Dara menemui meja yang ia tempati tadi bersama Jiyong namun ia tak mendapati sosok itu di sana.
"Jiyong-ah?" Dara mengedarkan pandangannya kesetiap sudut namun tak mendapati jiyong.
"Maaf nona, apa nona sedang mencari seorang pemuda yang tadi duduk di sini" security mendatangi Dara yang terlihat khawatir.
"Ne? Apa kau melihatnya?"
"Ah tadi dia terlibat kegaduhan dengan seoranga anak kecil dan ibunya. Lalu ibu nya menusuk lengan pemuda itu dengan garpu lalu pemuda itu lari ke sana"
"Apa!!!Jiyong-aaah"
Dara pun berlarian menuju arah yang di tunjuk oleh security tadi. Sampai ia di depan toilet pria dan mendengar isakan keras.
"Gila, sudah dewasa tapi menangis seperti bocah saja" ucap pria yang baru saja keluar dari toilet dan tanpa ragu Dara menerobos ke dalam.
"huaaah, yak ahgassi kau salah masuk"
"Ahh maaf aku ingin membawa dia" ucap Dara kikuk sambil menutup matanya menghindari ia melihat sesuatu yang emm entahlah.
"Aiishh" kesal namja itu lalu keluar membiarkan dara menghampiri Jiyong yang masih terisak di bilik kamar mandi.
"Ji~ ini nuna. Buka pintu nya emm" ucap Dara lembut sambil mengetuk pintunya.
"N-nuna? Benar itu nuna"
"Ne. Maka buka pintunya, jadi kau bisa melihatku"
Krieet
"Nu-hiks n-nuna appoo" rengek Jiyong pada Dara lengannya yang luka di perlihatkan pada Dara sedangkan lengan satu lagi ia gunakan untuk mengusak matanya yang memerah. (Kyiowo bayanginnya).
.
.
."Appo" ringis Jiyong saat Dara membersihkan luka Jiyong.
"Tahan sebentar ya"
Dara dengan hati-hati mengobati lengan Jiyong. Dan Jiyong yang memperhatikan wajah Dara yang begitu dekat dengannya membuat wajahnya terasa panas.
"Cha~sudah selesai. Kau baik baik saja emm" ucap Dara sambil menangkup wajah Jiyong yang semakin memerah dengan sebelah tangan mungilnya.
Jiyong menutup matanya, menikmati rasa nyaman saat itu. Ibu jari Dara mengelus wajah jiyong dengan lembut.
"Ji~"
"Emm"
"Heii, kau tak ap-"
Jiyong mendekap dara dengan erat. Menenggelamkan wajahnya diceruk leher Dara. Kembali memejamkan matanya dan menghirup rakus aroma yang menguar di sana.
"Kau kenapa, cerita pada nuna"
"..." jiyong tak menjawab.
"Ji, jangan membuat nuna khawatir" Dara mengusap rambut belakang Jiyong.
"Jangan tinggalkan aku, De~"
"Eh?" Dara lupa bernafas sesaat ketika mendengar gumaman Jiyong.
"K-kau bilang apa tadi Jiyong-ah? Nuna tidak dengar"
Jiyong pun melepas pelukannya namun tak terlepas, lengannya kini malah merambat mengelus wajah Dara.
"Yeppo, joah" ucap Jiyong dengan suara dewasa. Menatap dalam manik Dara tanpa sedikitpun keraguan atau ketakutan yang biasanya Jiyong suguhkan seperti biasanya.
"J-ji, kau kenapa uh?" Dara kikuk di tempatnya, dipandangi dengan Jiyong mode dewasanya membuat dia seakan kecil sekali.
"Jangan tinggalkan aku" ucap Jiyong masih dengan suara dewasanya lalu mendekatkan wajahnya dengan Dara. Sedetik kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENTAL(Complete)
FanfictionSeorang namja berusia 24 tahun namun karena sesuatu yang buruk menimpa dirinya hingga ia berprilaku seperti anak berusia 5-7 tahun. Bagaimana bisa itu terjadi padanya? Bisakah ia sembuh?