Kelas Kayla seketika sunyi, hanya ada dua pasang mata yang saling menatap tajam. Tangan Elana sudah menggenggam erat.
"Gue nggak akan tanya maksud lo nyebar foto nggak penting. Gue cuma mau bilang berhenti ngusik gue!" ucap Elana pelan tapi dengan gigi gemeretak.
"Gue akan akan berhenti ngusik lo sampai Geo berhenti lihat lo!"
"Hah? Maksud lo apa?"
"Muna lo!"
"Lama-lama ngeselin lo ya. Nggak jelas jadi orang," ucap Elana.
"Lana."
Elana menoleh, mendesah kesal melihat Geo datang. Dia tak ingin melihat drama Geo membela Kayla lagi. Cukup sudah rasanya dia makan hati karena pasangan di hadapannya.
Daripada melihat drama, Elana memilih meninggalkan Kayla dan Geo. Lelah berurusan dengan mereka.
Di depan pintu Elana bertemu Fiona, Elrach, dan Azka. Elana hanya memandang sekilas lalu melangkah pergi. Mengabaikan teman-temannya. Hatinya terlalu emosi. Antara marah dan iri pada Kayla yang selalu dibela Geo. Bukan dia masih cinta pada Geo. Tapi siapa yang tak mau dibela?
Di ruang karawitan Elana melampiaskan amarahnya dengan memainkan saron tanpa nada yang jelas. Dia harus segera melupakan semuanya agar amarahnya mereda sehingga dia bisa mengikuti kegiatan di sekolah dengan nyaman.
Tanpa Elana sadari Elrach berdiri, bersandar pada pintu, memperhatikannya yang menggerutu dengan tangan memukul-mukul lempengan besi.
Suara tepuk tangan Elrach mengagetkan Elana yang telah berhenti memainkan saronnya.
"Sejak kapan lo di situ?" tanya Elana.
"Sejak ada yang ngambek."
"Gue nggak ngambek."
"Gue pikir lo ngambek. Adek gue kalau lagi ngambek mirip lo sih."
"Sok tahu."
"Mau ke mana?" tanya Elrach.
"Ke kelas lah. Bentar lagi kan bel masuk."
Elrach mengangguk menanggapi lalu melangkah keluar ruang karawitan terlebih dahulu. Elana pun mengejarnya.
"Kok lo ninggalin gue sih," ucap Elana, menarik lemgan Elrach.
"Ngapain gue nungguin lo?"
"Bukannya lo berniat nyamperin gue tadi?"
"Enggak," jawab Elrach tanpa ekspresi lalu berjalan lagi.
"Terus lo ngapain ngikutin gue ke ruang karawitan?" tanya Elana sembari menyamakan langkah.
"Iseng."
"El, kok lo ngeselin sih."
Elrach hanya melirik sekilas lalu menaikkan bahu. Dalam hati dia ingin tertawa lepas melihat ekspresi dan tingkah Elana yang mengikutinya dengan tangan masih memegang ujung seragamnya.
"Bukan salah gue kalau orang ngira kita pacaran," bisik Elrach dan refleks Elana menarik tangannya.
"Gue nggak akan pernah jadi korban lo selanjutnya. Jangan mimpi," bisik Elana balik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Double El
Teen FictionALDEBARAN SERIES (Bagian dari Kali Kedua dan Cool Boy) Sudah terbit Berawal dari pertemua pertama yang menyebalkan. Elana dan Elrach jadi harus sering berurusan apalagi mereka satu kelas. Elana yang baru patah hati dari Geo tak begitu tertarik den...