Seorang namja berusia 24 tahun namun karena sesuatu yang buruk menimpa dirinya hingga ia berprilaku seperti anak berusia 5-7 tahun.
Bagaimana bisa itu terjadi padanya?
Bisakah ia sembuh?
"JIMIN!!!! Jaebal huh? Kau tak menuruti apa kata ku?" Bentak Dara saat melihat Jimin yang sudah berkutat dengan map-map yang berisi penyelidikan dia sebelum kecelakaan.
"Emm, nuna~ mian hemm. Aku hanya-"
"TIDAK!!! jaebal jimin-ah, aku tak ingin kau, a-aku hanya tak ingin-"
"Nuna~" jimin ngambil jari lentik Dara. Mengusap pelan punggung tangan itu dengan ibu jarinya.
"Nuna, kau tau kan.. kau segalanya bagiku bahkan kau lebih teratas posisinya daripada orang tuaku kau tau itu kan? Mereka menyakitiku, mereka meninggalkanku, mereka tak peduli padaku, mereka tak menganggapku ada tapi kau, kau melakukan semua yang tidak mereka lakukan. Jadi, kau segalanya bagiku. Kebahagiaanmu adalah prioritas ku saat ini dan selamanya. Jadi, ku mohon percaya padaku. Mohon biarkan aku membuat kebahagianmu, Jiyong hyung menemukan keadilannya. Karena hanya dengan ini kau bisa tersenyum kembali, tersenyum dengan cantiknya. Emm jadi boleh kah?" Jelas Jimin dengan mata sendu nya.
"Hiks, mengapa kau manis sekali. Gumawo Jiminie~ k-kau juga sangat berarti bagiku" ucap Dara memeluk erat dongsaengnya.
"Jadi?" Tanya Jimin yang masih dipelukan Dara.
Anggukan Dara menjadi gejolak kebahagian Jimin.
"Gumawo nun. Chim janji akan membawa kemenangan untuk kebahagian nuna dan jiyong hyung"
"Ne~ bawa kemenangan itu untuk nuna dan jiyong hyungmu Chim, nuna mengandalkanmu" gumam lirih Dara.
. . .
"Apa kau yakin dengan ini?"
"Ne, aku sangat yakin. Aku mohon jangan beri tahu siapapun kecuali pengacara Kim"
"Baiklah dan ini surat yang kau butuh kan bukan??"
"Aah, gumawo~ aku tak bisa tanpamu"
"Eyyy, aku mendukung semuanya kau harus menang hemm"
"Ne, aku akan berjuang demi mereka"
Tunggu aku, aku akan menyatakan semuanya. Aku akan mengatakan kebenarannya. Aku yang akan tersenyum diakhir, bukan pembunuh itu. Appa eomma, aku akan membuat kalian tenang di sana. Restui aku ~
. . .
Sidang akhir dimulai, silahkan untuk pengacara Kim sebagai pengacara penggugat menyampaikan laporan terbarunya.
"Selamat siang, aku dengan rasa hormat ingin membawa kehadapan kalian semua, anak tunggal dari keluarga Kwon.
Kwon Jiyong-ssi silahkan menjadi saksi "
Semua mata tertuju pada sosok berjas merah mewah, bermata tajam dengan garis rahang tegas, rambut tertata rapih.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dia Kwon Jiyong, anak tunggal sekaligus pewaris tunggal kekayaan keluarga Kwon, namja yang bak hilang ditelan bumi karna sosoknya disembunyikan, namja yang tumbuh dengan terperangkap pada mental anak 7 tahun.
"MAAF PENGACARA KIM DAN HAKIM! DIA GANGGUAN MENTAL DIA TAK BISA MEMBERIKAN KESAKSIAN!!!" teriak protes sang pengacara pembela Yang hyun suk.
"Maaf pengacara pembela, saya tidak bodoh dengan cara berfikir anda. Maaf hakim yang agung, saya membawa surat pernyataan dari rumah sakit bahwa Kwon Jiyong resmi telah sembuh dari gangguan mentalnya" ucap pengacara Kim.
Hakim menerima surat itu dan membacanya dengan teliti.
Tok Tok
Palu diketuknya 2kali.
"Dengan surat ini, saya menyatakan bahwa Kwon Jiyong bisa memberikan keterangan sebagai saksi!!!"
Hening
Semua tertuju pada sosok Jiyong yang melangkah menuju kursi kesakitan yang diduduki Yang Hyun Suk.
Dengan langkah pasti namun elegan, tangan dimasukan pada kantong celana nya terkesan angkuh namun berwiba.
Lalu berhenti tepat di depan kursi yang hyun suk. Dengan senyum pongahnya, ia berucap..
"Lama tak bertemu, Yang Hyun Suk ahjussi?"
TBC
Hoon balik lagi, mav baru nongol mian 😘😘😘😘 kesibukan realita menyita wktu ku wkwkwkw mian ne... love ya uri readers. Voment jusseyo~~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
