Setelah pengakuan gila Samudra, kini hubungan Vena dan Samudra sedikit meregang. Vena yang berusaha mengindari Samudra, tapi Samudra malah terus mengejar Vena.
Vena duduk diatas jok motor Adam, dia menunggu Adam yang tengah buang air kecil ditoilet sekolah. Karena merasa bosan, Vena memilih untuk berjalan-jalan sebentar.
"Kok lama ya?" Gumam Vena. Karena merasa penasaran, Vena memutuskan untuk mengecek area sekitar toilet cowok. Sepi, tapi ada yang aneh. Suara dobrakan pintu memancing rasa penasaran Vena, dia segera bersembunyi dibalik tembok.
"Gue gak bisa, Tar! Gue gak suka sama lo!" Sentak Adam.
"Bohong! Lo sebenernya sukakan sama gue! Gara-gara si Vena, lo jadi ninggalin gue!"
"Kita gak pernah deket! Lo terlalu terobsesi sama gue! Lo terlalu fanatik!"
"Gue terpaksa ngelakuin ini,"
Adu mulut itu berakhir saat perempuan yang beradu mulut dengan Adam, mencium Adam secara paksa tepat dibibirnya. Sontak itu membuat jantung Vena seperti berhenti berdetak.
"ADAM!" teriak Vena yang sukses membuat ciuman itu lepas. Vena sudah tidak dapat menahan air matanya lagi, "I hate you!" Setelah berucap itu, Vena berlari meninggalkan Adam.
"See?! Lo sukses bikin gue didepan mata dia sebagai cowok brengsek! Jalang lo!" Dan Adam segera menyusul Vena. Walaupun langkah Adam panjang, tetap saja dirinya tidak menemukan Vena.
Di lain tempat.
"Gue benci lo! Gue benci lo, Dam!"
"Jangan kayak gitu, itu bukan sepenuhnya salah Adam"
Jujur, untuk saat ini Vena tidak mau bertemu dengan Adam. Tidak sekarang atau besok, sebelum luka ini kering.
🍰🍰🍰
KAMU SEDANG MEMBACA
Swish
Short StoryLavena Radin Bramasta "Kata orang... Adam itu misterius... Dan kejam... Namanya aja gak sesuai dengan sikapnya. Tapi gue sayang Adam, dan gue takut Adam gak sayang gue" Adam Shafiq Malik "Kata orang... Vena itu anaknya hiperaktif... Petakilan... Tap...