"Silahkan jaksa penuntut memberikan pertanyaan dan pernyataannya kepada terdakwa"
"Terimakasih pak hakim, perkenalkan saya Kim Namjoon jaksa penuntut terdakwa Yang Hyun Suk atas pembunuhan keluarga Kwon yang terjadi 4 tahun silam"
Semua yang menyaksikan hening mendengarkan. Kubu sebelah kiri yang memperjuangkan bahwa Yang Hyun Suk bersalah dan yang sebelah kanan yang lebih besar adalah kaki tangan Yang hyun suk memandang remeh jaksa Kim Namjoon.
"Baiklah, aku akan bertanya satu hal pada tuan Yang Hyun suk... tuan, apa hubungan anda dengan keluarga Kwon?"
"Aku sahabat mereka"
"Aah, jika kau sahabat mereka pasti kau tau bagaimana hidup rumah tangga mereka. Karena dari data yang ku dapatkan bahwa tetangga terdahulu di rumah tuan Kwon kau sering kedapatan bertemu secara diam-diam dengan Nyonya Kwon? Benar begitu?"
"Sialan!!"-YHS
"Tidak terlalu sering. Mungkin data yang kau dapat itu hanya bualan. Kau harus punya bukti jaksa Kim" ucap YHS.
"Aaah begitu, baik mohon maaf hakim yang terhormat, boleh saya memanggil saksi yaitu tetangga dari tuan Kwon"
"Iya silahkan"
.
.
."Jimin-ah, bangun saengie~ hari ini Jin dan Namjoon sedang melanjutkan perjuanganmu. Hiks kau tak ingin lihat mereka terlihat keren saat membela hak Jiyong hyung mu huh? Jaebal Chim nuna rindu" ucap Dara sambil mengecup pipi yang semula gembil kini makin menirus.
Tak
Tak
Jemari itu bergerak lemah, namun masih bisa di rasakan.
Jimin merespon, detakan jantungnya pun tak selemah sebelumnya.
"Dokter!!!!! Dokterrrrr!!!! Jaebal palli, uri Jiminie merespon hiks gumawo jiminie gumawo!!"
.
.
.Brakk!!!
"Sajjangnim, maafkan saya ta-tapi saya juga tidak mengira mereka mendapatkan saksi itu"
"Kau akan mati atau kalian semua akan ikut terseret jika aku di hukum di sini!!! Jadi cepat bereskan semua.. sidang ke 2 jangan sampai kita kalah lagi bodoh!!!!" Yang hyun suk mengamuk pada bawahannya. mereka kalah di persidangan awal. rasanya Yang hyun suk ingin membunuh Jiyong beserta orang-orang yang membelanya.
"Kau akan mati di tanganku, Kwon Jiyong si cacat mental"- geram Yang hyun suk.
.
.
."Dara? Kau datang?" Tanya Jiyong antusias karena sudah hampir seminggu Dara tak menjenguknya di bangsal rehab.
"Emm, aku datang Ji. Mian baru bisa menjengukmu. Kau bagaimana kabarnya?"
"Gwencana, aku sehat aku makan brokoli banyak tadi. Bomie nuna selalu memarahiku karena tiap makan aku selalu menyingkirkan brokoli hehe" Jiyong menjawab dengan senyum di wajahnya. Dara yang melihat itu cukup senang dan bersyukur Jiyongnya perlahan mulai kembali.
"De~ waegure?" Kini Jiyong sudah mendekatkan wajahnya pada Dara yang ketahuan melamun.
"Eh, emm tidak apa-apa. Ji k-kau terlalu dekat" ucap Dara sambil mendorong Dada bidang Jiyong namun tak dapat mengubah posisi Jiyong saat ini.
"Emmmmftt" kini kedua bibir itu saling bertemu, memusatkan rasa rindu pada gejolak yang kian tak terbendung. Ada rasa yang tertinggal di lubuk hati, namun Jiyong enggan untuk menengok lagi. Dia butuh memaafkan diri dan berdiri tangguh di sisi yeoja yang bibirnya masih ia resapi.
"Eeeuuh, Ji~" lenguh Dara saat Jiyong memperdalam ciumannya.
"Aku kembali sayang, tapi masih butuh peganganmu. Jadi hold me tight bebe"-Jiyong
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
MENTAL(Complete)
FanfictionSeorang namja berusia 24 tahun namun karena sesuatu yang buruk menimpa dirinya hingga ia berprilaku seperti anak berusia 5-7 tahun. Bagaimana bisa itu terjadi padanya? Bisakah ia sembuh?