Di play mulmed nya~
Chap ini khusus pov Dara
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Aku melamun, membayangkan awal-awal aku dan Jiyong bertemu.
Tok tok
"Ne"
"Permisi, namja bernama Jimin ingin menemui anda"
"Ah, ne persilahkan dia masuk"
Tap tap tap
"Nun, ini ku bawakan makanan. Aku lihat kau tak makan dengan baik akhir-akhir ini. Aku tak ingin kau sakit nun, jaebal. Jangan seperti ini, Jiyong hyung membutuhkan mu jika kau sakit dia-" belum sempat Jimin melanjutkan kalimatnya, Aku sudah membuka kotak makanan yang di bawa Jimin dan dengan suapan besar aku memakan makanan itu. Mengunyahnya dengan susuh payah.
Tes
Tes
Tes
Aku makan tapi kenapa air mata sialan ini tak bisa berhenti.
Hiks
Aku tak bisa bersembunyi lagi.
"Hei~ menangislah jika nuna ingin menangis aku tak melarangmu menangis nuna, hanya setelah banyak menangis kau harus lebih kuat emm" Jimin menghapus air mata ku seraya tersenyum lembut.
"Jim~ kenapa nuna tak bisa membuat Jiyong bahagia di hidupnya yang menyedihkan itu. Kenapa nuna tak bisa menghapus kenangan pahitnya, kenapa nuna tak bisa membiarkan dia tak mengingat masa lalu nya, hiks sakit melihatnya seperti itu"
"Sssttt, nuna kau sudah menjadi kebahagiaan bagi Jiyong hyung. Kau harus tau bagaimana dia berusaha menjadi namja yang mau melindungimu, mau menjadi namja yang bisa kau sukai, bagaimana ia belajar bersungguh-sungguh saat ia belajar semua tentang itu dengan waktu singkat. Hanya karena dia mencintaimu nuna, hyung melakukan itu semua. Jadi ku mohon, kuatlah untuk Jiyong hyung" jimin memeluk ku erat. Aku semakin menangis.
.
.
.Ku lihat Jiyong duduk di kursi roda. Dia sudah bisa di lepaskan dari tali-temali yang mengurungnya. Aku cukup lega namun ku lihat mata nya tampak kosong. Ia hanya menatap tapi tak mengartikan apapun. Kadang kuku jari nya ia gigiti hingga terluka.
Tuhan, aku harus bagaimana
"Jiyong-ah" lirihku namun saat aku ingin menghampirinya seseorang menghentikan langkahku.
"Jangan nuna~ jika dia melihatmu emosinya tidak akan terkendali. Lagi pula aku tau kau tak kuat melihatnya seperti itu. Jadi saranku biarkan dia aku yang memantau nya, nuna kerjakan perkerjaan mu. Hemm bagaimana? Ini sebagai ucapan permintaan maafku karena aku juga ikut andil dalam hypnotherapy ini nuna"
"Gumawo, Seokjin-ah. Jeongmal gumawo. Tolong hiks tolong Jiyong Seojin-ah. Ku mohon"
"Aku akan semaksimal mungkin nuna. Kau tabah ya" senyum Seokjin mengembang, aku ikut tersenyum lalu mataku kembali pada sosok yang masih di kursi rodanya mentap kosong lurus arah pandangannya.
"Dokter DARA!!!" teriak suster membuat aku terbelalak karena kini Jiyong menatapku tajam.
Tidak Ji, jangan pandang aku seperti itu.
BRAKKK
Kursi roda itu terpental, sang pemilik kini berlari mengarah padaku yang kaku di tempat.
"KELUARKAN AKU DARI SINI DARA!!!" teriak Jiyong yang sudah di hadapanku. Meremas bahu ku hingga nyeri tapi Aku masih mematung, ku lihat wajahnya kini memerah, wajahnya di penuhi air mata.
Tes
Aku tak sadar jadi ikut menangis.
Grep
Dia memelukku erat.
Dia semakin menangis
"Aku mencintaimu sungguh, bawa aku pergi dee~jaebal hiks"
Dunia ku seakan runtuh.
Namja yang ku cintai
Semenderita ini
Pov Dara end
.
.
."Tuan, tuan muda Kwon Jiyong mentalnya terganggu kembali dia sedang dalam perawatan saat ini"
"Hahahaha, bagus. Teruslah seperti itu hingga dia mati"
"Tapi tuan, ada surat pemanggilan dari kepolisian Seoul"
"Mwo???!!! Kenapa aku di panggil polisi Seoul?"
"Anda dipanggi atas tuduhan pembunuhan 4 tahun lalu atas keluarga Kwon"
.
.
.
Someone pov"Jadi aku pahlawan di sini begitu? Oke kita lihat seberapa cerdas diriku hahahaha"
T
B
CTolong ya jangan hujat hoon krna ini seiprit hoon tau wkwkwkw 😂 pi vomentnya jusseyooo~
KAMU SEDANG MEMBACA
MENTAL(Complete)
FanfictionSeorang namja berusia 24 tahun namun karena sesuatu yang buruk menimpa dirinya hingga ia berprilaku seperti anak berusia 5-7 tahun. Bagaimana bisa itu terjadi padanya? Bisakah ia sembuh?