Searah [5]

7.3K 1K 39
                                    

Happy Monday!!!
070817
•••••••••••••••••••••••

"Lo nggak nawarin gue?" tanya Elrach.

"Udah abis," jawab Elana, cuek tanpa menoleh pada Elrach.

"Kenapa tadi lo nggak nawarin gue?"

"Bulan depan deh gue tawarin."

"Gue mau belinya sekarang."

"Kan gue bilang abis. Kenapa maksa sih?"

"Gue lagi ngomong sama lo, kenapa lo ngelihatin ponsel terus?"

"Ih... mau lo apa sih?" seru Elana yang terpancing emosinya. Ahirnya dia mengangkat wajahnya.

"Gue mau beli."

"Gue kan udah bilang habis," ucap Elana dengan penuh penekanan pada kata habis.

"Ya udah gue beli ini, berapa?" tanya Elrach seraya menarik kuncir rambut yang dipakai Elana.

"Ih, lo nggak sopan banget sih. Main tarik aja. Sakit tau!"

"Berapa nih?" tanya Elrach.

"Nggak gue jual. Balikin sini."

"Nih gue beli," ucap Elrach lalu menyerahkan uang lima puluh ribu rupiah ke tangan Elana.

"Lo ngeselin banget sih! Balikin nggak kuncir rambut gue," teriak Elana pada Elrach yang keluar kelas.

Mendengar derap langkah Elana yang mengejar, Elrach tersenyum tipis. Dengna sengaja memasukkan kuncir rambut Elana ke dalam saku celananya.

"Balikin kuncir rambutku, El!" Elana menarik keras lengan seragam Elrach hingga Elrach balik badan dan menubruknya. "Aw..." pekik Elana, mengusap hidungnya yang sakit.

"Bukan salah gue lho."

"Salah lo! Jadi cowok lemah amat, gue tarik dikit aja oleng. Idung gue sakit nih."

"Sengaja," balas Elrach, cuek.

"El..." geram Elana lalu meninju perut Elrach. "Aw... perut lo keras amat sih."

"Nggak capek lo dari tadi narik urat mulu?" tanya Elrach begitu santainya sementara Elana sudah emosi hingga ubun-ubun. Mereka bahkan sudah jadi tontonan menarik orang di sekitar.

Elana pun mengambil napas panjang meredam emosinya. Setelah cukup tenang dia kembali meminta kuncir rambutnya. Tapi Elrach tetap menggeleng.

"Gue udah minta baik-baik tanpa urat. Tapi kenapa nggak lo balikin juga?"

"Kan gue udah beli, jadi buat gue dong."

"Tapi gue kan nggak jual. Lo aja yang maksa ambil."

"Lo kenapa nggak nawarin gue?" tanya Elrach.

"Ah, tau ah. Malesin." Elana menyerah, memilih meninggalkan Elrach dari pada dia mati muda karena emosi.

"Kalau lo mau, ambil aja sendiri," bisik Elrach saat melewati Elana.

Dari arah belakang Elana mengangkat tangan seolah ingin memukul kepala Elrach. Nasibnya sedang buruk, sudah jomlo ditambah ketemu Elrach yang membuatnya mudah naik darah. Elana berniat menjauhi Elrach agar nasib baiknya kembali. Dia menarik napas panjang, mengembuskan perlahan, mengucap doa barulah dia kembali masuk kelas.

Bibir Elana dipaksakan tersenyum lebar demi memotivasi diri. Bukan sekadar pura-pura bahagia. Walaupun Elrach membuatnya emosi dia harus bisa mengatur diri. Menganggap Elrach tak ada dan hidupnya tentram seperti sebelum liburan kenaikan kelas tiba.

Double ElTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang