Pohon Beringin [2]

10.5K 1.1K 47
                                        

050717

• • • • • • • •

"Perkenalkan gue Elrach Aldebaran. Kalian bisa panggil gue El," ucap Elrach memperkenalkan diri. "Gue pindahan dari SMA Bintang Mulia. Semoga kita bisa berteman. Makasih."

"Males banget temenan sama lo," gerutu Elana di kursinya.

"Semoga kamu bisa bersosialisasi dengan baik dan berprestasi di sini ya. Silakan El, duduk lagi," ucap Bu Gita, guru Biologi.

"Terima kasih Bu."

Setiap anak memperkenalkan diri masing-masing. Setelah Elrach giliran Elana yang maju.

"Halo semua, kalian pasti udah kenal gue kan? Hehehe... gue Elana Maurer. Biasa dipanggil Lana. Pindahan dari kelas sebelah, X.5."

"Kenal, kenal. Mantan Geo itu kan?" celetuk salah satu cowok dan seketika membuat mood Elana buruk. Wajah Elana langsung berubah cemberut.

Semua siswa sudah saling memperkenalkan diri. Bu Gita memulai pelajaran dengan membuat kelompok.

"Karena ini hari pertama kalian masuk setelah libur panjang. Kita bikin kelompok dulu saja, dan membahas sekilas tentang pelajaran apa saja yang akan Ibu ajarkan selama satu semester."

"Kelompoknya pilih sendiri atau gimana Bu?" tanya Fiona.

"Sesuai urut nama saja ya biar nggak saling berebut dan iti. Satu kelompok dua orang."

"Yah, yah... ah, Ibu jangan urut nama." Firasat Elana sudah buruk, dia melirik Elrach.

"Kenapa Lana?"

"Pilih sendiri aja Bu."

"Ibu yang tentukan biar nggak ada yang iri. Jadi sesuai urutan absen ya?"

Bu Gita menyebutkan satu-satu nama kelompok dan firasat Elana terbukti. Dia harus satu kelompok dengan Elrach, cowok yang ingin sekali dia hindari. Elana mendesah, melirik Elrach yang duduk tenang.

Apalagi setelah tahu minggu depan kelompoknya harus mempresentasikan Bab tiga, Elana semakin kesal. Dia merasa hari pertamanya sangat sial. Harusnya kalau ada anak baru di sekolah itu bikin hati berdebar seperti di novel-novel teenlit tapi Elrach bikin dia naik darah.

Istirahat tiba Elrach sudah dikerubuti  anak-anak yang ingin berkenalan langsung. Elana hanya melirik sinis sebelum pergi ke kantin bersama Fiona. Elana sama sekali tak ingin membahas soal tugas Biologi dengan Elrach.

"Lebay banget anak-anak deh. Cuma El aja dikerubutin," ucap Elana sembari antri pesan makanan di kantin.

"Denger-denger dia anak pemilik Ve Hotel," ucap Fiona.

"Halah baru anak pemilik hotel bukan anak presiden. Bokap gue juga punya hotel tapi gue biasa aja."

"Lo sinis amat sama dia sih, kenapa? Cakep tahu dia."

"Ah, dia ngeselin. Bikin perkara mulu sama gue. Jangan-jangan dia pindah sekolah karena bermasalah di sekolah lamanya. Dia kan cuma pindahan dari SMA sebelah."

"Jangan berprasangka buruk. Lo aja yang lagi sensi kali."

"Lo gimana sih bukannya belain gue."

"Tuh kan bener kata El. Lo daritadi ngomong otot ke mana-mana. Jomlo bikin sensi ye? Apa gara-gara lihat Geo tadi? Gue kasih tahu ya, Lana. Lo boleh marah tapi jangan lampiasin ke orang yang bukan seharusnya," bisik Fiona.

Bibir Elana mengerucut, setelah menerima bakso pesanannya dia duduk di samping Fiona. Dia menoleh saat ada suara bisik-bisik dengan pandangan mata anak-anak ke arah pintu kantin. Ternyata anak baru itu sudah mencuri perhatian seisi kantin. Disusul sosok Geo bersama pacar barunya. Bikin bakso Elana mendadak terasa hambar.

Double ElTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang