Part 1

1K 128 21
                                    

Seorang yoeja berpakaian rapi dengan name tag bergantung di leher indahnya sedang berjalan di lorong bangsal rumah sakit khusus.

Di mana rumah sakit yang biasanya sepi, jauh dari kata berisik namun ini sebaliknya amat ramai, gaduh, teriakan di sana sini. 

Ya ini rumah sakit untuk orang yang jiwanya yang sakit bukan raga nya yang sakit.

Yeoja itu tentu sudah terbiasa dengan keramaian unik seperti itu. ya mungkin memang ia baru saja lulus dari kedokteran ahli kejiwaan ya bisa dibilang psikolog.  namun predikat mahasiswa terbaik di kampusnya membuat ia dipercaya seperti dokter yang sudah berpengalaman.

Ketukan suara sepatu nya seperti backsound pengiring kebisingan yang ada. Namun langkahnya terhenti saat ia tepat berada di bangsal 21 yang di sana terdapat seorang namja berwajah tampan namun sangat kurus.

Di tatapnya lagi map berwarna coklat yang berisikan tentang profil penghuni si bangsal 21 yang baru saja ia dapat dari ketua kepala rumah sakit.

Kwon Jiyong
usia: 24 tahun namun bersikap seperti layaknya bocah 5-7tahun.
penyebab: Trauma akut.
Masuk: 22 Januari 2013

"Hemm berarti dia sudah 4 tahun di sini" gumam yeoja itu. Ia pun membuka pintu berjeruji layaknya penjara namun bercat putih.

"Annyeong Jiyong-ssi" sapa nya pada namja yang sedang asik memainkan mobil-mobilan merahnya.

"Nugu?" jawab namja itu polos sambil memiringkan kepalanya. Kebiasaan bocah kecil saat ia tak mengerti atau sedang kebingungan.

"Aku dokter Dara. Aku baru di sini jadi aku belum punya teman. Jiyongie mau berteman denganku tidak?" tanya Dara dengan nada seperti anak kecil.

"Engg?? Jiyongie tidak mau. kau kan orang asing. Eomma bilang jangan berbicara pada orang asing" ucap namja itu sambil menyilangkan kedua tangannya di dada dan menggembungkan pipinya.

Kiyowoo~batin Dara.

"Hei nuna juga temannya Bom nuna. Jadi aku temanmu juga, ne?"

geleng-geleng~Jiyong.

"Eiii ayolah, aku kan tidak punya teman. hiks masa kau tega" ucap Dara pura-pura sedih.

"Nuna jangan menangis. Jiyongie tidak suka melihat eomma menangis jadi nuna jangan menangis. hueee, Jiyongie sudah jahat ya? hiks jiyongie anak nakaaaal.. huaaaa" kini namja yang bernama Jiyong itu yang menangis histeris.

"A-ani. Uljima Jiyongie. Nuna tidak menangis lagi. Kau juga harus berhenti menangis oke"

Angguk-angguk~Jiyong

"Cha~kita berteman?" tanya Dara.

"Emm. Kita berteman yeeey!!" seru gembira Jiyong. Dara yang melihat itu hanya tersenyum. Satu sisi itu sangat lucu dan menggemaskan namun disisi lain dengan tubuh dewasa yang seperti itu rasanya agak "aneh".

Chup~~

Lamunan Dara dibuyarkan oleh kecupan dari sang yang baru saja sepakat untuk berteman. Membuat otak Dara sedikit terhenti bekerja.

"Eomma selalu mengecup pipi jiyongie jika aku melakukan hal baik. Dan berteman adalah hal baik jadi Jiyongie mengecup teman Jiyongie~" ucapnya.

"Aah, begitu" ucap Dara masih agak terkejut.

"Kenapa nuna tidak mencium jiyongie juga? Jika eomma mencium jiyongie pasti jiyongie membalasnya. begitu juga dengan berteman. Jadi ayo cium Jiyongie" ucap Jiyong yang menatap polos yeoja yang sweetdrop ria di depannya.

Dia memang merasa anak kecil, tapi aku melihatnya dengan tubuh yang bahkan lebih besar dariku.-Batin Dara.

"Kenapa lama? tidak mau ya? yasudah kita tidak berteman" ucap Jiyong membuat Dara panik.

Pendekatan yang sulit bukan?

"b-baiklah" ucap Dara tergagap dan

Chup~

Dara mengecup pipi Jiyong dengan cepat.

"Yeey~~~ jiyongie berteman dengan Dara~~~~" ucap Jiyong senang lalu memeluk erat yeoja di depannya.

"huee, eomma aku harus bagaimana??" ucap Dara menangis dalam hati.

Sepertinya aku harus kerja dan berfikir extra mulai sekarang.

TBC

MENTAL(Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang