Seharunya kemarin Vena tidak berucap bahwa dirinya benci dengan Adam. Tapi nyata sekarang dirinya tengah duduk bersama Adam dipinggir lapangan. Adam yang memaksa Vena untuk menemuinya di lapangan saat ini juga, saat KBM tengah berjalan.
"Apa lagi sih kak? Kemarinkan aku udah minta maaf" jengkel Vena.
"Diem lo, gak usah sok formal pakek aku-kamu" ucap Adam.
Dalem...
"Buset! Ini kakak kelas njengkelin abis! Pengen gue dempul tuh muka pakek gamping" dumel Vena dalam hati.
Tanpa diduga, Adam menyodorkan sebuah kotak berwarna softpink Vena. Dengan ragu Vena menerima itu.
"Itu sebagai ganti kue kemarin yang belom sempet lo makan" ujar Adam.
Vena mengerjapkan mata, tak dia sangka Adam bisa sebaik ini. Menggantikan kue yang kemarin? Bahkan itu bukan salah Adam melainkan salah Vena karena ceroboh.
"Ma-makasih kak Adam, gue gak nyangka kalau lo bisa sebaik ini" ucap Vena.
Tanpa membalas ucapan Vena, Adam berdiri dan menyisir jambulnya sekali serta menjilat bibirnya yang kering.
"Gue? Baik? Mimpi ya lo?"
"Ha? Maksudnya?"
"Itu belom gue bayar, gue cuman sebagai pemesan bukan yang bayar. Mas-mas Go-blog yang nganterin ini kue masih stay disamping gerbang sekolah. Jadi lo yang mbayar kuenya dan mas-mas Go-blog itu. Gue mau balik ke kelas dulu, jangan lupa bayar!" jelas Adam yang langsung pergi meninggalkan Vena. Vena menganga tak percaya dengan penjelasan Adam barusan.
"Shit! Dasar Adam sableng!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Swish
Short StoryLavena Radin Bramasta "Kata orang... Adam itu misterius... Dan kejam... Namanya aja gak sesuai dengan sikapnya. Tapi gue sayang Adam, dan gue takut Adam gak sayang gue" Adam Shafiq Malik "Kata orang... Vena itu anaknya hiperaktif... Petakilan... Tap...