Hopelessly

407 66 6
                                    

"Dara!!!!!! Jjimiiiiiin!!!" Bom teriak panik.

"Ne Bomie?"

"Jin menelfonmu berkali-kali tapi hp mu tak aktif, jadi dia menelfonku. Jin bilang Jimin kritis!! Jaebal kau kesana!!!"

"Ah ne!!! Titip Jiyong Bomie!!" Dara berlari keluar dari tempat rehab.

.
.
.

"Tuan, apa anda wali dari pasien?"

"Bukan uisanim, walinya sedang dalam perjalanan. Bagaimana dok dengan pasien?" Tanya Jin.

"Dia-"

"Usianim!!! Bagaimana keadaan dongsaengie???" Teriak Dara saat sudah sampai di rumah sakit.

"Maafkan kami nyonya. Sepertinya pasien tak ada harapan hidup. Keadaanya makin jauh dari kata kemungkinan hidup. Sebaiknya kita lepas alat penunjang hidupnya dan biarkan dia pergi" ucap dokter dengan nada menyesal.

"ANDWE!!!! AKU TIDAK AKAN MEMBIARKAN NYA PERGI!!! hiks" setelah mengucapkan itu Dara menghambur ke ruang rawat Jimin.

Sosok yang biasanya melompat kegirangan, tak bisa diam, tersenyum hangat pada orang lain hingga senyumnya membuat orang lain ikut tersenyum, suara yang lembut jika menyanyikan lullaby untuk Dara jika ia tak bisa tidur, sosok cengengesan yang tak ada yang tau hatinya merasakan penderitaan karena perceraian orang tua.. sosok itu kini terbaring pucat, seperti tak bernyawa, hanya detakan lemah dari alat pendeteksi jantungnya.

"Hiks, Chim~ irona jaebal umm?! Apa kau tega meninggalkan nuna sendirian? Yang akan hiks menghabiskan persedian kue nuna jika bukan kau siapa hemm? Kau ingat dulu kau sering kena marah nuna karena kau sering memakan habis tanpa sisa kue kesukaanku tapi sekarang hiks jika kau bangun hiks kau boleh memakan sesukamu Jim. Makan kue sebanyak apapun hiks nuna tidak akan marah.. jaebal bangun Jim. Nuna kesepian hiks"

Nuna~maafkan Jimin. Tapi Jimin lelah.
.
.
.

"Nuna, kau istrahat dulu ne. Jimin biar aku yang jaga"

"Tidak Jin-ah, aku ingin selalu di sisinya. Aku ingin yang ia lihat pertama kali saat dia bangun"

"Nuna, tapi dia-"

"Tidak Jin-ah, aku yakin uri Jiminie pasti bangun. Dia hiks hanya sedang tidur agak lama hiks"

.
.
.

"Bomie nuna, Dara nuna eodie?"

"Jiyong-ah, maaf ya Dara sedang menemani Jimin di rumah sakit. Jimin hiks sedang kritis" ucap Bomie yang sama sedihnya karena keadaan Jimin.

Jimin itu walau tingkah masih kekanakan tapi dia akan sangat menjadi namja dewasa untuk melindungi nuna-nuna nya. Begitupun Bom yang pernah ditolong Jimin dari mantan kekasih bejatnya yang menyiksa Bom di tengah jalan. Untung Jimin ada di sana, dengan lari terburu-buru saat melihat Bom di tampar sebegitu kerasnya dan Jimin tanpa ampun memukul habis kekasih Bom itu.

Jimin selalu seperti itu, selalu jadi dewasa, kuat bagi orang yang ia sayang namun kadang lupa akan diri sendiri. Walaupun saat berkelahi ia akan babak belur juga, tapi ia tak hiraukan asalkan saat itu Bom selamat dan kesakitan yang dirasakan Bom lebih dirasakan keparat itu.

"Nuna~ boleh Jiyong melihat keadaan Jimin di rumah sakit?"

"Eoh? Emm kau ingin menjenguknya? T-tapi-"

"Ku mohon nuna~ aku janji tak akan mengamuk di sana, tak akan menyusahkan Bomie nuna dan Dara nuna, tak akan berisik di sana, tak akan mengganggu Jiminie yang sedang sakit, tak akan-"

"Ahh, arraso arraso... chamkaman, aku izin ke pihak rehabilitasi dulu ne. Kau bisa bersiap sendiri?"

"Ne, aku akan bersiap"

.
.
.

"Jiminie, ingin beli apa yeoh? Kau kan suka mengoleksi benda kuning atau yang berhubungan dengan anak ayam kan? Ayo kita beli hemm...nuna akan belikan apapun.. hiks jadi ayo bangun kita belanja semua nya"

Di sana, jiyong menatap pilu Dara yang berbicara sambil menangis pada sosok yang masih betah berbaring.

"Kenapa aku begitu menyusahkan kalian"-Jiyong.

"Dara~~" ucap Bom

"Oh Bomie? Kau datang?"

"Nun-nuna~"

"Eoh, Jiyong? Yak!!! Kenapa dia ikut huh?"

"Dara tenanglah, Jiyong sudah menjadi anak baik saat ini. Jadi jangan khawatir ya"

"Nuna, a-aku ingin melihat Jiminie"

"Bomie dia-"

"Ne, dia sedang dalam tingkah anak kecil lagi. Saat aku mengunjunginya ia menangis karena mobilannya rusak. Tapi dia dalam masa seperti ini masih mengingatmu, aku dan Jimin. Bukankah itu hal yang bagus. Hanya perlu memantapkan jiwa nya yang belum bisa memaafkan saja"

"Huft, rasanya kepala dan hatiku sesak sekali. Melihat mereka berdua menderita seperti ini"

"Hhhsstt, gwencana. Yakin lah semua akan baik-baik saja." Ucap Bom. Mereka melihat Jiyong yang sedang menatap lekat wajah Jimin yang penuh selang dan perban.

"Jiminie appo? Jinnja appo?" Tanya Jiyong.

"Dia tak bisa menjawabmu Ji"-Dara.

"Jiminie, tak sayang Jiyong? Kenapa tidur lama sekali? Ayo main dengan Jiyong. Jiminie jangan sakit, kasihan Dara nuna menangisi Jiminie terus. Jiyong juga kesepian Jiminie tak menjenguk dan memeluk Jiyong di rehabilitasi"

"Bom, dia ingat semua itu"

"Ne, kita punya harapan untuk Jiyong sembuh"

"Tapi tidak untuk uri Jiminie, Bom"-Dara.






"Jimin, hyung akan membalas kebaikan dan semua yang kau lakukan untuk hyung dan Dara. Jadi mohon bertahan sebentar lagi. Hyung akan kembali"-Jiyong.

TBC

Siapa yang kangen Jimin di sini? Si belatung nangka uget-uget 😂.

Next chap bakal konflik bgt, 50 vote hoon langsung update. Voment juseyo~~

 Voment juseyo~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MENTAL(Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang