SATU : hari hari manis itu

199 14 0
                                    


*VANIA*

" masih berkutat dengan soal fisika itu? "

Aku meletakkan pensil dan menatap kosong kearah vino.

Vino sangat tau kebiasaan ku saat jam kosong seperti ini

Mengerjakan tugas yang belum selesai

" tugas itu kan masih lama dikumpul,
Kamu gamau liat aku main basket? "

Dia mengelus kepalaku lalu duduk tepat disampingku

" aku kan setiap hari ngeliat kamu main basket "

Aku memberikan botol air mineral pada vino yang sangat berkeringat

" tapi ini beda "

" apa yang beda? "

Aku menatapnya dalam dalam, seakan aku bisa membaca fikirannya

" karna hari ini aku serius latihan buat pertandingan minggu depan "

Dia mencubit hidungku lalu berdiri dan berjalan menuju lapangan basket.

Aku tak tau hubunganku dengan alvino apa.
Teman? Sahabat? pacar? Atau hanya sebatas kakak dan adik?
Sudah 4 tahun aku selalu bersamanya, tanpa tau status hubungan kami.

Buatku, alvino adalah sosok yang baik sebagai teman, hangat sebagai kakak, dan seru sebagai sahabat.

Mungkin, bagi mereka yang tidak terlalu mengenal alvino,
beranggapan kalau alvino adalah laki laki yang sombong,
Tapi sebenarnya tidak,
dia sangat asik jika diajak ngobrol dan bertukar pikiran,
asalakan jangan bawa bawa rumus kimia
entah kenapa vino sangat alergi dengan segala macam pelajaran hitung menghitung.

Dia superstar di sekolah ini,
Terkenal karna kepiawaiannya dalam menyetak angka dalam kejuaraan basket tahun lalu,
Vino berhasil mempermalukan tim basket SMA pahlawan yang terkenal dengan julukan macan,
Alhasil 70% siswa SMA pahlawan membenci vino, tapi berbanding terbalik dengan siswi SMA pahlawan yang sangat mengidolakan vino.

Sama seperti sekolah sekolah lain, kebanyakan siswi di sekolahku juga sangat menyukainya.

Mereka yang berusaha menyembunyikan degub jantungnya saat vino berjalan melewatinya,
atau menyembunyikan pipi merahnya saat vino mencetak angka pada ring.

Dia sangat pantas mendapatkan gelar superstar.





***



*ALVINO*



" hai cewek "

Cewek itu mendongakkan wajahnya, tersenyum malu pada diriku lalu menutup buku yang sedang dia baca

" kamu kemana aja? " sahutnya pelan ditengah keramaian kantin

" biasa..., basket "

Pekenalkan, dia vania tan putri.
Cewek cantik berpotongan rambut lurus sebahu, matanya sipit karna percampuran sunda dan tionghoa, senyumnya lucu dan yang pasti pintar.
Anak kelas XI IPA 1 , paling suka pelajaran hitung menghitung, berbanding terbalik dengan gue yang nggak suka hitung menghitung, suka pelajaran seni dan dia suka menggambar.
Sudah 4 tahun aku bersamanya, walau hubungan kami hanya sebatas sahabat, tapi kalo feeling gue bener, dia nyimpen rasa suka pada gue.

Kalo gue boleh jujur, gue emang suka sama vania, atau yang sering gue panhgil dengan sebutan " ta " .

Selain dia cantik dan pinter, dia orangnya supel banget, jadi enak diajak ngobrol tentang apa aja, kalau di ledek, dia bisa ngeledek balik,
Gue seneng dan nyaman kalau bersama dia.

" mau makan apa? " aku bertanya tanpa basa basi

" aku udah makan, abisnya kamu lama "

Wajar saja dia makan deluan, karna dia punya penyakit maag akut yang bisa tiba tiba membawanya ke ranjang rumah sakit,
Aku nggak ingin dia masuk rumah sakit hanya karna ingin makan siang bersamaku

" oh yaudah " aku menyerobot segelas jus mangga yang gelasnya setengah kosong

" kamu ga makan? "

" aku makan di rumah aja "

Aku berdiri lalu mengajaknya pulang,
Seperti biasa, aku mengantarnya pulang lalu bergegas menuju rumahku,
Terkadang, aku mampir kelapangan basket di komplek perumahanku terlebih dahulu untuk sekedar latihan lalu pulang.

world of vania [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang