Gagal [19]

9K 934 56
                                    

Malam ini mungkin Elrach gagal tapi tak sepenuhnya gagal. Dia mengulum senyum saat mengantar Elana pulang. Cewek berpita kelinci di rambutnya memang mendiamkannya sepanjang jalan. Tapi kata-kata Elana di kedai kopi masih melekat diingatannya. Dia yakin Elana punya perasaan yang sama hanya saja Elana tak mau mengakuinya.

"Kenapa diam aja?" tanya Elrach, tangan kirinya mengusap rambut Elana dan mengambil pita kelinci dengan mudahnya. Tipe rambut Elana yang lurus dan tipis-tipis memudahkan aksinya.

"Ish... balikin pitaku! Hobi kok ngambilin pita rambutku sih?"

"Habis lucu kayak kamu."

"Lucu lagi kalau kamu yang pake," ucap Elana.

"Begini?" Elrach memasang pitanya ke rambutnya saat mobil mereka berhenti di lampu merahdan memperlihatkan pada Elana.

Seketika Elana terbahak tak bisa lagi bergayak sok cool. Elrach terlihat sangat cute dengan pita di rambutnya.

"Sini-sini aku benerin."

Elana membenarkan posisi pitanya dan kembali tertawa keras. Elrach yang melihat ikut tersenyum tipis. Senang, setidaknya Elana tak mendiamkannya lagi.

"Nah, kalau ketawa kan cantik."

Seketika Elana berhenti tertawa, kembali memasang wajah angkuhnya lalu memalingkan wajah. Dia harus benar-benar mengatur strategi agar tak terjebak rayuan cowok playboy sejenis Elrach, pikir Elana.

"Sudah belajar buat ujian besok?" tanya Elrach, kembali membuat pembicaraan.

"Harus banget ya malam Minggu bahasnya ujian?" balas Elana, mengerutkan kening. Elrach benar-benar garing.

"Kalau ngajak bahas perasaan pasti ngiranya aku gombal."

"Ya ampun, El. Bisa nggak kamu diem aja. Hari ini apapun yang keluar dari mulutmu itu salah buat aku. Paham?"

"Kamu kok jadi marah lagi?"

"Sstttt... diem!"

"Aku kan udah janji nggak akan merhatiin Popi lagi," ucap Elrach.

"Kamu ngomong lagi, aku minta turun di sini. Lagian mau kamu merhatiin dia apa nggak, aku nggak pe-du-li."

"Eh, eh. Rumahku ke arah sana. Kita mau ke mana?" seru Elana melihat mobil belok ke arah lain.

"Baikan dulu baru kita pulang."

"Kamu apaan sih? Cepet, balik nggak!"

Akhirnya Elrach menepikan mobilnya biar lebih leluasa bicara dengan gadis yang tengah marah karena cemburu. Cewek cemburu lebih menyeramkan dari film hantu.

"Ngapain malah berhenti?" tanya Elana.

"Kita harus nyelesain masalah kita malam ini juga."

"Aku nggak berasa punya masalah."

"Aku suka sama kamu," ucap Elrach, tegas dan menatap kedua mata Elana.

"Itu masalahmu," balas Elana sembari membuang muka.

Dalam hati Elana berdebar kencang tapi dia menguatkan hatinya. Tak boleh lagi lemah terhadap pesona Elrach. Setampan apapun Elrach di matanya. Elana punya rasa takut dengan banyak alasan di dalamnya.

"Bilang sama aku kalau kamu nggak suka sama aku," ucap Elrach.

"Emang."

"Bilang sambil lihat sini." Elrach menarik dagu Elana.

"Enggak ya enggak," ucap Elana lalu menepis tangan Elrach.

Double ElTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang