"Ngapain sih kita ke sini? Ini kan ramai banyak anak sekolah kita," protes Elana karena mereka akhirnya pergi ke kafe dekat sekolah. Duduk di sudut kafe dekat dengan jendela lebar yang memperlihatkan jalanan.
"Karena gue emang milih tempat yang ramai. Tempat sepi yang ada bikin lo makin baper," ucap Fiona.
"Lo mau pesan apa?" tanya Azka.
"Pesan cowok yang nggak playboy ada?" tanya balik Elana yang mood-nya sedang sangat buruk.
"Ada. Nanti gue kasih beneran dan lo dilarang nolak. Awas lo!" ancam Azka.
"Kok lo jadi ngancam sih? Gue pesen taro frape," ucap Elana lalu mengerucutkan bibir.
"Gue greentea latte," ucap Fiona.
"Ada lagi?" tanya Azka.
"Udah itu aja nggak pakai lama. Gue butuh minuman manis biar mood gue membaik."
"Lagak lo kayak nyonya besar aja," balas Azka.
"Azka yang cakep, please ngertiin temen lo ini yang lagi patah hati. Paham?"
"Lo itu makin ke sini nggak kelihatan patah hati tapi malah nyeremin," ucap Azka sebelum akhirnya pergi memesan minuman.
"Ck, gebetan lo itu nggak pengertian banget sih? Huh...."
"Lagian lo sedih tapi marah mulu daritadi," ucap Fiona.
"Habis gimana lagi. Ini cara gue biar nggak nangis. Sorry kalau gue jadi ngeselin. Sumpah ya Elrach itu monster jahanam. Nyesel banget gue kenal dia," keluh Elana lalu menyandarkan kepalanya ke jendela. Mengetukkan pelan beberapa kali ke kaca di sebelahnya.
"Lo cinta banget ya sama dia?"
"Jangan tanya itu? Menjijikkan kalau ingat. Hih.... bisa-bisanya gue sebodoh itu."
"Jatuh cinta itu nggak menjijikkan tau. Apalagi kalau berbalas," ucap Fiona.
"Jatuh cinta sama Elrach Aldebaran itu menjijikkan dan kebodohan hakiki. Bagi gue dia itu kutu sialan," seru Elana yang tak bisa lagi mengontrol diri.
Dadanya semakin sesak dan ingin menangis keras sekali lagi. Dia merasa belum lega karena merasa bodoh dan malu setengah mati. Akhirnya dia kalah oleh pesona Elrach dan menjadi korban Elrach selanjutnya.
"Lo tahu nggak El punya kembaran?" tanya Fiona di antara keheningan.
"Udah deh jangan bahas dia lagi. Males banget!"
"Lo lihat dulu dong."
"Males ah, Pio." Elana menyingkirkan ponsel yang disodorkan padanya.
"Lihat dulu! Lo harus lihat biar nggak sewot mulu. Cepetan!" Paksa Fiona, menyodorkan layar ponselnya tepat di depan wajah Elana.
"Eh tunggu, pinjem ponsel lo," ucap Elana dengan kening berkerut dan berusaha mengambil ponsel Fiona yang sudah ditarik lagi oleh si empunya.
"Pinjem, Pio. Tadi itu kembaran El? Coba lihat bentar."
"Lihat aja pake ponsel lo. Lo temenan instagram juga kan sama El. Atau jangan2 lo unfoll karena lagi marahan? Kids zaman now," ledek Fiona.
Tak mau meladeni ledekan Fiona, Elana segera membuka ponselnya lalu melihat instagram milik Elrach. Ada postingan terbaru, Elrach berbaju pink bersama Rachel dengan caption my twin.
Elana mengamati sekali lagi dan merasa bodoh berkali-kali lipat. Merasa sia-sia sudah menangis seperti orang gila. Dia melirik Fiona dan Azka. Elana malu bukan main tapi dia tak mau mengakuinya. Segera dia masukkan ponselnya ke dalam tas, lalu meminum taro frapenya dengan cepat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Double El
Teen FictionALDEBARAN SERIES (Bagian dari Kali Kedua dan Cool Boy) Sudah terbit Berawal dari pertemua pertama yang menyebalkan. Elana dan Elrach jadi harus sering berurusan apalagi mereka satu kelas. Elana yang baru patah hati dari Geo tak begitu tertarik den...