23. Malam Terakhir

969 148 51
                                    

BAB XXIII

Malam Terakhir

Pelindung gadis itu masih aktif, wajah Shizuka masih dihiasi garis aneh.

"Shizuka?" Ryunosuke membantu sang gadis untuk menengakkan punggung, sang lelaki berjongkok dan Shizuka duduk di tanah berumput.

Punggung Shizuka ditahan Ryunosuke dengan lengannya. Wajah bersimbah keringat Shizuka di usap Ryunosuke, gadis itu pun membuka matanya.

"Kau ... terlalu kuat, Ryunosuke."

Ada hela napas, dan lelaki itu menggendong Shizuka dengan menyelipkan lengannya di belakang punggung sang gadis dan di lipatan lutut. Berjalan melewati halaman dan kolam ikan, Ryunosuke lalu mendudukkan Shizuka dan dirinya di teras rumah, merasakan angin malam yang berembus.

"Apa kau bisa menegakkan tubuh saat duduk?" Shizuka masih bersandar di dinding. Kepala gadis itu menggeleng.

Ryunosuke menganggukkan kepalanya, ia lalu menaruh sebelah tangannya ke dahi Shizuka dan memejamkan mata.

"Aku akan menarik aura Sang Kegelapan yang merasuki tubuhmu," bisiknya dan mengerutkan alis.

Tekanan itu, dapat Shizuka rasakan kalau aura yang mengelilingi tubuhnya dan pekat, sekarang perlahan keluar dan menyingkir darinya. Kekkai Shizuka kembali aktif tanpa ia sadari dan membuat kilatan menyambar tangan dan tubuh Ryunosuke yang sangat dekat dengannya, namun pria itu seperti tak terusik.

Ryunosuke mendengus ketika sudah selesai mengeluarkan aura hitam dari tubuh Shizuka, gadis itu terlihat lebih baik, namun tidak dengan dirinya. Akibat kekkai Shizuka yang aktif tanpa disadari sang gadis, telapak tangannya yang menyentuh dahi seperti melepuh dan merah.

"Ah, maafkan aku."

"Tak perlu cemas, ini akan sembuh dengan sendirinya." Ryunosuke menggerak-gerakkan tangannya yang terasa keram.

"Sebaiknya kau melatih mengendalikkan energimu, Shizuka. Aku akan terus membimbingmu selama tiga malam ini. Jika kau setidaknya bisa menghalau dan bisa membuat kekkai yang berfungsi untuk manusia biasa, maka kau akan aman saat kutinggal nanti."

"Kau masih sangat mencemaskannya." Itu adalah pernyataan yang dikatakan Shizuka, Ryunosuke menatap sang gadis dan kemudian menghela napasnya sambil melepar pandangan ke arah lain.

"Aku tak suka firasat seperti ini, dan untuk pertama kalinya aku merasakan kekhawatiran yang berlebih, padahal ini hanya kau ... aku bahkan seharusnya tak peduli dengan tugas yang diberikan Aoda, karena istana dan rakyatku lebih penting. Tetapi, nyatanya aku tak bisa membohongi diriku."

Kalimat panjang yang sarat akan perhatian itu disampaikan Ryunosuke, mungkin Ryunosuke memang tak menyadari apa yang sudah diucapkannya, dia hanya menyampaikan apa yang dirasakan dan dipikirkannya. Tetapi, Shizuka menangkap ketulusan Ryunosuke, dan tiba-tiba wajahnya kembali memerah. Inikah Hakudoshi Ryunosuke yang sebenarnya? Karisma yang tak beda jauh dari Hakudoshi Aoda, dan perasaan yang hangat terus mengalir saat melihat Ryunosuke yang memikirkan keadaan dirinya ketika ditinggal lelaki itu nanti.

Shizuka tersenyum, tepat saat Ryunosuke menegadahkan wajah setelah cukup lama menundukkan kepala, dan membiarkan wajahnya tertutup poni yang panjang. Lelaki itu merasa terhenyak, beberapa saat sebelum membuang tatapannya kembali. Jarak mereka dekat, dan jantungnya kini sedang tak baik. Debaran mengerikan ini lagi, batin Ryunosuke yang meremas kimononya.

.

.

.

Malam-malam berikutnya adalah saat Shizuka yang mulai menampakkan kemajuannya dalam mengendalikan energi spiritual ataupun kekkainya. Setidaknya sang gadis sudah bisa membentuk kekkai yang lebih kuat, Ryunosuke sendiri sebenarnya sangsi kalau Shizuka bisa mencapai titik kekkai terkuat seperti para leluhur Chizuuru dalam waktu tiga malam. Lelaki itu memutar otak, musuh mereka bukanlah makhluk seperti momonoke atau iblis. Mereka hanya manusia yang terkadang memiliki kemampuan supernatural seperti klan Hakudoshi dan Chizuuru.

The Prince's SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang