Chapter 9 - We meet again

337 45 8
                                    

Author Pov

Sebuah BMW berwarna merah dengan kesan mewah asal Jerman itu berhenti di tempat parkir khusus SM University. Pintu mobil terbuka dan menampakkan seorang gadis cantik dengan rambut berwarna dark brown, wajahnya terlihat begitu dingin. Ia memakai kacamata hitamnya dan menggantungkan sebuah jaket berwarna putih di bahu kirinya dengan tas jinjing di bahu kanannya. Ia berjalan dengan tenang namun penuh wibawa untuk masuk ke kampus yang akan menjadi rumah keduanya. Ia melihat arloji di tangan kirinya dan melepaskan kacamatanya karna terkejut melihat jam sudah menunjukkan pukul 12.30 KST.

"It's late!" umpatnya kemudian memakai kembali kacamatanya dan berlari secepat mungkin mencari gedung fakultasnya yang belum ia ketahui dimana letaknya.

Tak lama kemudian sebuah Ferrari berwarna putih diparkirkan sejajar dengan BMW merah milik gadis yang tengah mencari gedung fakultasnya. Ferrari yang sangat berkilau itu dikendarai oleh seorang namja yang menggunakan eyeliner.

"Astaga, yang benar saja, kenapa aku harus kuliah di kampus ini. Pasti banyak orang yang sombong-sombong" Ia membanting pintu mobilnya sedikit kasar, kemudian memakai kacamata hitamnya dan berjalan acuh menuju gedung fakultas yang entah dimana akan ia temui karena ia sama sekali tidak mencari tau mengenai kampus yang sudah dipilihkan sang ayah untuk dirinya. Ia melihat kampus yang begitu sepi, meski tidak menginginkan berkuliah di kampus ini namun ia sebisa mungkin mematuhi peraturan kampus. Ia juga tak tinggal diam mengetahui mata kuliah pertamanya tertinggal karena telat ke kampus hingga ia berlari mencari gedung fakultasnya.

5 menit tertinggal dari gadis pemilik BMW dan namja pemilik Ferrari, sebuah Mercedes Benz terparkir disebelah salah satu mobil mewah tersebut. Sebelum membuka pintu mobilnya, seorang namja muda yang tinggi itu merapikan sedikit rambutnya dan juga memakai kacamata. Kemudian ia berjalan ke dalam kampus, dengan acuh meski ada beberapa mahasiswa yang berlalu lalang memandangnya ia tidak peduli yang ia pedulikan mengapa dirinya harus melanjutkan kuliah di kampus ini. Keterpaksaannya kuliah di SM University karena orang tuanya menginginkan anak semata wayangnya ini kuliah di kampus dimana orang tuanya dulu juga kuliah disini.

Ia berjalan cepat agar sampai di ruang kelasnya, namun tak lama kemudian jalan cepatnya itu menjadi berlari karena tidak ingin tertinggal mata kuliah awalnya.

BRUKKK

Satu gadis, satu namja eyeliner dan satu namja tinggi pemilik mobil mewah tersebut bertabrakan satu sama lain ketika mereka berlari.

"Yah!"

"Yah!"

"Yah!"

Mereka sama-sama berteriak dan terjatuh akibat bertabrakan dari tiga sisi yang berbeda. Mereka mengaduh kesakitan dan sudah tentu pakaian bawah mereka bertiga menjadi kotor.

"Kenapa kau menabrakku hah?" satu-satunya gadis di antara mereka dengan jaket putih yang tergantung di bahunya berusaha berdiri dan meluapkan amarahnya pada dua namja yang ada di depannya.

"Kenapa aku, kalian yang menabrakku" Namja tinggi tak tinggal diam.

"Yang harusnya marah itu aku, kalian berdua tidak punya mata huh hingga menabrakku sampai jatuh" Namja eyeliner itu juga tak kalah kesal.

"Aku tidak akan melupakan kejadian ini! Bagaimana bisa dua orang namja menabrak yeoja. Benar-benar" kesal yeoja itu.

"Hey kau yang tidak liat jalan, malah menyalahkanku. Dasar yeoja menyebalkan" balas namja tinggi.

"Kalian yang menabrakku malah membalikkan fakta!" tak kalah dengan keduanya, namja eyeliner juga menaikkan nada bicaranya.

Mereka bertiga membalikkan badan secara bersamaan, bersiap untuk berlari mencari gedung fakultasnya namun kaki mereka sama-sama terhenti, mereka mengurungkan niatnya untuk berlari.

"Chankaman" ucap ketiganya. Mereka juga membalikkan tubuh kembali untuk saling bertanya.

"Apa kalian tau dimana Fakultas Hukum?" ketiganya secara bersamaan menanyakan pertanyaan yang sama bahwa mereka mencari gedung fakultas hukum, fakultas yang menjadi jurusan dari ketiga orang tersebut. Ketiganya nampak terkejut namun berakhir dengan tawa karena memiliki satu tujuan yang sama.

