"Cie cieeee.... aku, kamu sekarang. Hmm... perkembangan pesat," ledek Fiona seraya menoel-noel pipi Elana.
"Ih, apaan sih."
"Gue kok baper ya tiap lihat El ngusap kepalamu. Gue juga mau diginiin." Fiona mempraktekan dan langsung mendapat pelototan Elana.
"Sana tuh minta Azka," seru Elana dengan dagu mengarah pada Azka yang tengah mengumpulkan tugas.
"Ah, dia mah nggak peka nyebelin. Ke kantin aja yuk," ajak Fiona.
"Yuk, laper parah. Rumus tadi bikin energi sarapan gue terkuras."
Saat melelewati Elrach, mata Elana melirik sekilas. Refleks bibirnya mengerucut melihat layar ponsel Elrach menampakkan nama Popi. Buru-buru Elana menarik tangan Fiona agar cepat keluar dari kelas.
Rasa kesal menyelinap dan menghancurkan mood-nya seketika. Hal itu berimbas pada Fiona yang dia tarik tanpa aba-aba bahkan Fiona sempat menabrak meja dan membuat suara gaduh.
"Ya ampun Elana. Lo kenapa sih? Sakit tahu."
"Lagian lo jalan lelet."
"Lelet gimana? Orang gue masih duduk lo tarik paksa. Ampun deh. Lo kenapa?"
"Nggak kenapa-kenapa," jawab Elana sok cuek, sembari melirik Fiona yang menatapnya serius.
"Aneh," ucap Fiona lalu duduk di meja kantin yang masih kosong.
"Ih, kenapa sih semua cowok itu sama aja. Dasar ngeselin!" seru Elana sembari duduk.
"Maksud lo siapa?" tanya Fiona.
"Eh, besok gue jadi ikut bazar. Gue diizinin," ucap Elana mengalihkan pertanyaan Fiona.
"Gue tanya apa jawab apa. Terus besok mau berangkat bareng gue apa lo dianter?" balas Fiona.
"Bareng aja. Gue belum pernah ke sana. Kan nggak lucu gue di sana kayak orang ilang."
"Gue jemput ya? Males banget kalau lo bawa motor sendiri, suka ngaco. Gue ke mana lo ke mana."
"Hahaha... habis gimana lagi. Gue kayak punya sedikit kelainan deh kalau soal ngehapal jalan. Perasaan dari lahir gue tinggal di sini tapi gue nggak pernah hapal daerah sini."
"Selain lo sering nyasar lo bawa motor juga nggak beres. Gue heran, lo itu telaten kalau soal pernak-pernik dan kawan-kawannya tapi kenapa kalau bawa motor serampangan?"
"Nggak ngerti. Perasaan gue bawa motor biasa aja."
"Perasaan-perasaan. Perasaan lo itu diragukan. Coba gue tanya sekarang perasaan lo sama El gimana? Beneran lo udah move on dari Geo?"
Bibir Elana kembali mengerucut dengan bola mata memutar pertanda tak suka dengan pertanyaan Fiona.
"Kok kamu ninggalin aku," ucap Elrach yang kini sudah duduk di samping Elana.
Elana sempat menoleh tapi kembali melihat ke arah Fiona. Mengabaikan Elrach yang sudah membuatnya badmood.
"Hei, lagi ngambek ya?" tanya Elrach seraya memutar kepala Elana dengan tangan besarnya.
"Apaan sih? Minggir."
"Dia kenapa, Fio?"
Fio hanya mengangkat bahunya. Dia bete sekaligus iri melihat perlakuan Elrach pada Elana. Sementara Azka tak pernah berlaku manis padanya padahal mereka juga sudah dekat begitu lama. Hanya saja kedekatan mereka statusnya tetaplah sama, teman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Double El
Fiksi RemajaALDEBARAN SERIES (Bagian dari Kali Kedua dan Cool Boy) Sudah terbit Berawal dari pertemua pertama yang menyebalkan. Elana dan Elrach jadi harus sering berurusan apalagi mereka satu kelas. Elana yang baru patah hati dari Geo tak begitu tertarik den...