Adam memarkir motornya dipekarangan rumah bercat cream. Setelah melepas helm fullfacenya, Adam segera berjalan kearah pintu utama dan memencet bel sekali. Tidak ada respon dari pemilik rumah, Adam memencet bel sekali lagi tapi ditekan cukup lama.
"Sabarrr, Adam!" Pekik pemilik rumah yang baru saja membuka pintu.
Dan menunjukan senyum miteriusnya, Adam langsung menyelonong masuk kedalam tanpa pemilik rumah persilahkan.
"Lo ngapain?! Keluar Dam!" Sentak Vena. Tapi Adam masa bodo, dia memilih menjatuhkan tubuhnya diatas sofa.
Vena tidak habis pikir dengan sikap Adam yang semena-mena dan kejam pada dirinya saja. Akhirnya Vena mengambil tempat disamping Adam.
"Maksud lo apa? Dateng kerumah orang bukannya salam, malah nyelonong masuk aja" gerutu Vena.
Adam hanya melirik sekilas dan kembali membuang pandangan kearah tembok dihadapannya. Entah kenapa Vena mendengar deru nafas Adam, sepertinya Adam sedang ada masalah. Masalah apa lagi?
"Dam? Lo baik-baik ajakan?" Tanya Vena dengan nada yang lembut. Adam mengalihkan padangan ke Vena, manik mata itu, milik Vena yang membuat diri Adam seperti mendapatkan kenyamanan yang telah lama hilang.
"Mau berbagi cerita sama gue? Siapa tau gue bisa bantu lo" tawar Vena yang sebenarnya dirinya juga sedikit takut.
"Eh bentar! Lo dapat alamat rumah gue darimana?!" Tanya Vena yang baru saja menyadari itu.
"Data kesiswaan,"
"Tunggu, lo liat biodata gue? Berarti lo jug---"
"Ya, selamat ulang tau yang ke-17 Ven"
🍰🍰🍰
KAMU SEDANG MEMBACA
Swish
Short StoryLavena Radin Bramasta "Kata orang... Adam itu misterius... Dan kejam... Namanya aja gak sesuai dengan sikapnya. Tapi gue sayang Adam, dan gue takut Adam gak sayang gue" Adam Shafiq Malik "Kata orang... Vena itu anaknya hiperaktif... Petakilan... Tap...