LNSP [Chapter 8]

395 45 10
                                    

2 tahun kemudian

Sang mentari mulai menampakkan sinarnya pagi ini, bunga tumbuh bermekaran di luar sana seakan menyambut musim yang telah berganti yang menandakan tahun ajaran baru telah tiba. Seorang yeoja tampak bersiap-siap untuk memulai kuliahnya di SM University.

"Hufft, jika bukan karena appa aku tidak akan menyetujui untuk masuk ke jurusan kesenian" Yeoja tersebut tampak tidak menyukai jurusan yang telah dipilihkan oleh sang ibu karena dia membenci sang ibu yang menurutnya telah menyebabkan dia kehilangan ayahnya. Dia keluar dari kamarnya dan berjalan menuruni anak tangga menuju ruang makan untuk sarapan.

"Sayang, kau tidak meminum jusmu" Seorang yeoja paruh baya yang duduk berdua di meja makan bersama putrinya memanggil yeoja tersebut karena dia sudah beranjak dari tempat duduknya setelah menghabiskan sepotong roti.

"Minum saja sendiri" Yeoja tersebut segera berlalu dari ruang makan setelah mengucapkan kata yang menyakitkan tersebut. Sang ibu hanya mampu menahan air matanya karena ini bukan pertama kalinya putrinya mengucapkan kata-kata yang membuat dia sakit hati.

***

"Kau yakin akan menjadi seorang polisi?" Seorang yeoja yang duduk di sofa kamarnya bertanya pada namjachingunya yang berada di sampingnya.

"Ne, tentu saja. Aku akan selalu melindungimu dan tidak akan membiarkan siapapun melukaimu segores pun. Jika itu sampai terjadi, aku akan langsung memasukkan orang itu ke penjara dengan hukuman seumur hidup" Namja tersebut berkata dengan sangat percaya diri yang membuat yeoja itu tertawa lepas.

"Kau tidak bisa melakukan itu, kau akan dikenakan sanksi karena orang itu tidak pantas mendapatkan hukuman seberat itu"

"Biar saja, yang penting kekasihku ini bahagia" Namja tersebut tersenyum melihat kekasihnya tampak senang.

"Kalau begitu, berarti kau tidak akan meninggalkanku sampai kapanpun kan?" Yeoja tersebut mendadak khawatir jika kekasihnya akan meninggalkannya.

"Tentu saja tidak akan pernah. Aku tidak akan membiarkan yeoja cantik ini menangis karena memikirkanku" Namja tersebut mencubit hidung kekasihnya karena gemas dengan pertanyaannya.

"Percaya diri sekali. Tapi aku yakin Dobi tidak akan pernah meninggalkanku" Namja tersebut menggendong yeoja itu ke pangkuannya dan memeluknya erat.

"Tidak akan, sayang. Believe me" Yeoja tersebut membalas pelukannya tak kalah erat menandakan dia percaya pada kekasihnya bahwa dia tidak akan meninggalkannya.

"Aku akan menjadi seorang fotografer supaya aku bisa selalu memotret wajahmu"

"Kalau begitu aku akan menyimpan foto itu untuk anak-anak kita nanti" Mereka tertawa bersama setelah mendengar perkataan itu.

Gadis tersebut mengusap air mata yang mengalir di pipinya ketika mengingat kenangan bersama kekasihnya. Dia sadar bahwa dia berada di bus menuju Seoul, dimana kampus barunya berada yang menurutnya akan membuatnya melupakan kekasihnya itu.

Gadis itu rela kabur dari rumah demi mengambil jurusan fotografi karena ayahnya menentang keinginannya itu. Ayahnya memaksa dia mengambil jurusan kedokteran seperti unnienya yang sudah meninggal tetapi dia bersikeras untuk mengambil jurusan fotografi karena dia ingin mengenang kekasihnya yang sudah mengingkari janjinya untuk tidak meninggalkannya.

Gadis itu beranjak dari duduknya dan berjalan keluar bus ketika bus tersebut berhenti karena sudah sampai di tempat tujuannya yaitu SM University. Ia mengarahkan kamera DSLR yang dikalungkan di lehernya pada setiap objek di depan mata terutama taman kampus yang tertata rapi.

"Permisi, maaf mengganggu. Bisa aku bertanya padamu?" Ia bertanya pada seorang namja yang sedang berjalan ke dalam kampus. Namja tinggi itu berhenti dan menatapnya kemudian menganggukkan kepalanya.

"Kau tau dimana gedung fakultas fotografi?" Dia tersenyum manis setelah menanyakannya. Namja itu hanya menjawabnya dengan gelengan.

"Aku mahasiswa baru disini jadi tidak tau. Lebih baik kau pergi ke pusat informasi saja, permisi" Ia mendesah perlahan karena namja itu langsung pergi dari hadapannya. Dia pun berjalan ke pusat informasi seperti yang disarankan oleh namja dingin tadi.

"What's your name?" Petugas informasi itu bertanya padanya untuk mengetahui identitas mahasiswa baru tersebut.

"Tiffany. Tiffany Hwang" Tiffany menjawab dengan sopan kemudian ia menerima berkas identitasnya. Setelah petugas memberitahukan letak gedung fakultasnya, Tiffany dengan cepat berjalan menuju gedung tersebut.

TBC
Terima kasih sudah setia menjadi reader ff ini.

Sorry for slow update. I'm busy with my exam and other assignment. Please understand and always wait for this ff. Also don't forget to vote and comment.

PS : I don't like sider 😊

Love Never See PersonWhere stories live. Discover now