"Hyung ini sepertinya janggal sekali"
"Aah molla, kenapa kau membawa ku ke sini eoh. Tck, aku ada jadwal"
"Hyuung~jaebal, kau kan tau ceritanya jadi aku butuh bantuanmu'
"Aish dasar detective semena-mena"
"Eiii, aku kan masih remaja jadi masih mencari jati diri"
"Heh, bodoh! Kau itu lulus menjadi detective dengan nilai sempurna tapi kau menolak pekerjaan yang pemerintah sendiri memintamu bayarannya bahkan lebih besar di banding aku menua menjadi model. Tck bodoh!"
"Hehehe, aku masih ingin main-main hyung~ hidup hanya sekali jadi aku tidak ingin terkekang dengan pekerjaan membosankan itu"
"Lalu kenapa kau melakukan penyelidikan tentang ini? Apa karena Dara nuna?"
"Emm, kau benar Jin hyung. Aku, Park Jimin sudah berjanji akan melindungi Dara nuna bagaimanapun cara nya karena dia itu peri ku hyung. Peri penyelamat ku"
"Memang kau di selamatkan dari apa?"
"Aku dulu nya hanya namja penurut, lugu dan bahagia. Namun semua berubah saat ke dua orang tua ku bercerai. Mereka bahkan memperebutkan hak asuhku tanpa memperdulikan aku, anak mereka yang baru berusia 12tahun. Saat itu hidupku berubah hyung. Kau tau, aku menjadi sangat nakal. Tak mau sekolah, jika sekolah hanya berkelahi dengan teman lalu skorsing, balapan liar, bahkan aku terjerumus drugs hyung"
"Huah!!! JINJAAAA!!! muka bocah sepertimu drugs?!! Heol kau merokok saja aku tak akan percaya!"
"Jinjja hyung, aku memakan obat terlarang dengan cukup lama. Hingga aku collapse karena overdose hampir juga aku mati. Hehehe"
"Hehe hehe hehe kau cerita seperti itu dengan cengiran bodoh. Kau ini!!! Cepat lanjutkan!!!"
Flashback
"Jimin!!!"
Dara memeluk erat tubuh Jimin yang terbaring acuh di ranjang rumah sakit.
"Jimin-ah mianhae... maaf kan nuna"
Brakk
Dara jatuh terduduk saat Jimin menghempaskan tubuh Dara. Lalu menatapnya dengan emosi.
"PERGI!!!"
"Jiminie~"
"KU BILANG PERGI!!! AKU TAK INGIN KAU IBA PADAKU!!! AKU BENCI TATAPAN SEPERTI ITU!!! SEMUA NYA PERGI!!!"
Jimin mengamuk, infus di tangannya di copotnya dengan kasar hingga darah menetes di kasur dan lantai. Dokter dan suster berhambur menenangkan dan memberikan obat penenang hingga Jimin tertidur.
Hari demi hari, Jimin terbiasa dengan kehadiran Dara lagi. Memang saat kecil mereka sangat dekat namun karena kecelakaan orang tua Dara, Dara jadi menjauh dan menyendiri hingga masalah keluarga Jimin muncul dan memperpanjang jarak hubungan mereka. Hingga terdengar oleh Dara Jimin yang overdosis di rumah sakit. Dan di saat itu dia sadar, bahwa Jimin membutuhkannya. Jimin juga menderita sama dengannya. Hingga ia bertekad bahwa ia akan selalu ada untuk Jiminie nya.
"Jiminie~ nuna datang~~~ eoh kau sedang apa hemm?"
"..." jimin tak menjawab ia menerima kehadiran Dara namun masih acuh terhadap yoeja itu.
"Jim, kau tau tadi nuna bertemu dengan anak kecil mirip sekali dengan mu saat kecil dulu. Bulat, pendek, kulit putih pucat, bibir bebek, pipi mengelembung dan jari2 yang seperti kaki ayam yang di rebus. Kekeke"
"Heiiiii!!!" Jimin merespon tak suka.
"Wah kau mau marah? Ayo marah, nuna senang kau marah padaku, asal jangan mendiamiku seperti ini. Hemm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MENTAL(Complete)
FanfictionSeorang namja berusia 24 tahun namun karena sesuatu yang buruk menimpa dirinya hingga ia berprilaku seperti anak berusia 5-7 tahun. Bagaimana bisa itu terjadi padanya? Bisakah ia sembuh?