Sebelum di baca, minta vote nya ya gengs! :*
*
*
*
Hujan baru saja membasahi tanah tempat dimana kaki ini terus berpijak. Petrichor pagi hari mengganggu indera penciuman dengan wanginya yang khas. Tetes-tetes sisa hujan berjatuhan dari dedaunan hijau. Embun pagi itu menyebabkan sejuk pada permukaan kulit.
Sabtu pagi, Langit masih asyik bergelung dalam selimutnya yang hangat. Matanya ingin terus terpejam menikmati dingin sehabis hujan dengan bunga tidur yang tampak samar. Mengistirahatkan pikirannya dari kejamnya hari kerja. Serta gangguan tidur pada malam hari yang belakangan ini sering menhantuinya.
Sadar akan tetap ada kegiatan di hari sabtunya kali ini, Langit membuka matanya. Menatap langit-langit kamar tidurnya. Hari ini ia akan meninjau kelanjutan dari pembangunan rumah baca komunitasnya di tanah bekas milik Jingga.
Mengambil telepon genggamnya di atas nakas, Langit hendak menghubungi Jingga. Ingin mengajak wanita itu ikut meninjau rumah baca atau sekedar menghabiskan waktu bersama. Bukankah pergi sendiri terasa membosankan? Maka pilihan jatuh pada Jingga.
Jangan tanya tentang adiknya yang tak tahu diri itu, sejak kemarin Rora lebih banyak diam. Entah apa sebabnya.
Terdengar nada sambung dari teleponnya.
Tak berapa lama kemudian suara Jingga menyapa dari kejauhan
"Kenapa?"
"Assalamualaikum Jingga..."
"Waalaikumsalam."
"Aku mau ngajak kamu hari ini ke...," belum sempat Langit menyelesaikan kalimatnya Jingga sudah menyelanya kalimat Langit.
"Kemana? Aku sibuk!"
"Ke rumah baca yang lagi dibangun di bekas tanah kamu. Gimana? Jadi ikut kan?"
"Hmmm... boleh."
"Aku jemput jam 10 ya! Bye Jingga."
Langit lalu bergegas keluar kamarnya. Sudah menjadi kebiasaannya di hari libur sebelum bersiap-siap ia akan menyapa keluarganya dan sarapan terlebih dahulu.
Di meja makannya saat ini hanya tersisa Rora yang masih dengan tampang lesunya. Mama dan papanya entah sudah pergi kemana atau mungkin sedang ada di taman belakang mengurusi tanaman hias milik mamanya atau ikan-ikan milik papanya.
"Kenapa sih Ror kamu kok lesu banget dari kemarin-kemarin? Kangen tinggal di goa?" Ucap Langit sambil menyendokkan nasi ke piring.
Rora yang tampaknya sedang melamunkan suatu hal merasa kaget dengan kehadiran Langit dan suara Langit yang tiba-tiba.
"Hhhhh." Rora menghela nafasnya.
"Tuh kan. Ini nih akibatnya kamu gak nyelesain masalah dari dulu, sekarang malah jadi kepikiran kan?"
"Ihhh sok tau!" Rora bangkit dari kursi.
"Eh daripada kamu galau-galau gak jelas mending ikut kakak kerumah baca."
"Boleh deh. Ada ka Dira kan? Udah lama aku gak ketemu ka Dira." Setelah mengungkapkan persetujuannya, Rora meninggalkan ruang makan menuju kamarnya yang berada di lantai atas dan segera bersiap-siap.
*
"Kamu duduk dibelakang aja deh Ror."
"Ha? Emangnya kenapa? Biasanya gak pernah mau dijadiin supir?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit Jingga (Complete)
RomanceCerita tentang Langit dan Jingga yang bertemu pada ruang waktu yang sama. Langit selalu menanti sang fajar, karena ia tahu bahwa nanti akan bertemu Jingga Langit-Jingga mohon vote dan komennya ya :*