya nggak megang erat. Ya...aku kejar dan kalian tahu...kertas itu mendarat di depan rumah angker itu. Aku buru-buru ngambil itu kertas dan ingin kabur secepatnya. Tapi, mata kepalaku sendiri melihat ada cewek berambut panjang di dalam ngelihatin aku dari jendela!"
"Aaaaa!!" pekik mereka.
"Serius?!"
"Bukan serius lagi, tapi duarius!"
Kelompok yang paling depan lagi ngobrolin hal gak jelas, seperti marah-marah karena kucing ngencingin sepatu-ya, itu karena meletakan sepatu tidak pada tempatnya, terus bekal makanan dicuri kucing lah, kucing betina yang tiap bulan selalu hamil yang entah siapa suaminya lah, dan perkelahian kucing karena memperebutkan kucing betina yang baru beranak. Meski gaje yang penting bisa bikin happy katanya.
Zackhir, Assyami, Aimi, dan Kevin tidak termasuk dari kelompok yang disebutkan tadi. Mereka berempat membuat kelompok sendiri di barisan tengah. Di tengah mejanya ada beberapa makanan ringan yang siap disantap. Tak bisa disangka mereka mulai akrab. Assyami pun mulai membuka diri.
"Zac, tadi kenapa kau nggak ngerjain PR Matematika?" tanya Kevin.
"Iya, bener. Kan bisa tuh nyontek sama Assyami," Aimi menimpali.
Zackhir diam sejenak, matanya menatap isi bungkusan snack yang sudah habis. Ia lalu membuang bungkusan itu dan membuka snack baru. Zackhir memakan snack dan melihat kearah mereka bertiga yang nampaknya menunggu jawaban darinya. "Nyontek itu nggak baik," katanya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaczac
Ficção AdolescenteZaczac nama panggilan pria itu. Memang cukup aneh didengar. Cowok penuh misteri, ia juga suka berantem, membuat ulah di sekolah dan di cap oleh warga sekolah sebagai cowok yang patut dihindari. Cerita ini berawal dari Assyami Marlena yang bertemu de...