Suka [8]

7.9K 1K 29
                                    

"Lo di mana?" suara Elrach terdengar lantang seolah Elrach ada di dekat Elana.

"Gue di dalam taksi," jawab Elana, santai. Duduk di kursi belakang dengan earphone di telinga.

"Gue tadi bilang mau nganter lo. Kenapa malah pulang sendiri, bohongin gue?"

"Males gue lihat tampang gebetan lo tadi. Nggak kenal dia juga nggak bikin gue kelaperan."

"Dia emang anaknya begitu, susah bersosialisasi. Jadi harap dimaklumi, sorry ya."

"Lo nggak perlu minta maaf buat dia walaupun lo pacarnya."

"Dia temen gue bukan pacar. Jangan nurunin pasaran lo."

"Besok deh gue bikin pengumuman kalau lo jomlo, biar laris manis. Udah ya, gue mau dengerin lagu. Males dengerin suara lo yang ngebela gebetan mulu."

"Popi bukan gebetan gue."

"Terserah deh. Bye..." Elana cekikikan setelah menutup telepon.

Berbeda dengan Elrach yang mengumpat kesal. Hobi Elana berkata bye membuat Elrach yang biasanya masa bodoh jadi merasa kesal. Siang itu jadi terasa makin panas bagi Elrach, dia mengusap rambutnya yang mulai panjang.

"El, sorry," ucap Popi dari arah belakang.

"Sudahlah."

"Lo nggak benci kan sama gue?" tanya Popi.

"Gue nggak pernah benci sama lo. Lo pulang sama Zain kan?"

"Zain mau ke tempat omnya."

"Gue bisa kok nganter lo dulu," ucap Zain.

"Gue pulang sama El aja. Nanti lo telat."

"Enggak ko, acaranya sore."

"Siapa tahu lo mau bantu-bantu dulu," ucap Popi.

"Udah, udah. Ayo gue anter," ucap Elrach yang sudah badmood efek ditinggal Elana.

Di perjalanan Elrach diam, sesekali dia mengusap rambutnya dengan tangan kirinya yang bebas. Ditinggal Elana masih berefek pada kestabilan emosinya. Kesal tapi juga ingin tertawa. Elrach pun terkekeh tiba-tiba mengingat penampilan Elana dengan rambut berantakkan setelah insiden bersama Kayla. Tangannya merogoh saku, memegang jepit rambut yang dia ambil saat membantu merapikan rambut Elana.

"Lo kenapa?" tanya Popi.

"Hm?"

"Lo kenapa ketawa sendiri?"

"Keinget hal lucu aja," jawab Elrach.

"Lo kelihatannya seneng pindah sekolah."

"Yap."

"Karena ada Lana?"

"Salah satunya. Mereka nggak kalah asyik dari temen-temen kita di Bintang."

"Lo suka ya sama Lana?" tanya Popi, mengubah posisi duduknya.

"Suka," jawab Elrach tanpa menoleh.

"El, gue nanya beneran. Lo suka sama Lana?" Nada suara Popi meninggi, menarik lengan Elrach.

Double ElTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang