III - Ujian Susulan

29.5K 3.5K 96
                                    

Tiara Permatasari: Cit udah lihat pengumuman kepanitiaan TO blm???
Tiara Ramadhani shared a post by BEM FK.

Aku sudah hampir tidur ketika membaca pesan Tiara. Niatnya ingin mengabaikan pesan itu karena sejak awal yakin nggak mungkin bisa diterima, tapi ternyata aku penasaran juga. Akhirnya aku memutuskan untuk membuka link google drive yang tercantum di dalam postingan terbaru official account BEM FK, ormawa yang menginisiasi acara tersebut.

Aku ingat kemarin mendaftar di divisi konsumsi dan kestari. Dua-duanya kupilih karena ikut-ikutan Tiara. Ketika aku ditanya apakah bersedia jika ditempatkan di divisi lain, aku jawab tidak bersedia. Karena itulah aku hanya mencari namaku di dua divisi itu saja; divisi konsumsi dan kestari.

Benar kan, prediksiku seratus persen tepat. Namaku tidak tercantum di sana.

Walaupun aku tak terlalu berharap dan sebenarnya sudah menduga juga kalau aku tidak akan diterima, tapi ternyata sedih rasanya ketika menerima fakta bahwa aku tidak diterima. Berbagai pertanyaan memenuhi pikiranku tanpa bisa berhenti. Memangnya aku segitu parahnya, sampai semua kepanitiaan dan organisasi yang kudaftar tak mau menerimaku? Memangnya aku... se... payah itu?

Ugh, aku sudah menduga sejak awal kalau mendaftar di kepanitiaan ini bukanlah ide yang bagus.

Citra A: Gw ga masuk

Balasan Tiara datang tak lama kemudian.

Tiara Permatasari: Gw juga HAHAHA
Tiara Permatasari: Apa gw coba daftar jadi peserta aja ya?

Citra A: Emang lo masih pengin daftar sbmptn lagi ra?

Tiara Permatasari: Yupppssss
Tiara Permatasari: Gw masih pengen jd dokter bgt bgt bgt

Mulai, deh. Tiara dan segala obsesinya tentang jurusan kedokteran. Aku kadang sebal jika Tiara mulai membahas rencananya untuk ikut tes masuk perguruan tinggi negeri lagi untuk tahun ajaran depan. Dia nggak kepikiran tentang orang-orang yang bakal dia tinggalkan di sini apa ya kalau nanti dia benar-benar pindah?

Tapi sudahlah, toh itu mimpinya. Aku tinggal berdoa yang terbaik untuknya, dan semoga yang terbaik untuk Tiara itu adalah tetap tinggal di sini supaya dia bisa terus bersama-sama dengan aku, Wulan, dan Shafira. Aku nggak bisa membayangkan bagaimana jika Tiara diterima di kedokteran. Pasti kelas bakal sepi, dan kita akan terbebas dari lirikan tajam Nadhif.

Loh, kok jadi Nadhif, sih?

Tapi ngomong-ngomong tentang Nadhif, tiba-tiba saja sebuah pesan masuk ke ponselku. Dari Nadhif. Tumben sekali dia menghubungiku via socmed secara personal. Seingatku kami nggak punya kelompok yang membuat kami harus bekerja sama dalam mengerjakan tugas kuliah. Rasanya aku juga nggak ada urusan dengan dia, jadi kenapa tiba-tiba dia menghubungi aku?

Entah kenapa aku punya firasat buruk tentang ini.

Nadhif Ramadhan: Cit
Nadhif Ramadhan: Kamu disuruh ikut ujian psikologi kepribadian susulan besok jam 1 di rs kampus
Nadhif Ramadhan: Sama aku juga

Tuh, kan!!! Firasat burukku terbukti!

Mungkin dosennya menganggap aku belum ikut ujian kali ya karena lembar jawaban ujianku kosong melompong kemarin, jadi beliau menyuruhku untuk ikut ujian susulan? Tapi gila apa baru bilang sekarang kalau aku harus ikut ujian susulan? Ini sudah tinggal H min beberapa jam lagi, lho!

Aku langsung kehilangan nafsu untuk tidur dengan tenang malam ini.

Citra A: Demi apa???

Once In A WhileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang