12. Labirin Bawah Tanah

1.8K 194 29
                                    



The Prince's Secret

Story by zhaErza

.

.

.

Chapter 12

Terlihat Renji dan Shishio menggelengkan kepalanya. Pendengar Renji sangat tajam dan Renji memang seorang kapten yang sering dikirim sebagai mata-mata, jadi pergarakan tidak wajar apa pun dapat dirasakannnya dan didengarnya dengan mudah.

"Tahan napas kalian, saya ingin memastikannya."

Mereka melakukan seperti apa yang diinginkan Renji, lelaki itu lalu meniup obor, begitu pula dengan Shishio, hingga menjadikan lorong ini gulita. Renji kemudian memejamkan mata, dan memfokuskan indra pendengarannya. Setelah beberapa saat ia berkata kalau mereka harus bergerak cepat karena orang-orang itu tengah berusaha mendobrak pintu masuk.

Shishio menyalakan obor kembali, begitu juga dengan Renji. Mereka berjalan cepat dan mengikuti jalur yang berada di lorong. Sampai setelah berjalan sekitara jarak 200 meter, mereka menemukan sebuah pintu. Renji membukanya dengan perlahan, dan bola matanya hampir keluar dari rongga, mulutnya ternganga. Shizuka pun sama pucatnya, dia menutup mulutnya dengan kedua tangan.

"Apa-apaan ini?" lelaki bermarga Kagami itu hanya bisa berbisik ngeri.

Satu-satunya gadis yang berada di kelompok pelarian ini sekarang masih terperangah, ia merasakan dirinya mulai berkeringat. Bagaimana tidak sedemikian, jika sekarang mereka dihadapkan dengan sebuah tembok penuh belokan dan tak tertebak. Ya, mereka tiba di pintu masuk labirin bawah tanah.

"Nona Shizuka, apakah Tuan Muda Ryunosuke mengatakan hal ini?" Shizuka menggelengkan kepalanya cepat, ia ingat pasti kalau Ryunosuke sama sekali tak pernah membahas labirin, yang ia tahu mereka hanya disuruh untuk mengikutinya saja.

Hela napas terdengar, waktu mereka semakin menipis dan mereka tidak melakukan apa pun. Lalu, tiba-tiba saja Aoda yang masih berada di gendongan salah satu kapten pun berbicara dengan nada suara bosan.

"Sudahlah, jalan saja. Aku akan memberikan petunjuk jika kita melihat persimpangan."

Mendengar perkataan tuan muda klan Hakudoshi itu, mereka yang berada di pelarian ini merasa seperti adanya harapan, tentu merasa bodoh karena mereka bahkan sampai melupakan kalau sekarang Tuan Muda Aoda tidak mungkin tak mengetahu seluk-beluk istananya.

"Apakah anda yakin, Tuan Muda?"

"Jalan saja."

Mengikuti perintah sang tuan, mereka pun mulai melangkahkan kaki dengan Renji yang berjalan di depan bersama Aoda di punggungnya, sedang Shizuka dan Shishio berjalan mengikuti di belakang. Sekitar 30 meter mereka hanya menemukan lorong lurus, lalu setelanya Renji melihat sebuah persimpangangan yang bercabang tiga. Lelaki itu pun berhenti.

"Shishio, mendekatlah ke sisi tembok, lima jengkal dari bawah, ada ukiran tak kasat mata, namun bisa kaurasakan dengan tanganmu."

Jengkal tangan Shishio mulai melakukan yang dikatan Aoda, ia menghitungnya di dalam hati dan saat angka ke lima tersebut, ia merasakan sesuatu, itu adalah ukiran. Shishio menganggukkan kepalanya, ia menunggu suara Aoda.

"Jelaskan apa yang kaurasakan di tanganmu." Untuk lebih memudahkan indra perasanya, lelaki berambut hitam panjang itu menutup matanya.

"Saya tidak terlalu yakin, tapi ini sepertinya ukiran sayap. Ya, sayap tetapi hanya sebelah."

Bola mata Aoda yang hitam kini terlihat memantulkan cahaya api yang kemerahan. Lelaki berambut panjang itu mengangguk.

"Kita ke arah kanan."

The Prince's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang