"Waktu yang paling menyenangkan adalah saat kita bersama, tertawa menggulirkan banyak detik dalam keceriaan."
---------
"Kurasa aku menyukaimu."
Sebuah kalimat yang mampu membuat waktu ini seakan berhenti. Seperti dedaunan yang jatuh karena tertiup angin berhenti sebelum jatuh ke tanah. Seperti pepohonan yang tadinya menari, sekarang terdiam. Seperti burung-burung yang beterbangan seakan membeku di atas sana. Pria itu menahan nafasnya saat penuturan dari gadis itu. Ia tercekat dan mencerna kalimat itu berulang kali di otaknya.
Sang gadis yang awalnya santai, langsung terkejut dengan apa yang dikatakannya. Dibenaknya seakan bertanya, siapakah gerangan yang mengucapkan kalimat memalukan itu? Ia sadar mulutnyalah yang berbicara tadi. Gadis yang bernama Assyami menatap ekspresi dari Zackhir. Ia ingin tahu respon apa yang akan terlontar dari bibir Zackhirja yang masih mengatup rapat itu.
"Kau bilang apa? Kau menyukaiku?" akhirnya Zackhir berhasil melanjutkan waktu yang hampir berhenti tadi. Nadanya terdengar seakan tidak percaya.
"Ahh..." Assyami menghentikan ucapannya. Ia tak berani menatap wajah Zackhir. Nampak sekali ia sedang salah tingkah. Assyami mulai berpikir menyangkal apa yang baru saja ia katakan.
"Kau ini blak-blakkan ya," ucap pria itu disertai kekehan pelan.
"Eh a-aku bohong kok!" belanya cepat.
"Kenapa wajahmu memerah begitu?" godanya.
"Tidak!" Assyami melotot.
"Hah? Kau menyukaiku bukan? Lagian aku kan memang tampan." Zackhir menaik turunkan alisnya kepada gadis itu, tapi Assyami menggeleng dengan cepat.
"Zac...sungguh, aku bohong kok," katanya menyakinkan. Wajah gadis itu terlihat serius dan bersungguh-sungguh. Zackhir mencari kebohongan dari wajah Assyami, tapi ia tidak menemukannya. Terlihat jelas kerutan muncul di wajah Zackhir, sepertinya ia kecewa.
"Eh, kau benar-benar berbohong?" tanyanya sekali lagi memastikan.
"..." gadis itu mengangguk.
"Kau ini. Ya sudahlah, lupakan."
Pria itu kembali menatap pemandangan di bawah sana, ia tidak peduli lagi sampai-sampai ia bersikap santai begitu. Dibalik itu Assyami bernafas lega, ia bersyukur Zackhir tidak bertanya lebih jauh. Mungkin lebih baik seperti ini, selalu bersama dalam hubungan tanpa status.
***
Keesokan harinya, terlihat Assyami sedang berlari santai. Tiba-tiba ia semakin mempercepat langkahnya karena bel nyaris saja berbunyi. Nafas gadis itu tersenggal-senggal karena ia berlari dari gerbang sekolah. Keringat di wajahnya tak membuat kecantikannya berkurang, padahal selama ini ia tak pernah memoleskan make up di wajahnya itu. Ia tak memiliki waktu untuk berdandan agar terlihat lebih cantik di depan orang. Penampilannya seperti biasanya, kali ini ia mengikat kuda rambutnya.
Tak jauh darinya ada Aliya atau bisa dipanggil Aiya sedang memperhatikannya. Ia mengulum bibirnya dan memicingkan matanya ke arah Assyami. Ia sangat kesal dan cemburu karena gadis tak tahu diri itu selalu menempel pada Zackhir. Dirinya diam-diam menyukai Zackhir, meski itu ia malu mengakuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zaczac
Teen FictionZaczac nama panggilan pria itu. Memang cukup aneh didengar. Cowok penuh misteri, ia juga suka berantem, membuat ulah di sekolah dan di cap oleh warga sekolah sebagai cowok yang patut dihindari. Cerita ini berawal dari Assyami Marlena yang bertemu de...