"Omo ternyata kita satu fakultas" Yeoja itu tertawa riang karena merasa senang bertemu dua orang dari fakultas hukum yang senasib terlambat di awal kuliahnya.

"Tidak aku sangka. So, kita cari bersama dimana gedung fakultasnya?" Yeoja itu mengangguk saat namja tinggi itu bertanya.

"Kajja kita cari bersama" Namja eyeliner juga mengajak keduanya mencari gedung fakultasnya yang sebenarnya adalah gedung dimana mereka berada saat ini.

"Tunggu, sepertinya aku mengenal kalian" Namja eyeliner menghentikan langkahnya yang membuat dua teman barunya juga menghentikan langkahnya dan memerhatikannya.

"Byun Baekhyun" Namja eyeliner memperkenalkan dirinya kepada dua teman barunya sambil melepas kacamatanya.

"Park Chanyeol" Namja tinggi pun memperkenalkan dirinya untuk membalas Baekhyun dan juga melepas kacamatanya.

"Im Yoona" Satu-satunya yeoja diantara mereka tersenyum dalam memperkenalkan dirinya dan melepas kacamatanya.

"Omo" ucap mereka bersamaan dalam hati karena terkejut melihat teman baru mereka merupakan teman lama yang sudah 2 tahun tidak bertemu dan akhirnya dipertemukan lagi di kampus yang sama.

***

Flashback

Seorang yeoja kecil baru saja sampai di rumahnya, ketika ia melihat rumahnya yang sangat gelap. Padahal biasanya rumah tersebut terang benderang tetapi sekarang gelap seperti tidak ada kehidupan. Yeoja tersebut pun segera berlari memasuki rumahnya dan mencari saklar lampu agar dapat membantunya melihat jalan.

"Ummaaa!" Teriakan histeris yeoja tersebut ketika ia berhasil membuka lampu dan menemukan ibunya sedang sekarat berada di ruang tengah dengan berlumuran darah.

Ia pun segera berlari ke arah ibunya dan berlutut di samping tubuh ibunya yang tidak berdaya. "Umma, apa yang terjadi?" tanyanya pada sang ibu yang kesulitan berbicara bahkan bernafas saja sudah tersengal-sengal.

"Pe-pemegang s-saham. B-balaskan de-dendam umma d-dan appa" Nafas terakhir pun dihembuskan oleh wanita paruh baya tersebut yang tidak sempat mengatakan siapa yang telah membunuhnya dan suaminya. Tangisan pilu dari yeoja kecil pun terdengar yang sekarang menjadi yatim piatu setelah kematian ayahnya ketika meeting bersama pemegang saham.

Flashback end

Seorang yeoja sedang duduk di depan jendela memandangi taman di depan rumahnya. Banyak anak kecil yang berlari kesana-kemari, ada juga yang bermain ayunan dan berbagai permainan ditemani orang tua mereka. Mereka tampak bahagia bersama kedua orang tua mereka.

"Umma, appa, aku akan membalaskan dendam kalian. Aku tau orang yang telah membuatku yatim piatu adalah orang tua Im Yoona. Tunggu pembalasanku Yoona, aku akan membuatmu merasakan bagaimana rasanya kehilangan orang yang kau sayangi" yeoja tersebut tampak marah terhadap yeoja yang bernama Im Yoona. Kenapa yeoja tersebut mencurigai Yoona? Karena mereka pemegang saham kedua yang pasti ingin menjadi pemegang saham terbesar yang pada saat itu dipegang oleh keluarga Seo, karena itu yeoja tersebut berpikir keluarga Im mengambil cara curang dan juga waktu meeting mereka mengatakan berada di Pulau Jeju. Walaupun orang tua Oh Sehun juga tidak ikut meeting dan mengatakan mereka sedang berada di Los Angeles tetapi keluarga Oh merupakan pemegang saham ketiga setelah keluarga Seo dan Im. Oleh karena itu tersangka pertama adalah keluarga Im, tetapi pihak kepolisian tidak dapat menangkap mereka karena tidak cukup bukti dan orang tua Yoona merupakan pemilik perusahaan dan polisi, walaupun tidak begitu aktif dalam kepolisian tetapi ayahnya memiliki jabatan yang cukup tinggi. Dan juga menurut kabar, orang tua Yoona bunuh diri karena takut tertangkap.

Tetapi tidak ada yang tau siapa dalang dibalik pembunuhan para pemegang saham dan apa yang terjadi pada orang tua Yoona,

Apakah benar keluarga Im? Ataukah mungkin keluarga Oh? Ataukah malah orang lain yang tidak disangka?

TBC
Maaf typo bertebaran dan slow update karena baru selesai ujian. Kalau lupa tentang pembunuhan pemegang saham, kalian bisa melihat LNSP chapter 1. Terima kasih.

Love Never See PersonWhere stories live. Discover now