( oke mungkin ini nggak terlalu penting, tapi aku pengen aja ngepublish ini, vote dan commentnya jangan lupa guys)
*VANIA*
malam ini aku melakukan kebiasaanku saat dulu, duduk di caffe sambil memperhatikan para tamu, tapi kali ini aku ditemani ibuku dan seseorang yang seeing dipanggil chef joe, chef yang dikenalkan echa pada ibuku, Chef yang sangat baik, low profile, friendly, dan nggak segan segan membagikan ilmunya, chef joe mengajari ibuku memasak dengan benar
aku memperhatikan dinding dinding besar ber cat putih, aku merasa ada yang berbeda di caffe ini, entah apa yang hilang dan apa yang bertambah, aku tak tau, tapi yang aku tau caffe ini masih berkonsep romance
" kamu kenapa? kok bingung ? "
" vania ngerasa ada yang beda aja bu, tapi apa ya "
ibu dan chef joe saling tatap lalu tersenyum, aku nggak ngerti sama sekali apa arti senyuman itu, aku menatap mereka dengan tatapan bingung, tapi ibuku malah tertawa
" chef joe merekomendasiin perubahan konsep caffe "
" loh? bukannya konsepnya masih sama? romance kan? "
" classic romance vania, chef joe mengenalkan seorang design interior kenalannya, ada yang berubah ada yang di tambah "
aku baru sadar setelah ibuku mengatakan itu, konsep ini bagus juga, seakan membawa pelanggan bernostalgia kembali kejaman dahulu, aku baru melihat perubahan perubahan kecil disetiap dindingnya
" lampunya beda ya "
aku melihat perubahan kecil pada lampu utama caffe, seingat ku lampu itu bergaya galmor dengan kilatan dimana mana, tapi lampu yang kulihat saat ini bergaya clasaic, dan ada beberapa sofa yang diganti, ada juga beberaoa tambahan kecil pada area dinding yang dulunya kosong
nggak berapa lama chef joe dan ibu kembali ke dapur, dan aku masih duduk sambil menikmati segelas kopi americano dan memandangi caffe
Aku rindu sekali masa masa ini, apalagi saat saat aku membantu menjadi pelayan, bersama nathan, aku nggak akan lupa masa masa itu
tiba tiba nathan duduk di depanku sambil memainkan laptopnya, nggak ada yang berubah sedikitpun darinya, dia masih nathan yang sama sejak pertama kali aku mengenalnya, orang yang memfokuskan game daripada apapun
" lo pake wifi caffe? "
" dari dulu selalu begitu kan? "
" padahal dirumah lo ada "
nathan hanya diam dan memfokuskan matanya tepat kelayar laptopnya, entah game apa lagi yang dimainkannya, tapi sepertinya itu menyita semua perhatiannya
" coke dong van, donat velvet nya 2 "
nggak ada satu sifat buruk pun yang hilanh dari dirinya,
sekarang umurnya memasuki 21 tahun, dan dia masih bersikap layaknya anak remaja" lo masih pelupa than? "
nathan hanya menggeleng, dia terlalu fokus pada gamenya
" kalo gitu, lo tau kan rak colla dimana? "
seharusnya nathan yang lebih tau tentang tempat ini, aku sudah meninggalkan tempat ini selama 3 tahun, ditambah konsep caffe yang dulunya modren romance sekarang berubah menjadi clasaic romance,
sejak kepulanganku, aku hanya sekali memasuki area dapur, hanya sekadar menyapa staf caffe" gue lagi sibuk van, ambilin dong "
" sibuk nge-game? "
Nathan menggeleng untuk yang kedua kalinya,
jadi? apa yang dikerjakannya ?
apa makalah atau presentasi kuliahnya?
tapi? bukannya saat ini lagi libur?
dan, apa benar nathan sudah mengerjakan tugasnya sendiri?
aku harap itu benar, nathan sudah bisa masuk universitas indonesia dengan usahanya sendiri, nggak mustahil sekarang dia bisa nengerjakan tugas sendiri" sekarang gue bukan sekedar konsumen game, ingat game buatan gue pas SMA? game itu udah di beli dan berpindah hak paten oleh prusahaan game jepang "
" serius than? jadi sekarang lo buat game? "
aku senang nathan sudah berhasil, kesenangannya terhadap game membuatnya tertarik untuk membuat game sendiri
" gue tetap gamers van, ini game ke-3 gue yang udah di incar pihak luar "
" berarti lo udah sukses than, nggak sia sia selama ini fikiran lo ke game mulu "
" belum lah van, gue masih amatir, oiya, ambilin dong colla gue, aus nih "
" kali ini bayar ya "
aku mengatakan hal itu dengan memicingkan mataku, nathan tau itu bercanda, tapi tetap saja ekspresinya masih sama seperri dulu, dia terdiam melihatku berjalan kearah dapur,
nathan memang nggak suka kalau aku mengungkit tentang itu, bukan dia pelit atau mau makan gratis, tapi memang ibuku melarangnya membayar, karna nathan sudah dianggap anak sendiri oleh ibukuaku terhenti sejenak, mengagumi area dapur yang sama sekali nggak berubah semenjak ku tinggalkan 3 tahun lalu, hanya saja ada beberapa tambahan beberapa alat alat yang membuat area dapur terlihat lebih sempit, aku berjalan kearah rak minuman soda dan mengambil beberapa batu es, aku masih ingat minuman kesukaan nathan, dia selalu minum cola dengan es batu walaupun saat cuaca dingin
" semuanya 85k "
" mahal banget 85k, gue cuma pesan colla sama donat "
" skali kali traktir gue dong "
" inikan caffe lo, lo nggak perlu bayar "
lucu sekali melihat ekspresi nathan, radar kepelitannya masih sama seperti dulu, padahal sekarang dia sudah sukses
dari dulu narhan memang mempunyai banyak uang, nggak heran, ayahnya seorang pengusaha yang mempunyai banyak pabrik di dalam maupun luar negri, tapi penyakitnya nathan masih sama, dia rela menghabiskan semua uangnya untuk game, dan pada akhirnya dia nggak punya uang,
tapi walauoun begitu, sekarang nathan sudah menuai hasilnya, dia sudah naik level dari seorang gamers menjadi pembuat game,
nggak mustahil suatu saat nanti dia membuka sebuah perusahaan di bidang game,
dan kalau itu benar terjadi, aku akan bangga sekali dengan nathan,
orang yang dulu merelakan apapun demi game sekarsng menjadi seorang pembuat game,
dan itu membanggakanAkhirnya selesai juga semua bonus chapternya, thanks yang udah mau baca, vote and commentnya jangan lupa guys, oiya, kalau kalian bingung sama chapter bonus ini, tanya aja, aku juga sebenarnya bingung mau diapakan chapter bonus ini, mau di unpublish sayang, mau di publish mengganggu cerita wkwkwkwkw
Kalian bisa kasi komentarnya gimana enaknya chapter bonus ini, apakah di biarkan, di hapus atau di masukkan kedalam cerita,
tapi kalau dimasukkan kedalam cerita, jadinya panjang banget,
komentarnya di tunggu ya guys,
Laff you
KAMU SEDANG MEMBACA
world of vania [TAMAT]
Ficção AdolescenteAntara cinta, persahabatan dan sebuah rasa yang tidak tersampaikan bersatu membentuk sebuah cerita masa remaja. Inilah kehidupan vania, seorang remaja yang tidak sempurna tetapi memiliki orang orang yang membuat hidupnya terasa sempurna. #294sadnes...