ENAM

60 7 0
                                    

*ALVINO*

Basket.
olahraga favorite ku.
dari kecil aku sudah tertarik oleh bola berwarna orange kecoklat coklatan itu.

                     Dushhhhh

Point terakhir tercetak dengan mulus,
aku sudah sangat siap untuk bertanding melawan team SMA pahlawan.

" keren banget "

Adelia memberi tepukan tangan di akhir kata katanya itu,
cheerleader sedang latihan, tapi karna kaki adelia maaih sakit,
cheerleader latihan tanpa adel.
tapi adel tetap hadir, walaupun gabisa ikut latihan.
sungguh sangat professional

" mau coba? "

Aku menawari adelia untuk bermain basket, tapi sungguh sayang dia nggak bisa main basket.
sama persis kayak vania yang gakpernah berbakat di bidang olahraga.

«««

" latihan terus, kamu gak cape? "

Vania tiba tiba ada di lapangan basket, dengan membawa sebotol isotonik dan gak lupa buku buku pelajarannya,
akhir akhir ini aku dan vania memang jarang mengobrol.
aku yang sibuk dengan basket, atau vania yang sibuk dengan ujian ujiannya.

" harus latihan intensif ta.
lawan kali ini pahlawan, mungkin mereka akan balas dendam "

" aku yakin kok kamu menang.
team kita kan yang terbaik.
oiya, kamu pulang latihan jam berapa? "

" aku pulang jam 5.
Tapi, sorry ta.
kayaknya beberapa hari ini aku gakbisa antar jemput kamu, takutnya kamu pulang ke sorean.
kamu kan harus bantuin ibu di caffe "

sebenernya sulit mengatakan itu.
tapi hal ini harus terjadi, vania gakboleh bergantung padaku terus,
gimana kalau aku pergi ninggalin dia.
dia harus bisa ngelakuin segalanya tanpa aku.

" gapapa vin, aku tau kamu sibuk.
kamu jangan lupa makan, belajar.
udsh mau kelas 3, udah saatnya kamu nentuin masa depan kamu "

Vania masih saja mengkhawatirkan ku,
dia itu polos sekali, luka 4 tahun lalu itu masih tersipan rapi dimatanya.
aku tau dia kecewa.

" maaf ya ta "

" aku ke perpus dulu ya "

«««

5 menit lagi tapat pukul 5 sore,
sebentar lagi latihan ini akan selesai,
tubuhku pegal sekali, rasanya semua otot otot di tubuhku tegang semua

" vin, boleh numpang di mobil kamu gak? "

suara adelia mengejutkanku,
aku sedang merapihkan pakaian basahku kedalam kantong plastik,
pakaian yang penuh dengan keringat.

" kenapa del? "

" gaboleh ya? yaudah deh aku naik taxi aja "

" boleh kok "

Tanpa sadar aku mengatakan boleh,
padahal aku tau tubuhku ini sudah sangat capek

" aku lupa bawa dompet, tapi benerk kan? "

" iya del "

«««

" tadi yang nyamperin kamu vania ya? "

Aku hanya menatapnya sekilas,
sepertinya adelia mengerti arti tatapan itu

" kamu kok manggil vania ta sih?
itu panggilan sayang?  "

" ta itu tan "

Ta.
sebenarnya itu cinta .
Agak lebay sih, tapi memang itu yang sebenarnya.
tapi ta itu bisa juga tan.
Itu marga dari ayahnya vania,
hanya aku satu satunya orang yang manggil vania dengan sebutan ta.
manusia bodoh dan cenggeng kesan pertama yang kudapati.
menyimpan luka dan berhati es.
kata nathan dulu vania anak yang ceria,
tapi mungkin karna kejadian 4 tahun lalu itu, vania jadi begini.

" kamu sama vania temenan sejak lama ya? "

" aku satu smp sama vania "

Sebisaku untuk menjawab pertanyaan pertanyaan itu.

" kamu temenan kan sama vania? "

Aku sungguh takbisa menjawab pertanyaan adelia,
mungkin tatapan mata sudah membuat dia mengerti.

" semua orang bilang kamu sama vania, cuma temen "

Status kami memang temen, tapi rasanya hati kami berbeda.











A/n

Jeng jeng jeng jeng jengggggggg

Halo readers, sorry dikit ya, sebenernya mau bikin panjang, tapi berhubung part selanjutnya itu part yang di tunggu tunggu, bikin penasaran ( penasaran gak sih? Penasaran kan? Engga ya? Hahaha  😂 )

Jadi di bikin deh di slide selanjutnya, semoga kalian suka, kalo suka vote dan comment ya, aku sangat menghargai kalian semua yang udah mau luangin waktu buat baca karya abal abal begini, makasih semuanya i love you soooooooooooo much readers.

See u in the next part readers.

Next part : flashback, kejadian 4 tahun lalu.

world of vania [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang