Aku, Kamu [14]

7.9K 1K 66
                                    

Tak ada lagi debaran tapi ada penyesalan dan rasa bersalah. Elana duduk berdua Geo di depan kelas sepulang sekolah. Sepi, sekolah menyisakan mereka dan beberapa rang saja yang masih mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Elana sibuk memainkan tasnya, bingung mau dari mana memulai.

"Maaf ya?" ucap Geo, memecahkan keheningan.

"Maafin gue juga sudah salah paham."

"Nggak pa-pa. Gue lega akhirnya gue bisa kasih tahu lo yang sebenarnya."

"Makasih lo udah nolongin gue. Gue bingung nggak tahu harus gimana. Gue ingin marah tapi nggak tahu sama siapa."

Air mata Elana akhirnya membasahi pipi. Tak bisa lagi dia membendungnya walau sudah dia tahan sejak tadi. Ada perasaan lega tapi juga masih ada sesak merasa kecewa pada keadaan.

"Jangan nagis, please," ucap Geo, memgusap punggung tangan kanan Elana.

Desahan lolos dari bibir Elana setelah mengusap pipi dan berusaha berhenti menangis.

"Kenapa gue harus ngerasain perasaan begini? Apa salah gue sampai Kayla tega begitu? Terus ke mana dia pergi?"

"Lo nggak salah. Dia aja yang kurang bersyukur dengan apa yang dia miliki. Gue nggak tahu pindah ke mana. Yang gue tahu dia pindah mendadak dan denger-denger dia dikeluarin."

"Dikeluarin? Kenapa?" tanya Elana, menoleh pada Geo.

"Entahlah. Lo marah sama dia?"

"Nggak tahu. Capek."

Geo mengamati Elana yang memandang langit-langit dan sesekali mengembuskan napas putus asa.

"Gue masih sayang sama lo, Elana," ucap Geo dan refleks Elana menoleh.

"Gue sayang sama lo," ulang Geo.

"Gue bingung," balas Elana lalu menatap ke depan.

"Kenapa? Karena anak baru itu?"

"Gue nggak tahu," jawab Elana.

"Beri gue kesempatan," ucap Geo.

Senyum di bibir Elana terukir tipis. Matanya kembali melihat ke arah Geo.

"Gue bigung. Perasaan gue..."

"Gue tahu perasaan lo udah berubah. Tapi please kasih kesempatan juga buat gue memperbaiki semuanya, kesempatan buat bikin kebingungan lo hilang."

"Tapi gue nggak mau PHP-in lo," ucap Elana.

"Masih lama?" tanya Elrach, tiba-tiba di depan mereka.

"Hah?" ucap Elana.

"Tangan lo bisa nggak minggir?" tanya Elrach dengan mata tertuju pada tangan Geo yang masih berada di atas punggung tangan Elana.

"Masalah lo apa sih?" tanya Geo, berdiri menyamakan pandangan walau tetap saja dia tak lebih tinggi dari Elrach.

"Masalah gue? Gue nggak suka lo deket-deket pacar gue."

"Hah? Pacar?" ulang Elana.

"Iya, kamu lupa punya pacar aku setelah mantanmu ngajak balikan?"

Double ElTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang