Brakk
"JIYONG!!!"
Dara berlari menuju tempat Jiyong kini.
"Jiyong-ah, gwencana?" Tanya Dara pada sosok Jiyong yang masih tak berkutik dari meleluknya diri sendiri di tengah jalan.
"Yak!! Apa kau gila! Huh? Mau mati cari tempat lain" ucap ahjussi yang mobilnya hampir menabrak Jiyong.
"Ah mianhanda ahjussi" Dara membungkuk minta maaf. Lalu membawa Jiyong untuk berdiri dan kembali ke apartemen.
Jiyong masih duduk memeluk tubuhnya diatas sofa. Dara yang membujuk agar Jiyong meminum sesuatu agar bisa menenangkannya.
"Hei Ji, ayolah minum sedikit saja emm. Bukankah ini coklat hangat favorite mu?"
Tak ada balasan. Tubuhnya masih membungkuk setara dengan lututnya.
"Huft, kau tak mau mendengarkanku? Apa aku harus meninggalkan mu sendirian di sini? Yah baiklah terserahmu saja" ancam Dara lalu hendak pergi tapi tiba-tiba ujung baju hangatnya di tarik pelan.
"A-aku takut nuna, hiks.. HUUAAAAAAA" Jiyong menangis histeris seperti bocah yang lollipop nya diambil paksa.
Dara tersenyum maklum melihat tingkah Jiyong. Ia pun memeluk namja yang seperti bayi besar itu.
"Gwencana, nuna di sini. Kau tidak perlu takut. Tidak ada yang menyakitimu." Ucap Dara menenangkan.
"Geunde, foto itu membuat kepala ku sakit nuna. Lalu teriakan-teriakan aneh terdengar membuatku marah. Apa benar kata ahjussi tadi aku gila?" Tanya Jiyong polos, ia membalas memeluk Dara lebih posesif dan menyamankan wajahnya di leher dara.
"Anniyo, kau tidak seperti itu. Apa kepalamu masih sakit? Apa teriakan-teriakan itu masih terdengar?"
"Anni, sudah tidak ada" jawab Jiyong dengan suara makin memelan.
Dan saat itu Dara bisa merasakan nafas teratur Jiyong di lehernya.
"Kau pasti mengalami hal berat Ji. Bersabarlah aku akan menyembuhkanmu. Jaljayo" ucap Dara sambil memposisikan tubuhnya senyaman mungkin dan tertidur dengan masih Jiyong di pelukannya.
.
.
."Apakah tidak ada sedikit saja saksi atas kehidupan dulu Jiyong?" Gumam Dara sambil melihat Jiyong yang lahap memakan ice cream nya.
"Nuna, aku mau lagi boleh?"
"Ah, makan punya ku saja. Ini belum ku makan"
"Jinjja?!! Wah gumawo" ucap Jiyong sumringah.
"Cha, nuna aaaa" Jiyong sudah memposisikan sendok ice cream nya di depan mulut Dara. Dara pun tersenyum dan membuka mulutnya hingga ia merasa dinginnya ice melumer di mulutnya.
"Kau makan seperti bayi, nuna" ucap Jiyong seraya mengusap bibir Dara yang terdapat noda ice cream dengan ibu jarinya setelahnya ia menjilat ibu jari yang ia pakai tadi.
BLUSH
"nuna sakit? Kok wajahnya memerah?" Tanya Jiyong polos. (Dipolosin ma hoon niy wkwkw)
"Aa-aku tidak apa-apa. Hehe. Cepat habiskan ice cream mu. Emm ia Jiyong kau tunggu di sini ne. Nuna ingin ke toilet. Ingat kau harus tetap di sini arra!!" Ucap Dara yang di respon anggukan patuh oleh Jiyong.
Setelah kepergian Dara, Jiyong kembali memakan ice cream nya dengan lahap hingga seorang bocah dengan membawa robot-robotan mengalihkan atensi seorang Jiyong dari ice cream nya.
Jiyong menghampiri anak yang sedang membawa robot mainan itu, sedangkan orang tua si anak sedang sibuk melihat menu.
"Boleh Jiyong pinjam?"
"Ahjussi kan sudah besar, kenapa mau pinjam robotan chanie?"
"Aku bukan ahjussi, aku pinjam ne. Boleh kan?"
"Tidak!!! Ahjussi bodoh ya?eommaaaaa" bocah itu berteriak sehingga eomma nya yang sedang berada di stand makanan mendekati anaknya.
"Waegurae Chanwoo-aah" panik sang eomma.
"Ahjussi ini aneh eomma, dia ingin meminjam robotanku" adu bocah itu.
"Heh kau, pergi jangan ganggu. Hei security usir pemuda idi*t ini. Ia ingin mencelakakan anakku"
Security menghampiri Jiyong dan hendak menyeret tubuhnya namun sebelum ia di seret tangan Jiyong menggapai robotan itu hingga terjadi tarik menarik dengan bocah itu hingga eomma si bocah menusuk tangan Jiyong dengan garpu yang ada di meja.
"Nyonya jangan bertindak seperti itu" ucap security namun saat lengah Jiyong berlari.
Dia ingin menangis, namun ia berjanji tidak menangis selain di hadapan Dara nunanya.
"Nuna, eodiya" gumam Jiyong lalu ia mendekat menuju toilet. Jiyong memang bisa membaca, dia terlahir dengan kecerdasan.
Namun ia masih menganggap bahwa toilet digunakan bersamaan. Hingga ia memasuki toilet pria dan membuka satu persatu pintu toilet namun ia tak menemukan Dara nuna nya. Hingga-
Brug
Ia tak bisa menahan lagi. Usia 5 tahun yang ada di dirinya kini merasa sendirian.
"Hiks, sakit. Eomma~appa geumanhae. Hiks jangan pukul aku. Hiks, appa ~ eomma berdarah, tolong dia.. hiks jangan!!! Aku tidak mau appa, jangan... huaaaah Dara nunaaaaa tolong akuuuuu" Jiyong menangis histeris di sana sambil memukul-mukul kepalanya sendiri. Fikirannya kalut, menangis sejadinya tanpa menghiraukan darah mengalir di lengannya akibat tusukan garpu.
Tebecong egen~~wkwkwk
Hoon up semua kan ff nya.. puja kerang ajaib~~hehe vote ma comment nya jusseo~~biar lbh cepet update nya 😄
KAMU SEDANG MEMBACA
MENTAL(Complete)
FanfictionSeorang namja berusia 24 tahun namun karena sesuatu yang buruk menimpa dirinya hingga ia berprilaku seperti anak berusia 5-7 tahun. Bagaimana bisa itu terjadi padanya? Bisakah ia sembuh?