Part 9

1.9K 157 0
                                    

Sebelum di baca, yuk klik vote dulu :D

*

*

Matahari sudah dipenghujung hari, cahaya terangnya sudah mulai ditelan oleh horizon. Hingga tak lama kemudian tugas sang surya digantikan oleh rembulan. Rembulan yang akan menemani malam dengan pendar pucat cahayanya bersama bintang yang seringkali tak setia.

Langit menampilkan wajah bahagianya. Bukan, bukan karena segala urusannya dengan rumah baca dan para penulis selesai tapi karena hari ini merupakan hari yang cukup spesial yang sudah ia tunggu-tunggu sejak dua tahun yang lalu.

Beberapa hari ini Langit bekerja gila-gilaan. Ia ingin mengejar target untuk beberapa hari kedepan, bahkan untuk urusan rumah bacanya terpaksa ia kesampingkan dan meminta perwakilan dari anggota komunitasnya untuk mengurusinya. Langit bukan kehilangan minat akan komunitasnya tetapi ia memang harus mengerjakan pekerjaannya untuk beberapa hari kedepan lebih awal karena ia tidak ingin hari liburnya terganggu oleh pekerjaan. Ia akan menggunakan hari liburnya untuk menyambut kedatangan seseorang.

Hari ini pekerjaannya telah selesai dan ini merupakan hari terakhir ia bekerja sebelum akhir pekan. Akhir pekan yang akan Langit gunakan untuk melepas rindu dengan seseorang. Seseorang yang dengan teganya meninggalkan ia seorang diri. Seseorang yang dengan mudahnya melarikan diri dengan alasan yang sok rasional itu.

Langit mengarahkan pandangannya ke seluruh penjuru bandara ini. Berusaha mencari sosok seorang wanita yang sudah amat dikenalnya. Keadaan bandara hari ini sangat ramai banyak orang lalu lalang yang menghalangi pemandangannya.

"Ka Langit!!!" Langit menoleh ke arah suara itu, disana tampak seorang wanita sedang berlari kerahnya dengan merentangkan kedua tangannya. Adiknya masih sama ketika ia izin untuk pergi meninggalkan kota ini, hanya kulitnya yang tampak lebih gelap. Tubuhnya agak membungkuk akibat tas carriel yang ada dalam gendongannya. Entah apa isinya tapi setahu Langit ketika adiknya pergi, ia tak membawa tas sebesar itu.

"Bruukkkk!" Tubuh Langit tersentak kebelakang akibat pelukan tiba-tiba dari adiknya. Langit lalu membalas pelukan satu-satunya adik perempuannya, Aurora.

"Rora kangen banget sama ka Langit," Ucap Rora yang semakin mengeratkan pelukannya.

"Lagian siapa suruh kamu pergi jauh-jauh kaya gitu? Jadi ini akhir dari pelarian eh?"

"Rora gak pernah lari kak, itu kan memang udah tugas Rora."

"Alasan." Langit mendecak sebal kearah adiknya yang hanya dijawab kekehan oleh Rora.

"Yuk pulang! Papa sama Mama pasti juga udah pada kangen sama kamu." Langit menarik lengan Rora, membawanya pulang menuju rumah mereka.

Sesampainya mereka dirumah, Rora lalu mendapat pelukan hangat dari kedua orang tuanya yang sudah menahan rindu sejak dua tahun yang lalu. Setelah melepas rindu dengan kedua orang tuanya, Rora berniat mengajak Langit untu keluar jalan-jalan menikmati kehidupan kota malam hari.

"Kak, makan diluar yuk!" Rajuk Rora kepada Langit yang sedang asyik menonton televisi.

"Kemana?"

"Aku mau makan junk food! Aku mau beli burger, soda, french fries pokoknya semua menu. Ahhh! Aku kangen banget makan Junk food." Ucap Rora sambil membayangkan betapa nikmatnya makan junk food sekarang.

Langit bergidik ngeri memandang adiknya. Pasalnya Rora sudah seperti anak kambing yang selalu makan rumput dan hendak mencoba makanan tipe junk food. "Kamu serius?"

"Dua riussss!!!! Aku disana selalu makan sehat, masak sendiri. Boleh diadu loh kemampuan aku memasak sekarang." Rora menaikan satu alisnya, berusaha menyombongkan dirinya didepan kakak tersayanganya.

"Yaudah...sana kamu siap-siap!" Langit tak kuasa menolak permintaan adiknya. Lagian bukankah ia sudah berjanji bahwa akhir pekan ini memang untuk adiknya. Ia lalu mematikan televisi dan bangkit dari sofa menuju kamarnya dan segera bersiap-siap.

Rora, adiknya memang sudah lama tak menghiraukan kedihupan kota. Semenjak ia berusaha menghindar dari seseorang dimasa lalunya. Tak kuasa main kucing-kucingan terus-terusan, Rora memutuskan untuk mendaftarkan dirinya pada kegiatan kemanusiaan. Kegiatan volunteer bagi siapa saja yang mau memajukan pendidikan di daerah pedalaman.

Tanpa pikir panjang Rora mendaftarkan dirinya, karena niat awalnya memang ingin menghindar sejauh mungkin dari seseorang di masa lalunya tanpa harus bermain kucing-kucingan. Bagi Rora hanya ada dua pilihan, orang itu yang pergi menjauh atau ia yang akan pergi menjauh. Tak disangka ternyata ia lolos kualifikasi dan akan ditempatkan di pulau terluar negeri ini. Respon yang didapan tentu kemarahan dari Langit. Karena hanya Langit yang tahu alasan dibalik itu semua. Sedangkan orangtuanya tak curiga sama sekali bahkan mendukungnya karena kegiatan itu akan membuat Rora menjadi mandiri dan bermanfaat bagi orang lain.

Program tugasnya memang hanya setahun. Namun setahun tak cukup untuk menyembuhkan hatinya. Setelah masa tugasnya dalam 1 periode selesai, ia lalu mendaftar lagi untuk yang kedua kali dan seakan semesta mendukungnya Rora lolos kembali dan akhirnya menambah masa tugasnya selama 2 tahun.

"Kamu gak akan kabur-kaburan lagi kan dek?" tanya Langit kepada Rora sambil memakan menu kombo yang dipesannya di restoran cepat saji ini.

"Siapa yang kabur sih ka? Aku hanya butuh waktu untuk menenangkan diri," ucap Rora menyangkal sekaligus menjawab pertanyaan Langit.

"Cewek tuh gitu, kalau ada masalah langsung kabur-kaburan bukannya diselesaiin dulu. Selalu mencari penyangkalan dibalik kesalahannya."

Rora yang tidak terima dengan perkataan Langit melemparkan kertas pembungkus makanannya ke Langit. "Enak aja! Itu sih berlaku buat mantanmu aja si Ghea." Ghea melanjutkan pembicaraannya "Jangan mengeneralisasikan semua cewek kayak Ghea Kak! Emang ilmu cewek kaka udah sampai mana bisa narik kesimpulan kaya gitu? Serius pacaran baru sama si Ghea doang, huh!" Rora mengerlingkan matanya ke arah Langit.

"Yaa, kamu gak tau aja Ror dua tahun ini kaka ngapain aja.." Langit mengedipkan matanya sambil tersenyum jahil. "Yuk ah pulang."

"Ahhhh!" Rora membelakkan matanya, "Kak Langit lagi pedekate sama cewek ya?"

"Mau tau aja kamu!"

*

*

pendek ya? kayaknya makin lama kemampuan menulisku makin menurun deh :(

Thank you for reading gengs!

Hug and Kisses :*

Langit Jingga (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang